Ruang lingkup kebijakan Kebijakan Perikanan

38 1 Studi-studi isi kebijakan studies of policy content. Maksud studi ini adalah menggambarkan dan menjelaskan asal mula serta perkembangan kebijakan. 2 Studi-studi tentang proses kebijakan yang lebih mengutarakan tahap-tahap yang harus dilalui oleh isu kebijakan pemerintah sebelumnya dengan menilai pengaruh dari usaha-usaha yang dilakukan dari berbagai faktor terhadap perkembangan isu. 3 Studi mengenai output kebijakan studies of policy output pada umumnya mengeluarkan tingkat biaya yang berbeda pada setiap daerah. 4 Studi-studi evaluasi evaluation studies batas-batas antara analisis untuk melihat kebijakan dampak dari suatu kebijakan terhadap kelompok sasaran. 5 informasi untuk pembuatan kebijakan information for policy making, maksudnya adalah penyusunan dan pengumpulan data guna membantu pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan. 6 Proses nasehat process advocacy, yaitu proses penasehatan yang tercermin dalam berbagai upaya yang dilakukan untuk menyempurnakan mesin pemerintahan melalui relokasi tupoksi guna menetapkan landasan pemilihan kebijakan. 7 Nasehat kebijakan policy advocacy, merupakan kegiatan yang melibatkan analisis dalam pemilihan alternatif yang terdesak dalam proses kebijakan, baik secara perorangan maupun kelompokkerjasama.

2.6.2 Kebijakan pengembangan perikanan

Pengembangan perikanan merupakan suatu proses atau kegiatan manusia untuk meningkatkan produksi di bidang perikanan dan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan melalui penerapan teknologi yang lebih baik Bahari, 1989. Apabila pengembangan perikanan, dari produksi, pasca panen penanganan dan pengolahan hasil, sampai pemasaran dikerjakan secara profesional dan berbasis iptek, maka keunggulan komparatif yang dimiliki perikanan akan menjelma menjadi keunggulan kompetitif yang merupakan aset utama bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Keunggulan kompetitif perikanan ini akan 39 terwujud apabila lingkungan bisnisnya yang meliputi kebijakan fiskal dan moneter, prasarana dan sarana, sistem hukum dan kelembagaan, serta sumber daya manusia dan iptek, bersifat kondusif bagi tumbuh suburnya usaha perikanan secara efisien, produktif dan berdaya saing tinggi Dahuri, 2002. Bila dilihat dari segi ekologis, kebijakan pengembangan perikanan saat ini kurang memperhatikan kelanjutan sumber daya perikanan itu sendiri. Selama ini banyak orang menilai masalah Kelautan dan Perikanan adalah masalah investasi dan promosi, sehingga seolah dengan investasi dan promosi besar-besaran sektor kelautan dan perikanan akan mengalami kemajuan. Mengingat dimensi sektor kelautan dan perikanan tidak semata masalah ekonomi, tetapi juga menyangkut ekologi, sosial budaya dan bahkan politik, maka selain promosi juga diperlukan regulasi, seperti kebijakan pengelolaan sumberdaya fisheries management yang memungkinkan seluruh dimensi itu tersentuh Arif Satria,2004. Kebijakan pengembangan perikanan dalam rangka pemanfaatan sebagaimana yang diharapkan, maka yang pertama harus dilakukan adalah