Kondisi Produksi Ikan PENDAHULUAN
75 Tabel 4 menyajikan jumlah produksi ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil,
ikan demersal, udang dan biota laut non ikan yang menggunakan alat-alat tangkap tersebut selama periode tahun 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung.
Tabel 4 Jumlah produksi ikan selama periode tahun 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung
Tahun Ikan Pelagis
Besar ton Ikan Pelagis
Kecil ton Ikan
Demersal ton
Udang dan Biota Laut
Non Ikan ton
2000 5951.90
4959.00 4553.20
538.40 2001
8235.22 4597.90
4656.10 776.40
2002 8919.72
5764.80 4350.10
683.70 2003
8919.60 5296.30
5032.90 888.60
2004 9071.20
4428.50 5287.60
1002.30 2005
10687.28 5470.00
5623.90 1125.50
2006 10987.00
5926.00 5376.80
809.40 2007
10939.90 6714.40
6090.20 826.50
2008 9857.82
6394.80 6366.80
595.30 2009
7051.00 6582.60
6015.30 815.80
Sumber : Olahan data 2010
Berdasarkan Tabel 4, secara umum di Kabupaten Belitung, produksi ikan pelagis besar lebih tinggi daripada produksi ikan pelagis kecil, ikan demersal,
maupun udang dan biota laut non ikan. Produksi ikan pelagis besar tertinggi terjadi pada tahun 2005, 2006, dan 2007, yaitu berturut-turut mencapai 10687,28
ton; 10987,00 ton; dan 10939,90 ton. Peningkatan ini terjadi karena aktivitas penangkapan yang cukup tinggi pada tahun-tahun tersebut, disamping terjadi
migrasi ikan yang cukup banyak di lokasi tersebut, sehingga hasil tangkapan nelayan lebih baik. Gambar 11 menunjukkan trend upaya penangkapan gabungan
effort-gabungan selama periode tahun 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung.
76
0.00 500000.00
1000000.00 1500000.00
2000000.00 2500000.00
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun
U p
aya P en
an g
kap an
u n
it
Ikan Pelagis Kecil Ikan Pelagis Besar
Ikan Demersal Udang dan Biota Laut Non Ikan
Gambar 11 Trend upaya penangkapan gabungan effort-gabungan selama periode tahun 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung
Produksi ikan pelagis kecil dan ikan demersal relatif berimbang selama periode tahun 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung. Produksi tertinggi untuk ikan
pelagis kecil terjadi pada tahun 2007, yaitu sekitar 6714,40 ton, dan produksi terendah terjadi pada tahun 2004, yaitu sekitar 4428,50 ton. Produksi ikan
demersal pada tahun 2007 dan tahun 2008 termasuk paling tinggi, yaitu masing- masing mencapai 6090,20 ton dan 6366,80 ton, dan produksi terendahnya terjadi
pada tahun 2004, yaitu sekitar 4350,10 ton. Bila dihubungkan dengan trend upaya penangkapannya Gambar 11, maka upaya penangkapan ikan demersal lebih
tinggi dan meningkat sangat tajam, upaya penangkapan ikan pelagis kecil lebih stabil dan cukup kecil. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1 potensi ikan demersal lebih kecil daripada potensi ikan pelagis kecil sehingga dengan upaya penangkapan yang lebih tinggi, jumlah hasil tangkapannya juga
tidak meningkat lebih baik, 2 produktivitas penangkapan ikan demersal secara umum tidak lebih baik daripada penangkapan ikan pelagis kecil, sehingga tidak
bisa meningkatkan hasil tangkapan meskipun upayanya ditingkatkan. Produksi udang dan biota laut non ikan termasuk paling rendah di
Kabupaten Belitung. Hal ini wajar karena sumber daya ini umumnya lebih sedikit penyebarannya di perairan. Fluktuasi produksi udang dan biota laut non ikan ini
tidak begitu besar di Kabupaten Belitung, dimana produksi paling tinggi terjadi
tr ip
77 pada tahun 2004 dan 2005, yaitu masing-masing 1002,30 ton dan 1125,50 ton.
Sedangkan produksinya yang termasuk rendah terjadi pada tahun 2000 dan 2008, yaitu masing-masing 538,40 ton dan 595,30 ton. Bila jumlah produksi ini
dihubungkan dengan upaya penangkapannya, maka akan tampak bahwa upaya penangkapan yang cenderung naik Gambar 11 tidak menyebabkan kenaikan
pada jumlah produksi udang dan biota laut non ikan lainnya di Kabupaten Belitung. Apakah ini merupakan indikasi dari overfishing atau ada penyebab
lainnya, pembahasan terkait stok akan menjelaskan kondisi potensi maksimum lestari dan tingkat pemanfaatan sumber daya udang dan biota laut non ikan
tersebut. Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah teknologi penangkapan udang dan biota laut non ikan yang tidak berkembang dengan baik, sehingga
produktivitas penangkapan rendah dan bahkan cenderung turun, seiring bertambahnya umur alat tangkap. Selama ini, pukat udang dan trammel net
merupakan alat tangkap yang banyak diandalkan oleh nelayan di Kabupaten Belitung, dan dapat menyebabkan penurunan produktivitas bila tidak dirawat
dengan baik, apalagi misalnya dengan alasan ketidak-adaan biaya. Terkait dengan ini, maka pembinaan perlu terus diberikan kepada nelayan tersebut terutama
dalam introduksi teknologi penangkapan dan pendugaan daerah penangkapan yang lebih baik.