dapengumpul data adalah peneliti sendiri, berbeda degan jeis penelitian lapangan. Data diperoleh dan dikupulka melalui studi pustaka dengan tekik close reading,
pebandingan mathing dan cacat. Metode studi pusaka dimaksudan untuk memperoleh data primer berupa unit terjemahan terjemahan melalui membaca
berulang-ulang teks sumber dan teks target. Kemudian data yang berujud kata, frasa, kalimat, wacana yang diperoleh dari teks sumber dibanding-bandingkan
dengan teks target untuk menentukan padanan terjemahanya dan selanjutnya dicatat
3.3.3 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan setiap saat pengumpulan data dilapangan secara berkesinambungan. Tahapan penelitian ini
diawali dengan proses klarifikasi data agar tercapai konsistensi, dilanjutkan dengan langkah abstraksi-abstraksi teoritis terhadap informasi lapangan, dengan
pertimbangan bisa menghasilkan pernyataan-pernyataan yang dianggap mendasar dan universal. Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan
proses pengumpulan data melalui tiga tahap model alir yaitu reduksi data, dan verifikasi. Namun ketiga tahapan tersebut berlangsung secara simultan. Proses
asimilasi data ini digambarkan sbb.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Komponen Analisis Data Miles dan Hubberman, 1994 Pengumpulan
Pada tahap reduksi data peneliti memusatkan perhatian pada data yang telah terkumpul. Data tersebut selanjutnya dipilih untuk menentukan derejat
relevansinya dengan maksud penelitian. Prosedur berikutnya data yang terpilih disederhanakan, dalam arti diklasifikasikan atas dasar tema-tema. Selanjutnya
peneliti memadukan data yang tersebar, menelusuri tema untuk menentukan data tambahan. Kemudian, peneliti melakukan abstraksi data kasar tersebut menjadi
uraian singkat. Pada tahap penyajian data peneliti melakukan penyajian informasi melalui bentuk teks naratif teks terjemahan Halilian terlebih dahulu.
Selanjutnya hasil teks naratif tersebut diringkas ke dalam pola-pola. Masing- masing komonen dalam bagan merupakan abraksi dari tes naratif data.
Berikutnya penyajian iformasi hasil penelitian didasarkan pada susunan yang telah diabtrakskan dalam pola tersebut.. diidentifikasikan makna-makna ungkapan
kata dari teks sumber. Data
Reduksi Data
Penyajian Data Simpulan:
Verifikasi Triangulasi Data
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap kesimpulan verifikasi peneliti selalu melakukan uji kebenran stiap makna yang muncul dari data.
Di samping bertumpu pada klarifikasi data, peneliti juga memfokuskan perhatian pada abstrak data yang tertuang dalam tipe. Setiap data yang menunjang
komponen tipe, diklarifikasikan kembali baik melalui pengecekan terhadap teks kajian maupun melalui diskusi dengan sejawat. Sebenarnya ketiga tahapan
tersebut berlangsung secara simultan. Oleh karena itu, sebagaimana yang dinyatakan oleh Bungin 2001:228-230 teknik bongkar pasang dalam menyusun
laporan penelitian terpaksa dilakukan ketika peneliti menemukan fakta atau pemahaman baru yang lebih akurat. Dalam data penelitian nanti, semua data yang
dipandang, tidak memiliki relevansi dengan maksud penelitian dikesampingkan. Pada dasarnya dalam analisis data terkandung pengertian pengumpulan
data dan interprestasi data. Data yang diperoleh nanti terkumpul kemudian diolah menjadi informasi untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu
fenomena dan membantu pengungkapan temuan penelitian kepada orang lain. Data primer yang terkumpul nanti berupa representasi makna berkontek budaya
Angkola atau unit terjemahan dalam berbagai bentuk lingual kata, frasa, kalimat atau wacana yang terdapat dalam teks sumber dan terjemahannya dalam teks
target selanjutnya ditabulasi dan diklasifikasikan berdasarkan bentuk lingual dan makna berkonteks budaya yang diacu untuk mendapatkan korpus-korpus data.
Universitas Sumatera Utara
Klarifikasi korpus tersebut di dasarkan pada kreteria aspek-aspek budaya benda- benda budaya, prilaku budaya, dan pengetahuan budaya, tipe padanan padanan
yang juga berkorespondensi, padanan dengan bentuk tidak berkorespondensi, dan padanan dengan makna tidak berkorespondensi, makna berkonteks budaya yang
diacu apakah knownShared atau unknown dan pola-pola perpadanan selanjutnya dianalisis secara rinci.
Analisis data dilakukan dengan metode desriptif secara bertahap degan berbagai cara dengan tujuan agar mampu memahami faktor-faktor yang
melatabelakanginya. Tahap pertama, fokus analisis pada pengidentifikasian makna yang tercermin dalam teks sumber dan padanannya dalam eks targt
daselnjutnya dianalisis untuk mengetahui kesepadanan. Dalam mengkaji, makna pada tataran mikro, yaitu analisis kesepadanan makna leksikal refensial
diterapkan pendekatan analitik. Pada tataran makro analisis kesepadanan tekstual dan pragmatik dikaji melalui penerapan pendekatan operasional. Pada dasarnya,
pendekatan terhadap makna dalam kajian terjemahan ini adalah melihat makna 1 sebagai acuan reference, yang memandang bahwa terdapat hubungan langsung
dan konstan antara tanda dan acuan dalam setiap konteks, 2 makna sebagai konteks dan penggunaan yang menganggap makna suatu ekspresi adalah
fungsinya dalam penggunaan atau dengan kata lain ditentukan oleh konteks sebagaimana yang dianut ole para linguis yang mendalami kajian wacana dan
Universitas Sumatera Utara
pragmatik, dan 3 makna sebagai budaya yang menganggap bahwa karena budaya dan bahasa berbeda satu sama lainnya maka linguitik ditentukan oleh
kontek budaya di mana peristiwa bicara itu terjadi Frawley, 1992:17-54. Padanan yang teridentifikasi selanjutnya dikaji untuk menentukan tipe padanan.
Tahap ke dua analisis difokuskan pada pergeseran yang terjadi dalam proses penerjemahan sebagai konsekues dar eputusan penerjemah. Sebagai mana
alternatif yang diberikan oleh Newmark 1988 dan Larson 1984, analisis terjemahan dapat dilakukan dalam beberapa lapis satuan analisis, yaitu kata,
kelompok kata word collocation atau idiom, kalimat, paragraf dan wacana. Analisis data diawali dengan analisis kontrastif antara teks BS dan BT dengan
pertimbangan bahwa bahasa Angkola dan Indonesia adalah dua bahasa yang tidak serumpun. Penerapannya adalah pada analisis geseran gramatikal akibat
pengalibahasaan frasa, kalimat atau wacana dan dalam menyoroti penyimpangan- penyimpangan yang terjadi dalam penerjemahan.
Kemudian, dilanjutkan dengan analisis makna dalam konteks apakah terjadi pergeseran makna, mencari penyebabnya berdasarkan telaah linguistik dan
non linguitik dan mengidentifikasi teknik pengalihan makna yang mencerminkan kreatifitas berbahasa penerjemah.
Tahap ketiga dalam menganalisis teks juga difokuskan untuk 1 deskripsi tema
2 analisis field, mode dan tenor pada teks terjemahan,
Universitas Sumatera Utara
3 analisis teks Halilian dalam tautan konteks situasi dan konteks budaya,
Deskripsi tema dalam teks Halilian
Konteks budaya dikelompokkan berdasarkan jenis topiktema cerita
Honeck dkk.,1982:128. Tema-tema teks yang diambil adalah tema kehidupan makhluk hidup, yaitu tentang manusia.Teks kemudian dianalisis berdasarkan
tataran analisis linguistik, yaitu linguistik mikro leksikogramatika dan linguistik makro semantik-wacana atau pada tataran teks. Analisis teks adalah sebagai
berikut. Tabel 13: Tema
Teks Terjemahan
Tema hubungan Tema hubungan
manusia dan manusia dengan kepercayaan
Tema manusia dengan alam disekitarnya dengan makhluk
halus BPD manusia dengan
manusia BNH NPR
Leksikogramatika teks
Leksikogramatika teks
Leksikogramatika teks
Semantik-wacana Semantik-wacana
Semantik-wacana Dalam Teks
Dalam Teks Dalam Teks
Universitas Sumatera Utara
Analisis leksikogramatika dan semantik-wacana digunakan sebagai acuan untuk analisis teks dalam tautan situasi dan budaya.
Analisis Teks Dengan Tautan Situasi Dan Budaya
Analisis teks dalam tautan situasi dan budaya dilakukan dengan mencari variabel regester field, mode dan tenor dan genre Teks berdasarkan analisis
leksikogramatika dan semantik-wacana. Ketiga fase dalam register dijadikan patokan untuk mendapatkan makna teks.
3.3.4 Keabsahan Data Penelitian