Pergeseran Unit Kata Analisia Mikro Micro Shift Analisys

initiating speech. Dalam contoh 3 walaupun horas hanya merupakan sebuah ajektif, namun dilihat dari segi fungsinya dalam wacana, yaitu sebagai respon terhadapn pertanyaan Horas? Maka dapatlah dikatakan bahwa Horas merupakan sebuah kalimat, yaitu sebuah kalimat potensial, walupun statusnya memang dependen terhadap kalimat pertanyaannya. Identifikasi unit berdasarkan struktur internal menganggap bahwa suatu unit frasa misalnya adalah pembawa struktur tertentu yang berpola rangkaian elemen. Catford 1965 menilai kelas-kelas frasa yang penting adalah frasa verba yang beroperasi pada P di dalam struktur klausa, frasa nomina yang beroperasi pada A. Karena sebagian besar data penemuan makna berkonteks budaya muncul dalam bentuk frasa nomina.

4.2.1.2 Pergeseran Unit Kata

Dari paparan data ketiga teks terdapat satu pergeseran pada data teks cerita Nai Pandan dapat teridentifikasikan bahwa terjadi pergeseran pada kata jengga. Tek sumber Data 1 Madung pohom do au sude di haroromon Baru dope natuari ro boru ni tulangmu. Sian Banua Lumban Ginjang maridi Margujambur di Lubuk Parkatimbungan. Ro do halaki tuson akka mangarabar jengga dohot gao. Sanoli sataon do bisaona ro halaki “tuson”, ning ia. Terjemahan Aku mengerti semua maksud kedatanganmu. Baru kemarin anak paman dari Banua Lumban Ginjang mandi margujambur di Lubuk Parkatimbungan. Mereka datang dan mengambil gori serta pisang. dan setahun sekali mereka kemari. Universitas Sumatera Utara Penerjemah mengganti kata-kata tersebut dengan kata yang mirip dalam kebudayaan bahasa target Indonesia dan menerjemahkan pengertiannya sebagai gori, nangka, cempedak. Sebenarnya pada kata jengga kalau diterjemahkan tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, karena arti jengga dalam budaya Angkola adalah buah nangka yang yang kecil yang tidak menjadi nangka. Karena itu terjadi pergeseran pada kata jengga menjadi gori, nangka, cempedak. Terjemahan ini dapat dikatakan terjemahan sepadan tetapi maknanya tidak berkoresponden Berdasarkan paparan data ternyata variasi padanan memiliki tingkat kesepadan. Pergeseran terjadi dikarenakan perbedaan budaya. Dari ketiga teks kata budaya yang terekam yang tergolong dalam kelas Nomina N. Dari kelas Nomina pergeseran bentuk mengarah pada frasa Nomina FN. Frasa Nomina padanan muncul dalam kategori frasa yang memiliki struktur bervariasi mencakup IM, dan IQ. Secara deskriptif wujud pergeseran N menjadi FN. 1 N ----- FN: IM Dalam penerjemahan N bermakna budaya dalam bahasa sumber ke dalam bahasa target telah terjadi pergeseran menjadi FN yang memiliki struktur MI,hal ini terlihat pada sejumlah data. Berdasarkan struktur internalnya, pergeseran N menjadi FN terealisasi dalam dua struktur: a struktur FN minimal yang memiliki Universitas Sumatera Utara M sebagai pemodifikasi awal dan b struktur FN yang memiliki lebih dari satu pemodifikasi awal Mn... Pergeseren dapat dilihat pada sejumlah data yaitu pergeseran N menjadi FN: MI. TS 57 Ganjo Mabuk, on ma bayo na sian ngoluna di bagasan habetengan ni rohaBNH. 58 Bayo na ditudunia i pe, hohom, bia na lepe sajo cicungutna. BNH TT 57 Si Ganjo Mabuk , laki-laki yang sepanjang hidupnya orangnya garang. BNH 58 Laki-laki yang dituduh itu pun diam, loyo dan cemberut tidak berani berkata. BNH Dalam contoh di atas terlihat pergeseran N menjadi FN yang memiliki struktur internal MI. nomina Ganjo Mabuk berpadanan dengan FN Ganjo Mabuk sepanjang hidupnya. Ilustrasi tersebut menunjukkan pergeseran mengarah pada terbentuknya FN yang minimal karena masing-masing hanya memiliki satu M, Walaupun telah terjadi pergeseran unit dari kata menjadi frasa namun pergeseran tersebut masih memiliki karakteristik yang sama baik dalam bahasa sumber maupun dalam bahasa target karena berfungsi dan beroperasi pada slot yang sama, yakni S dan C pada tataran klausa dan I pada tataran frasa padanan. Perlu dicatat bahwa dalam contoh 58 makna definit tidak dinyatakan secara formal dengan penanda definit misalnya itu yang berpadanan dengan i tetapi makna definit pada contoh tersebut diidikasikan oleh perelatifan melalui klausa relatif. Universitas Sumatera Utara Penandaan N dalam data juga menunjukkan variasi struktur internal FN target. Sejumlah data memperlihatkan pergeseran formal N menjadi FN yang memiliki lebih dari satu elemen M dengan model N FN: Mn.. Mi I. Fenomena yang dapat dilihat dalam ilustrasi berikut: TS 59 Abiti pe leng hadang mai di abara i, jadi ulos hatiha modom, jadi gobak-gobak dipardalanan muda hatiha ngali ari, bisa muse gabe singgulu maroba soban. BVD 60 Toppana tar songon toppa ni jadi jadian. BVD 60 TT 59 Kain sarung tersampir di bahunya, jadi selimut diwaktu tidur, dan juga menjadi selimut di dalam perjalanan diwaktu hari dingin, dan saat membawa kayu bakar. BVN Raut mukanya seperti wajah jadi – jadian. BVD 61Bia ma he’ttong baenon, rupa madu sibat di na mardunia on do. Muda taradong di iba, kecet pe mur bahat. Na pola maralang-alang iba makkuling gogo di lopo-lopo. Bisa muse iba mandok sipaingot tu halak, on na tusi on na tuson , bope na so tutu nadidokkonan i, halak pe na bagi aha didokkon na manangihon kalak. Anggo hum na ditangihon, napola hatcit di lala. Tai muda batcing mata ni na mambegesa, nama murdangol dilala. Hohom kohom iba, didokkon iba si longas. Songon na didokkon halak Hutahut i, sip muap bau, makkuling muap et. Tarsongon ima si Tigor, sai hohom kohom. Saba sibaenon pe na sadia Marbola pe ia, nadilehen kalak. Tarpaksa ma ia sai 61 Apalah mau dikata rupanya sudah memang sifat dunia ini, kalau kehidupan kaya, komburpun kita pun banyak. Tidak segan-segan cerita dengan suara keras-keras. Bisa pula memberi nasehat kepada orang mengenai ini dan itu walaupun apa yang dibilang itu tidak benar, orang yang mendengarpun tak bilang apa-apa, tapi kalau kita miskin mau cerita kita tak mau orang mendengar. Kalau tak di dengar sakitnya tak seberapa, tapi kalau yang mendengar itu menatap kita dengan tajam sungguh sedih perasaan. Kita diam-diam dibilang orang si longas seperti apa yang di bilang orang Hutasuhut itu, diam salah, ngomong salah, semua serba salah. Begitulah si Tigor diam-diam saja, karena sawah Universitas Sumatera Utara kehe mai soban atco bisa manyambung ngolu. Anggo sabotulna, na mai soban on pe nanggo nataromo. Pas-pas mai i bisa manobusi dahanon dua tolu takar. Giot manggotti sattut pe maol. Tai benna so adong pengomoan nadong haimbaran, bia jo labuna. Holi-holi pe mapukpuk, na diomo so suada.BVD 62 “Marsapa ma jolo au tu ho bayo”, ning anakboru i, adong ke he bayo parkotang i lilu do ho?NPR 63 “ Paboa jadi”, ning si Sakkot, laho got mardalan tu sopo, ”nadong bako nai bako panakko.NPR 64 Namboru i manotnoi bohi ni parmaennia i mangaligi bagi tar bia parubahan ni muko i. NPR 65 Di sada hatiha tarbarita ma sada bayo datu, datu Na Jurangga Di langit, bayo datu na lobi malo manondung dohot na lobi malo mangaligi halangan ni na so marrasoki. BNH 66 Doppak so tu Sipirok ia marbagas, dung marbagas do ia tu Panggulangan 67 Hira-hira habis sapangidupan timbako bakkal, mulai ma manuat si Tigor tu pambuatan soban mangadop tu Aek Sagala dalan tu Rambe Sihasur.BVD yang dikerjakan pun tidak seberapa hasilnya. Mau menyewa pun si tigor tidak diberi orang . Sebab itulah dia mencari kayu bakar biar dapat menyambung hidup. Sebenarnya yang cari kayu bakaar pun tidak terandalkan, hanya pas-pasan untuk dapat membeli beras dua dan tiga muk, mau ganti pakaian pun sulit . Tetapi karena tak ada pekerjaan yang lain terpksalah itu pun dilakukan walaupun tenaga habis terkuras. BVD 62 “Saya ingin bertanya kepada engkau anak muda”, kata perempuan itu, apakah engkau seorang pengelana yang kesasar? NPR 63 Adukanlah “Kata si Sakkot, sambil berjalan ke rumah gubuk tempat peristirahatan, saya keturunan kami pencuri.NPR 64 Mertua perempuan melihati kening menantunya, ia ingin mengetahui apakah ada perubahan diraut wajahnya. 65 Pada suatu hari terdengarlah berita ada satu dukun yaitu dukun Na Jurangga Di Langit, dukun ini mampu melihat halangan orang yang belum diberi rezeki keturunan.BNH 66 Sebelum ia berumah tangga ke Sipirok, dia sudah berumah tangga ke Panggulangan. BVD 67 Kira-kira habis sebatang rokok, mulailah si Tigor menuruni tempat pengambilan kayu bakar, yang mengarah mengahadap ke Aek sagala jalan ke rambe sihasur.BVD Universitas Sumatera Utara Contoh 59, 60, dalam data di atas memperlihatkan pergeseran formal N menjadi FN yang memiliki struktur di atas minimal dengan kehadiran M lebih dari satu. N pada dua contoh pertama 59 dan 60 bergeser menjadi FN dengan struktur M 1 M 2

I. Pada contoh 59 struktur FN kain sarung dibangun oleh elemen M

1 dan M 2 yang sama-sama direalisasikan oleh adjektif tidur untuk M 1 dan diwaktu hari dingin untuk M 2 . Pada contoh 60 M 1 direalisasikan oleh adjektif jadi – jadian tetapi pada contoh 60 bahkan telah terjadi pergeseran normal N menjadi FN yang memiliki struktur komponen yang lebih banyak. Kedua contoh ini memperlihatkan perluasan struktur FN target menjadi M 3 M 2 M 1 I. 2 N → FN: IQ Selain pergeseran formal N menjadi FN yang memiliki struktur M n. M 1 I, yakni perluasan struktur ke arah kiri di depan elemen I data padanan juga menunjukkan pergeseran N menjadi FN yang berstruktur IQ di mana perluasan elemen ke arah ke kanan di belakang dari I. korpus berikut memberikan ilustrasi kasus pergeseran formal tersebut: 68 Memang tarsusa mada ngolu ni halaki, tarlobi-lobi dihatiha haleon pardangolan parkatcitan marsiadu marsisolatan dohot modom, anggo na hatiha modom sonang, I pe huhul jotjot do ia tarsonggot dibaen nipi na jatjat, arokku, ima mambaen si Tigor sai parkohom- kohom.BVD 68 Memang susahlah penghidupan mereka terlebih-lebih ketika paceklik, kesusahan, kemiskinan saling beruntun, kalau pun tidak saling berdesakan. Waktu tidurlah mereka merasa senang, itupun terkadang sering tersentak gara- gara mimpi jelek. Aku pikir itu yang membuat si Tigor jadi Universitas Sumatera Utara 69 “Rupa na mangolu on, nanggo totop dibagasan parkacittan”, ning roha ni si Tigor”.BVD 70 ”Bia pe so bia, hurang sonang ma dilala si Tingor tinggal di bagas ni halak hum turangan mangan sajo. Mangan na perei dohot mamake pakean na dilehen, hurang tamana dilala ia, bope na mangalehenna I dohot ias ni roha. Hara ni i, sai dilului ia do aha sibaenon sanga sikarejohonnia, ulang hum so sajo.”BVD pendiam.BVD 69 Si Tigor berpikir bahwa hidup ini tidak selamanya di dalam kesusahan. BVD 70 Bagaimana pun perasaan Si Tigor kalau tinggal di rumah orang merasa kurang tenang karena tidak bekerja hanya di beri makan saja. Makan prei dan memakai pakaian yang diberikan, kurang sreg dia rasa walaupun yang memberikan itu dengan hati yang ikhlas. Karena itu, dia selalu mencari apa yang bisa dia perbuat, jangan hanya bertopang dagu atau diam saja.BVD Di samping memilki struktur padanan yang sama, catatan penting yang bisa dibuat dari kedua data tersebut diatas adalah tiga N halak, arokku sebagai I diikuti oleh Q yang berupa frasa deskriptif, yakni berturut-turut pardangolan parkatcitan marsiadu marsisolatan menjelaskan kata ngolu ni halaki, menjelaskan elemen I, menjelaskan kata ngolu. Paling sedikit terdapat dua hal penting yang bisa diidentifikasikan dalam kasus pergeseran formal yang ditunjukkan oleh ketiga data di atas. Pertama, elemen Q dari ketiga FN tersebut di atas pada data Aku pikir contoh 68, ngolu ni halaki, tarlobi-lobi dihatiha haleon pardangolan parkatcitan marsiadu marsisolatan dohot modom pada contoh 69, mangolu on, nanggo totop dibagasan parkacittan”, ning roha ni si Tigor”. pada contoh 70, dan hurang sonang ma dilala si Tingor tinggal di bagas ni halak hum turangan mangan sajo. adalah tataran unit Universitas Sumatera Utara setingkat frasa seperti contoh 69 dan klausa pada contoh 68 yang beroperasi pada tataran frasa sehingga hubungan eksponensialnya bersifat tidak normal dalam sebuah struktur frasa. Di samping itu semua unit pengisi Q tersebut identik dengan kasus sebelumnya yakni memberi deskripsi kepada I. kedua, ditinjau dari sudut hubungan langsung ngolu ni halaki elemen M, social pada contoh 68 dan parkacittan pada contoh 69 nampaknya mamiliki hubungan lebih langsung dengan I dibandingkan Q dengan I sehingga dalam struktur FN pada ke dua contoh ini memiliki elemen I yang diisi oleh frasa. Dengan demikian dalam contoh 69, ngolu ni halaki, elemen Q lebih cenderung dianggap mendeskripsi kehidupan daripada hanya social . Perspektif ini menempatkan social. Kalau demikian halnya contoh 68 mungkin juga contoh 69 merupakan FN yang memiliki struktur IQ saja. 3N-------FN:MIQ Selain perluasan strutur internal ke arah kiri dan kearah kanan unsur I, yaitu padanan N berupa FN yang memiliki struktur MI dan IQ, sejumlah data juga memperlihatkan padanan N menjadi sruktur lengkap. Dengan demikian pergeseran formal yang terlihat dalam kasus ini adalah menjadi FN yang memiliki unsur MIQ. Berikut ada sejumlah data N menjadi FN yang memilki struktur MIQ yaitu;

4.2.1.3 Pergeseran Unit Frasa