Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
memahami isi cerita, mengetahui informasi berupa nama tokoh, tempat terjadinya cerita, waktu terjadinya cerita yang terdapat di dalam cerita,
dan menyampaikan kembali isi cerita dengan berurutan serta mudah dipahami oleh siswa lainnya karena cerita yang disampaikan oleh
temannya dan cerita yang dibaca merupakan cerita yang pernah mereka alami sendiri.
Dalam pendekatan CTL menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajarannya hal ini sesuai dengan yang terjadi pada
kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan pendekatan tersebut, pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dan siswa antusias
mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu pendekatan CTL menuntut terciptanya masyarakat belajar, hal ini juga sesuai dengan proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen. Saat berkelompok membuat siswa bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan dan
siswa sendiri yang memberitahu temannya agar tertib dalam belajar dan tidak mengganggu kelompok lain karena ada sanksi yang akan diberikan
berupa pengurangan bintang kelompok. Hal ini juga menciptakan komunikasi antara teman yang satu dengan lainnya.
Komponen pendekatan CTL salah satunya adalah inkuiri, yaitu proses pembelajaran pencarian dan penemuan melalui proses berpikir
secara sistematis. Dalam penelitian ini, saat peneliti mengamati proses pembelajaran kegiatan inikuiri ini memang terjadi di lapangan. Siswa
mencari sendiri informasi yang terdapat di dalam cerita melalui bacaan ataupun cerita dari siswa lainnya. Selain itu komponen pendekatan CTL
yang terjadi di lapangan adalah bertanya, dengan kegiatan ini siswa menjadi kritis terbukti saat materi pembelajaran mengenai contoh
pengalaman yang mengesankan siswa bertanya kepada guru. Apakah contoh salah memanggil siswa lain termasuk ke dalm pengalaman yang
menyedihkan atau menyenangkan? Dari pertanyaan tersebut siswa menjadi tahu bahwa pengalaman yang mengesankan tidak hanya
mengenai pengalaman menyenangkan maupun menyedihkan tetapi juga
ada pengalaman yang memalukan. Siswa sendiri yang mengetahui tentang hal tersebut. Komponen yang terjadi di lapangan adalah
pemodelan, yaitu proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Siswa mampu bercerita
dengan baik saat pengambilan nilai posttest sehingga mendapatkan nilai KKM dan di atas KKM karena siswa melihat cara temannya bercerita,
guru bercerita di kelas, dan bacaan yang dibaca siswa sehingga tiga hal tersebut menjadi model yang membuat siswa meniru yang menyebabkan
nilai posttest lebih bagus dibanding nilai pretest. Selain itu komponen pendekatan CTL refleksi membuat siswa
yang pada awal pembelajaran belum mengetahui cara menyusun cerita dan menyampaikan cerita dengan runtut dan mudah dipahami. Setelah
diberikan perlakuan siswa menjadi tahu cara menyusun cerita yang urut dan menyampaikannya dengan bahasa yang dipahami oleh orang yang
mendengarkannya dengan hal demikian siswa mampu mengetahui kesalahannya dan memperbaiki kesalahan tersebut serta menjadi
pengetahuan baru bagi siswa itu sendiri. Komponen yang membedakan pembelajaran konvensional dan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL berikutnya, yaitu penilaian otentik, yaitu proses pengumpulan berbagai data yang dapat
memberikan gambaran tentang perkembangan belajar siswa. Penilaian otentik dilakukan selama dan sesudah pembelajaran. Penilaian otentik
yang dilakukan adalah keterampilan berbicara yang kriteria dan aspek penilaiannya sudah ditentukan serta divalidasi oleh dosen ahli. Peneliti
mengamati saat menilai siswa diawal atau pretest, saat proses pembelajaran, dan menilai diakhir yaitu posttest terdapat perbedaan. Di
awal siswa kurang mampu menyampaikan cerita, isi cerita yang disampaikan kurang sesuai dengan tema dan ada beberapa siswa yang isi
ceritanya tidak sesuai dengan tema dengan pendekatan CTL siswa mampu menyampaikan cerita sesuai dengan tema yang mereka ingin
sampaikan. Selain itu, yang peneliti amati kemampuan siswa dalam