Tujuan Keterampilan Berbicara Keterampilan Berbicara

adalah pemahaman dan pemroduksian bunyi-bunyi lingual, seperti tekanan, nada, kesenyapan. 42 Komponen sintaktis menurut penguasaan sistem gramatikal. Tingkah laku sintaktis pada diri anak adalah pengenalan struktur ucapan dan pemroduksian kecepatan struktur ujaran. Komponen semantik berkaitan dengan penguasaan sistem makna, sedangkan produksinya berupa ujaran bermakna. Sedangkan komponen pragmatik menuntut anak adalah pemahaman terhadap implikasi sosial dari suatu ujaran. Produksinya berupa ujaran-ujaran yang sesuai dengan situasi sosial, situasi sosial ini berhubungan dengan: siapa yang berbicara, dengan siapa berbicara, apa yang dibicarakan, bagaimana membicarakan, kapan dan dimana dibicarakan, dan menggunakan media apa dalam membicarakan Hymes. 43 Faktor berbicara yang sudah dijabarkan oleh para ahli dapat digunakan oleh pendidik untuk mengembangkan keterampilan berbicara saat pembelajaran terutama pada usia MISD sudah mulai dilatih keterampilan berbicara. Dalam penelitian ini siswa dilatih menyampaikan ceritanya dengan kalimat yang runtut dan mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu, siswa juga dilatih cara atau sikap dalam berbicara berupa kelancaran dalam menyampaikan ceritanya yang dinilai sehingga diharapkan siswa tidak gagap dalam menyampaikan ceritanya. Semua faktor yang diajarkan untuk melatih siswa agar siswa menjadi pembicara yang terampil untuk itu pelatihan berbicara perlu diadakan secara berkesinambungan.

d. Hambatan dalam Kegiatan Berbicara

Rusmiati mengemukakan bahwa hambatan tersebut terdiri atas hambatan yang datangnya dari pembicara sendiri internal 42 Novi Resmini dan Dadan Juanda, op.cit., h. 53. 43 Ibid dan hambatan yang datang dari luar pembicara eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang muncul dari dalam diri pembicara. Hal-hal yang dapat menghambatnya sebagai berikut: 1 Ketidaksempurnaan alat ucap Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurna alat ucap akan mempengaruhi keefektifan dalam berbicara, pendengar akan salah menafsirkan maksud pembicara. 2 Penguasaan komponen kebahasaan Komponen kebahasaan meliputi: lafal dan intonasi, pilihan kata diksi, struktur bahasa, dan gaya bahasa. 3 Penggunaan komponen isi Komponen isi meliputi hal-hal berikut ini: hubungan isi dengan topik, struktur isi, kualitas isi, dan kuantitas isi. 4 Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental Seorang pembicara yang tidak menguasai komponen bahasa dan komponen isi tersebut di atas akan menghambat keefektifan berbicara. Selain itu hambatan eksternal dalam berbicara merupakan hambatan yang berasal dari luar diri pembicara. Hambatan eksternal meliputi: suara atau bunyi, kondisi ruangan, media, dan pengetahuan pendengar. 44 Dari penjabaran mengenai hambatan berbicara ini dapat diatasi dengan menyeimbangkan aspek keterampilan berbahasa, hal ini sesuai dengan pendapat Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, yang menyatakan bahwa salah satu upaya untuk mengoptimalkan perkembangan bahasa anak usia MISD dalam berkomunikasi lisan dan tulisan adalah dengan menyeimbangkan aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbicara meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, 44 Isah Cahyani dan Hodijah, op. cit., h. 63. tegur sapa, pengenalan benda, fungsi anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, berita, deklamasi, memberikan tanggapan, pendapatsaran, dan diskusi. 45 Pemerintah telah memfasilitasi untuk mengembangkan bahasa siswa dengan dibuatnya peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 yang merancang pembelajaran bahasa yang bisa mengembangkan bahasa siswa. Terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus diajarkan pada tingkat MISD, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Selain itu, pemerintah juga menetapkan jam pembelajaran bahasa untuk kelas bawah I sampai III selama 6 jam dalam seminggu sedangkan kelas tinggi IV sampai VI selama 5 jam dalam seminggu. 46 Dengan demikian guru diharapkan agar menerapkan aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah sehingga pembelajaran bahasa siswa bisa berjalan dan bahasa lisan dan tulisan siswa berkembang serta hambatan yang terjadi saat berbicara bisa diatasi dan dikurangi agar siswa bisa menjadi pembicara yang terampil di depan umum nantinya.

e. Sikap dalam Berbicara

Sikap yang baik tidak hanya dalam berinteraksi atau berperilaku dengan orang lain namun sikap yang baik juga harus dimiliki dalam berbicara. Dalam berbicara sikap yang harus diperhatikan adalah sikap mental. Sikap mental yang harus dibina oleh seorang pembicara saat berbicara, sebagai berikut: 1 Rasa komunikasi Dalam berbicara harus dapat menumbuhkan keakraban antara pembicara dan pendengar. Pembicara yang baik akan berusaha untuk menumbuhkan suasana komunikasi yang erat seperti 45 Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, op. cit., h. 219 46 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006, h. 8

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Penerapan metode snowball throwing dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta

2 10 164

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada sistem pernapasan manusia

1 38 151

Pengaruh penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap motivasi belajar PAI siswa di SMPN 250 Jakarta

2 8 150

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap keterampilan menulis surat pada siswa kelas iv SDN Cikarang Kota 04

0 9 0

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD

0 4 15

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas

0 3 11

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI.

0 5 47