pernah dialami siswa. Sedangkan CTL disebut sebagai strategi dan metode bila sudah masuk dalam konteks penerapannya atau cara-cara
CTL diterapkan sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi siswa. Inti dari CTL adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
pembelajaran dan bermakna bagi siswa karena penerapannya melibatkan materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata siswa.
b. Latar Belakang CTL
Terbentuknya pembelajaran CTL dikarenakan adanya dua latar belakang yang menjadi alasan CTL hadir sebagai pendekatan dalam
mengajar di kelas, yaitu latar belakang filosofis dan psikologis.
Penjabarannya sebagai berikut:
1 Latar belakang filosofis
CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat kontrukstivisme yang digagas oleh Mark Baldwin dan dikembangkan oleh Jean
Piaget. Piaget berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang disebut dengan skema. Skema
terbentuk karena pengalaman. Skema berkembang dan sempurna saat dewasa. Proses penyempurnaan skema dilakukan
melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema sedangkan akomodasi adalah proses
mengubah skema yang sudah hingga terbentuk skema baru.
7
2 Latar belakang psikologis
Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka
dipandang dari sudut pandang psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar
terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi,
minat, motivasi, dan kemampuan atau pengalaman.
7
Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, Ciputat: UIN Press, 2015, h. 93-94.
Dari asumsi dan latar belakang yang mendasarinya terdapat beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar
dalam konteks CTL, yaitu belajar bukanlah menghafal tetapi mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman
mereka, belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas- lepas, belajar adalah proses pemecahan masalah, belajar adalah
proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks, dan belajar pada
hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.
8
Berdasarkan hal tersebut maka CTL ini sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu tentang keterampilan
berbicara mengenai materi menceritakan pengalaman yang mengesankan berupa pengalaman yang menyenangkan dan
menyedihkan. Jadi siswa dapat menyusun sendiri cerita yang mereka akan sampaikan dengan begitu anak mengkonstruk
sendiri dan berpikir sebelum menyampaikan cerita agar cerita tersebut mudah dipahami oleh orang lain sehingga siswa dapat
dikatakan belajar berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
c. Komponen Pendekatan CTL
CTL memiliki 7 komponen yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Sebuah
kelas dikatakan menggunakan CTL jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Berikut 7 komponen
pendekatan CTL:
1 Konstruktivisme
Kontrukstivisme digagas oleh Mark Baldawin dan dikembangkan oleh Jean Piaget.
9
Esensi dari teori konstruktivis adalah
ide bahwa
siswa harus
menemukan dan
mentrasformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan
8
Wina Sanjaya, op. cit., h. 259-260.
9
Dindin Ridwanudin, op. cit., h. 93.