Stok sumber daya ikan demersal

84 Sumatera Utara, yaitu berupa bangunan jermal dari kayu gelondongan ukuran besar. Gambar 18 menyajikan hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan f-optimum untuk ikan demersal di perairan Kabupaten Belitung. Gambar 18 Hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan F Optimum untuk ikan demersal di perairan Kabupaten Belitung Berdasarkan Gambar 18, potensi maksimum lestari Maximum Sustainable YieldMSY ikan demersal di Kabupaten Belitung sekitar 10671,05 ton setiap tahunnya, sedangkan upaya penangkapannya yang optimum F opt sekitar 985256 unit. Nilai MSY dan F Optimum tersebut perlu dijadikan acuan dalam mengukur tingkat produksi dan upaya penangkapan ikan demersal yang dilakukan di Kabupaten Belitung. Bila perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap ikan demersal lihat Gambar 19 selama ini belum baik di Kabupaten Belitung, maka dengan acuan MSY dan F Optimum tersebut tentu dapat diperbaiki. Produksi tahunan rata-rata ikan demersal di Kabupaten Belitung selama 10 tahun terakhir mencapai sekitar 5335,29 ton Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung, 2008, dan ternyata produksi ini masih jauh di bawah potensi maksimum lestari, dimana hingga saat ini tingkat pemanfaatannya baru mencapai 49,58 . Kondisi ini menunjukkan bahwa stok sumber daya ikan demersal di Kabupaten Belitung dapat dikatakan memadai untuk mendukung pengembangan perikanan terpadu di Kabupaten Belitung. MSY=10671.05 ton 2001 2002 2000 2005 2008 2009 2004 2007 2006 2003 F Opt=985256 trip 2000 4000 6000 8000 10000 12000 250000 500000 750000 1000000 1250000 1500000 1750000 2000000 Upaya Penangkapan trip P roduk s i ton 85 Gambar 19 Perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap ikan demersal di Kabupaten Belitung Gambar 20 menyajikan hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan demersal di perairan Kabupaten Belitung. Slope kemiringan hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan demersal sangat landai yaitu dengan nilai sekitar -0,00000001. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan hasil tangkapan akan kecil kemungkinan untuk terjadi, meskipun pemanfaatan sumber daya ikan demersal melalui kegiatan penangkapan dilakukan lebih intensif lagi. Lampiran 22 menyajikan hasil analisis lengkap terkait produksi, upaya penangkapan, CPUE dan MSY sumber daya ikan demersal di Kabupaten Belitung. Gambar 20 Hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan demersal di perairan Kabupaten Belitung Y = -0.00000001X+0.02184 86

4.5 Stok Sumber daya Udang dan Biota Laut Non Ikan

Sumber daya udang dan biota laut non ikan juga termasuk komoditas unggulan atau yang diandalkan di Kabupaten Belitung. Sumber daya ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga bila dimanfaatkan secara optimal dengan teknik yang tepat dapat memberikan banyak manfaat, terutama bagi kehidupan nelayan di Kabupaten Belitung. Sumber daya udang dan biota laut non ikan yang biasanya ditangkap oleh nelayan di Kabupaten Belitung umumnya terdiri dari udang putih, udang barong, udang lainnya, rajungan, dan cumi-cumi. Udang putih, rajungan, cumi merupakan komoditas biota laut non ikan andalan di Kabupaten Belitung, dimana nilai produksinya pada tahun 2008, yaitu masing-masing bernilai Rp 27.906.060.000, Rp 55.120.400.000, dan Rp 19.013.100.000. Penangkapan sumber daya ini di lokasi penelitian, biasanya menggunakan pukat udang dan trammel net. Selama ini, kegiatan penangkapan udang dan biota laut non ikan ini cukup banyak di lokasi penelitian, namun masih kalah besar bila dibandingkan dengan kegiatan penangkapan ikan pelagis kecil dan ikan demersal. Penangkapan udang dan biota laut non ikan umumnya dilakukan oleh nelayan lokal, dan beberapa diantaranya mempunyai jaringan dengan restoran Sea Food yang terdapat di Kabupaten Belitung, Bangka maupun Batam. Gambar 21 Hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan F Optimum untuk udang dan biota laut non ikan di perairan Kabupaten Belitung MSY=2102.80 trip MSY =2390.13 ton 2001 2002 2000 2005 2008 2009 2004 2007 2006 2003 F Opt=21022 trip 500 1000 1500 2000 2500 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 Upaya Penangkapan trip P roduk s i ton 87 Gambar 21 menyajikan hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan f-optimum untuk udang dan biota laut non ikan di perairan Kabupaten Belitung. Berdasarkan Gambar 21, potensi maksimum lestari Maximum Sustainable YieldMSY sumber daya udang dan biota laut non ikan di Kabupaten Belitung sekitar 2102,80 ton setiap tahunnya, sedangkan upaya penangkapan yang optimum F opt sekitar 21022 unit. Lampiran 30 menyajikan hasil analisis lengkap terkait produksi, upaya penangkapan, CPUE dan MSY sumber daya udang dan biota laut non ikan di Kabupaten Belitung. Nilai MSY dan F Optimum tersebut dapat menjadi acuan dalam pengendalian produksi udang dan biota laut non ikan di perairan Kabupaten Belitung, sehingga pemanfaatan potensi perikanan jenis ini dapat berkelanjutan hingga ke generasi yang akan datang. Gambar 22 menyajikan perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap udang dan biota laut di Kabupaten Belitung yang perlu dikendalikan menggunakan kedua acuan tersebut. Berdasarkan Gambar 22, upaya penangkapan yang menggunakan pukat udang udang meningkat tajam dari tahun ke tahun, sementara hasil tangkapan produksi yang didapat tetap rendah. Menurut Monintja 2005, kondisi seperti ini perlu dikaji lanjut apakah disebabkan oleh tingkat pemanfaatan yang sudah berlebihan atau alat tangkapnya yang dinilai tidak layak di lokasi tersebut. Gambar 22 Perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap udang dan biota laut non ikan di Kabupaten Belitung