KESIMPULAN DAN SARAN A.

xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Kelas Eksperimen Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Kelas Kontrol Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Lampiran 7 : Lembar Uji Validasi Lampiran 8 : Lembar Penilaian Sikap Berbicara Siswa Lampiran 9 : Lembar Observasi Guru Lampiran 10 : Lembar Observasi Siswa Lampiran 11 : Daftar Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 12 : Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 13 : Transkip Rekaman Keterampilan Berbicara Pretest Lampiran 14 : Transkip Rekaman Keterampilan Berbicara Posttest Lampiran 15 : Lembar Uji Referensi 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia untuk dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi manusia bisa melalui tulisan maupun lisan. Bahasa bagi siswa memiliki peran penting terhadap keberhasilan akademiknya. Agar siswa berhasil dalam akademik seorang siswa harus menguasai bahasa tulisan dan lisan. Untuk dapat memahami penjelasan dari guru dan memahami materi yang ada di buku cetak dibutuhkan pemahaman bahasa yang baik. Bagi siswa sekolah dasar fungsi belajar bahasa adalah untuk melatih siswa dalam menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara baik dan benar. Cakapnya seseorang dalam berbahasa menunjukkan kematangan dalam kognitif dan sosialnya. Artinya perkembangan bahasa seseorang dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan interaksi seseorang dengan lingkungannya. Untuk bisa mengembangkan bahasa siswa maka diperlukan latihan dan keseimbangan dalam mengajarkan bahasa. Di dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 telah dirancang pembelajaran bahasa yang bisa mengembangkan bahasa siswa. Terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus diajarkan pada tingkat MISD, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan berbahasa tersebut harus diajarkan secara seimbang sebab dalam hal tersebut dapat mengembangkan bahasa siswa. Pada sekolah dasar pembelajaran keterampilan berbahasa belum masuk dalam tingkatan memahami dan menggunakan bahasa tetapi masih dalam tingkatan melatih siswa dalam memahami dan menggunakan bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran bahasa terutama bahasa Indonesia di kelas sangat penting untuk dipelajari. Namun nyatanya pembelajaran bahasa Indonesia belum mengembangkan empat keterampilan secara seimbang. Bila keempat keterampilan tidak diajarkan secara seimbang maka akan menyebabkan siswa tidak berkembang bahasanya. Selain itu, siswa di sekolah lebih banyak diajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, dan menulis. Pada saat guru mengajarkan keterampilan menyimak siswa biasanya hanya mendengarkan cerita, dongeng, puisi, berita, dan pengumuman yang disampaikan oleh guru kemudian menjawab pertanyaan yang dibuat oleh guru, pertanyaan yang diberikan berdasarkan cerita yang disampaikan oleh guru. Selain itu, saat memberikan pembelajaran berupa keterampilan membaca, siswa diminta membaca cerita, puisi, teks panjang, percakapan kemudian membuat intisari dari cerita yang disampaikan, dan saat pembelajaran keterampilan menulis siswa diminta untuk menuliskan cerita, laporan, ringkasan, informasi dan sebagainya dengan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia sehingga menjadi tulisan yang rapi dan dimengerti isinya. Sedangkan untuk pembelajaran keterampilan berbicara siswa diajarkan dengan menyimak, membaca, dan menulis. Contoh dalam pembelajaran keterampilan berbicara dalam materi bercerita siswa diberikan pembelajaran bukan dengan menyampaikan cerita melainkan menyimak dan menulis. Padahal banyak materi yang bisa dipraktikan untuk melatih keterampilan berbicara, misalnya deklamasi puisi, berpidato, wawancara, dan sebagainya. Karena jarangnya keterampilan berbicara dipraktikan di kelas sehingga menyebabkan siswa terbata-bata dalam berbicara, kurang berani mengungkapkan gagasannya, kurang berani dalam berbicara di depan kelas, kurang percaya diri saat mengungkapkan gagasan dan ceritanya. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang berkembang kosakatanya dan saat bercerita atau mengungkapkan gagasannya kurang runtut. Untuk itu, keterampilan berbicara ini perlu diajarkan dengan serius sebab komunikasi yang lebih banyak digunakan oleh manusia adalah komunikasi lisan. Dalam pelajaran bahasa Indonesia perlu diajarkan cara berbicara yang sesuai dengan kaidah berbahasa selain itu juga perlu diajarkan sikap dalam berbicara. Hal ini bertujuan agar ketika siswa percaya diri dan saat menyampaikan sesuatu kepada orang lain dapat tersampaikan dengan jelas dan mudah dipahami sehingga akan menghasilkan feedback yang baik dan jelas pula. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka perlu ditemukan solusinya. Salah satu solusinya adalah melatih keterampilan berbicara siswa dengan memilih pendekatan yang tepat. Pendekatan yang digunakan haruslah yang mampu mengembangkan kognitif siswa, melatih kemampuan berbicara siswa, melatih sikap berbicara siswa, melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan pembelajaran yang konkret bagi siswa sehingga siswa mudah untuk berbicara terutama bercerita kepada orang lain. Untuk itu, peneliti memberikan solusi dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning dalam melatih keterampilan berbicara siswa. Pendekatan tersebut menurut peneliti dapat membuat siswa mau menyampaikan gagasan dan ceritanya. Karena pendekatan tersebut sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar yang masih berpikiran konkret. Selain itu dengan menggunakan pendekatan tersebut dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran sebab siswa sendiri yang akan mengkonstruksi sendiri cerita atau informasi yang akan disampaikan sehingga siswa akan mudah menyampaikan ceritanya kepada orang lain dan mampu melatih sikap berbicara siswa. Dengan pendekatan yang tepat akan membuat pembelajaran terasa menyenangkan bagi siswa, siswa juga bisa menyalurkan segala daya yang ada pada dirinya sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Dari penjabaran di atas menunjukkan bahwa keterampilan berbicara yang baik dapat dihasilkan dari pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajarannya. Hal ini mendasari peneliti untuk meneliti tentang apakah terdapat pengaruh dengan penggunaan pendekatan contextual teaching and learning terhadap keterampilan berbicara siswa kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat diidentifikasi masalah yang terjadi adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran teacher oriented dalam pembelajaran yang kurang tepat untuk keterampilan berbicara. 2. Siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. 3. Kurang pelatihan berbicara di kelas. 4. Siswa kurang runtut dalam bercerita. 5. Siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan gagasan dan ceritanya. 6. Siswa terbata-bata dalam berbicara. 7. Siswa kurang mengembangkan kosakata saat berbicara.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi pokok permasalahan pada: 1. Objek penelitian adalah siswa-siswi kelas III semester ganjil MI Pembangunan UIN Jakarta. 2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning menggunakan teori Elaine B. Johnson yang menyatakan bahwa CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek- subjek akademik dalam konteks kehidupan keseharian mereka, yaitu dalam konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.. 3. Materi pembelajaran dibatasi hanya pada materi bercerita pengalaman yang mengesankan. 4. Keterampilan berbicara menyangkut kemampuan berbicara dengan kalimat yang runtut dan mudah dipahami.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti menemukan permasalahan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning terhadap keterampilan berbicara siswa kelas III di MI Pembangunan UIN Jakarta ?”

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Penerapan metode snowball throwing dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta

2 10 164

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada sistem pernapasan manusia

1 38 151

Pengaruh penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap motivasi belajar PAI siswa di SMPN 250 Jakarta

2 8 150

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap keterampilan menulis surat pada siswa kelas iv SDN Cikarang Kota 04

0 9 0

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD

0 4 15

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas

0 3 11

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI.

0 5 47