disampaikan
Rasa Kepemimpinan
Siswa mampu mengatur dan mengarahkan
pendengar agar berkonsentrasi terhadap
cerita yang disampaikan
3. Rasa Komunikasi
Siswa komunikatif saat bercerita
Rasa Percaya diri
Siswa percaya diri, tidak gugup saat bercerita dan
yakin dengan cerita yang disampaikan
Rasa Kepemimpinan
Siswa mampu mengatur dan mengarahkan
pendengar agar berkonsentrasi terhadap
cerita yang disampaikan
Kriteria dan Skor:
ST = Sudah Terlihat 5
T = Terlihat 4
CT = Cukup Terlihat 3
KT = Kurang Terlihat 2
TT = Tidak Terlihat 1
Skor Maksimal = 25 Skor =
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
8
Teknik analisis data dalam penelitian ini
dengan menggunakan statistik.
Pengujian penelitian ini menggunakan pendekatan uji-t yang memerlukan beberapa syarat, yaitu purposive sampling, data interval,
populasi berdistribusi normal dan kesamaan variansi. Dengan demikian sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t perlu dilakukan uji
prasyarat terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas selanjutnya dilakukan hipotesis penelitian.
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bentuk distribusi data sampel apakah data yang diperoleh dalam penelitian normal atau tidak
normal. Perhitungan pada penelitian ini menggunakan SPSS Statistic 22 dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
a
Lilliefors Significance Correction. Kriteria adalah signifikan untuk dua hasil perhitungan lebih
besar dari 0,05 berarti berdistribusi normal.
9
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data yng diperoleh dari hasil penelitian apakah homogen sama atau tidak. Uji homogenitas
bisa dilakukan setelah data normalitas terpenuhi artinya distribusi data harus normal.
Perhitungan pada penelitian ini menggunakan SPSS Statistic 22. Uji ini digunakan sebagai prasyarat test of homogeneity variances. Untuk
uji homogenitas menggunakan uji levenet. Kriterianya adalah signfikan untuk uji dua sisi jika hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 berarti
variansi pada setiap kelompok sama homogen.
10
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2010, cet. 10, h. 210.
9
Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis, Yogyakarta: Andi, 2014, h. 74.
10
Ibid, h. 88.
G. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan homogen, apabila data populasi berdistribusi normal dan
populasi berdistribusi homogen maka dilakukan hipotesis dengan uji-t. Perhitungan pada penelitian ini menggunakan SPSS Statistic 22.
Uji ini dilakukan dari dua sampel yang berpasangan paired. Sampel berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang
sama namun mendapatkan perlakukan yang berbeda seperti subjek A mendapat perlakuan eksperimen, kemudian subjek B mendapat perlakuan
konvensional. Pengujian yang dilakukan sebelum analisis Paired-Samples T Test,
yaitu uji asumsi varian kemudian dilakukan uji levene’s, yaitu untuk
mengetahui apakah varian sama atau berbeda. Setelah uji asumsi varian kemudian dilakukan uji Paired-Samples T Test, untuk mengambil keputusan
dapa dilihat setelah dilakukan analisa data, yaitu: Jika signifikan 0,05, maka H
diterima Jika signifikan 0,05, maka H
ditolak Taraf signifikan uji sampel bebas Paired-Samples T Test adalah 0,05
sedangkan convidence interval 95. Uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata
secara signifikan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampelnya. Populasi yang diuji adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol
dari skor hasil posttest. Adapun hipotesis yang akan diuji sebagai berikut: H
1
: nilai rata-rata eksperimen nilai rata-rata kontrol Artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap
rata-rata keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning. Interpretasi hasil signifikannya sebagai
berikut: Probabilitas : dibawah 0,05 maka hasilnya signifikan
Probabilitas : diatas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan
Nilai rata-rata dua kelompok signifikansi 2-tailed di bawah 0,05 maka hasilnya signifikan atau hipotesis diterima, sebaliknya bila signifikansi
2-tailed lebih tinggi dari probabilitas di atas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan atau hipotesis ditolak.
11
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis stastistik yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
H :
H
1
: Keterangan:
: nilai rata-rata keterampilan berbicara dengan menggunakan pendekatan CTL.
: nilai rata-rata keterampilan berbicara tanpa menggunakan pendekatan CTL.
H : nilai rata-rata keterampilan berbicara dengan menggunakan pendekatan
CTL sama dengan nilai rata-rata keterampilan berbicara yang tanpa menggunakan pendekatan CTL.
H
1
: nilai rata-rata keterampilan berbicara dengan menggunakan pendekatan CTL lebih besar dari nilai rata-rata keterampilan berbicara tanpa
menggunakan pendekatan CTL.
11
Lulu Apriyanti, “Pengaruh Pendekaan Terpadu Model Connected Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Cinangka 02 Depok”, Skripsi pada Program S1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, h. 42-45.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Lokasi Sekolah
MI Pembangunan UIN Jakarta terletak di Jl. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Jakarta Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan.
2. Visi dan Misi
Visi: “Menjadikan Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah terdepan dalam pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan
mengapresiasikan potensi-potensi anak serta perkembangan era globalisasi.
Misi: a.
Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan beriman, bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki
keunggulan-keunggulan komparatif. b.
Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terdapat keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan
jasmani siswa, dan dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat serta sehat.
c. Senantiasa melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada
pembinaan ke-Islaman, sains dan teknologi serta apresitatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian
Indonesia. d.
Senantiasa melakukan pembinaan tenaga kependidikan baik dalam aspek keilmuan, skill keguruan serta dalam komunikasi global.
e. Melengkapi sarana sumber belajar yang dapat memberi kesempatan
pada siswa-siswi untuk dapat belajar seluas-luasnya, sehingga sekolah benar-benar berfungsi sebagai Center for Learning.