4.2.1.4 Pergeseran Struktur
Setiap unit seperti kalimat, klausa, maupun frasa dalam tata bahasa masing- masing mempunyai pola gramatikal dengan makna tersendiri dan beroperasi dalam
hirarki atau menurut tataran. Pola inilah yang disebut dengan istilah struktur stucture. Seperti diungkapkan sebelumnya, bahasa memiliki tataran gramatikal
tersusun dalam lima unit di mana unit yang terbesar atau tertinggi dalam hirarji tersebut adaah kalimat dan yang terkecil atau terbawah adalah morfem. Diantara
kedua unit itu dari atas ke bawah masing-masing adalah klausa, frasa dan kata. Berkenaan dengan ke lima unit tataran gramatikal ini, Catford 1965 melihat kalimat
dibentuk melalui struktur elemen α dan β sehingga kemungkinan struktur kalimat
yang ada adalah α, β, α β, β α dan seterusnya seperti misalnya:
Teks sumber: Si Sakkot taringot tu inang nia di uta hatiha ia juguk sandiri. Teks Target: Si Sakkot teringat kepada orang tuanya ketika ia duduk sendiri.
α Sakkot teringat ibunya di kampung
β Ketika si Sakot duduk sendirian
α β Si Sakkot teringat ibunya di kampung ketika duduk sendirian β α Ketika duduk sendirian si Sakot teringat ibunya di kampung
Klausa merupakan eksponen kalimat yang dibedakan menjadi dua kelas yakni klausa bebas yang berfungsi sebagai eksponen
α dalam struktur kalimat, dan klausa terikat yang berfungsi sebagai
β. Elemen pokok dalam struktur klausa adalah S, P, K, A sehingga variasi struktur dasar klausa meliputi:
Teks Sumber: Au mangan lampet Teks Target: Aku makan lepat
Universitas Sumatera Utara
SPK : Aku makan lepat.
SP : Dia pergi
PS : Mampukah dia?
P :
Tidur-lah PA
: Lanjutkan minggu depan Eksponen S dan K adalah frasa nomina, p , frasa verba, dan A, frasa
berpreposisi. Frasa sebagai eksponen klausa bisa berupa frasa verba yang beroperasi pada P dalam struktur klausa, frasa nomina yang beroperasi pada S dan K, dan frasa
berpreposisi yang beroperasi pada A dalam struktur klausa. Berdasarkan operasinya di dalam struktur frasa, kata dapat dibedakan dalam beberapa kelas namun elemen
struktur kata yang primer adalah bentuk dasar base dan afiks yang sekaligus berupa morfem. Morfem dipahami sebagai unit bahasa terkecil tetapi mempunyai makna.
Berdasarkan operasinya dalam struktur kata terdapat dua kelas morfem yakni morfem dasar base dan morfem imbuhan affixes. Karena posisinya pada tataran yang
paling bawah morfem itu sendiri tidak memiliki struktur. Pergeseran formal dalam proses penerjemahan makna berkonteks budaya ke
dalam bahasa Indonesia tidak saja terjadi pada tingkat unit di mana suatu unit tertentu dalam tataran gramatikal berubah menjadi unit yang lebih tinggibesar atau
sebaliknya menjadi lebih rendahkecil. Pergeseran formal juga terjadi pada tingkat struktur internal yang membangun suatu unit dalam teks sumber dalam unit padanan
dalam teks target. Dalam kasus pergeseran struktur ini nampak sepintas terjadi suatu korespondensi formal kata berpadanan dengan kata, frasa dengan frasa dan
selanjutnya tetapi kalau dicermati lebih dalam akan terlihat suatu pergeseran elemen yang membentuk struktur unit tersebut. Dalam kasus-kasus pergeseran struktur,
Universitas Sumatera Utara
paling sedikit teridentifikasi empat variasi pergeseran struktur internal FN, yakni 1 IQ
→ MI; 2 IQ →M I Q; dan 3 IQ→ IQ. Deskripsi berikut secara berturut-turut akan memperlihatkan kasus pergeseran struktur internal FN yang bisa direkam dalam
data.
I IQ → MI
TS
80 Pat nia na tarkiliri dibaen na ubat dohot daun pege satiop borngin .
BVD
81 Boru Lombang hurang giot ia di
paoppunia sengen anak na parjolo.NPR
TT
80 Ia mengobati kakinya yang sakit
karena jatuh sehingga terkilir setiap malam dengan daun pege.
BVD
81 Perempuan itu, kurang suka pada cucu dari anaknya yang pertama
ini. NPR
Terdapat dua hal yang perlu diungkapkan pada kasus pergeseran struktur internal dalam data di atas. Pertama, kedua contoh menunjukkan pergeseran struktur
FN berstruktur IQ dalam teks sumber mengalami pergeseran struktur dalam bahasa target menjadi FN berstruktur MI. dalam hal ini frasa sumber daun pege dan Boru
Lombang yang memiliki struktur IQ berpadan dengan perempuan yang memiliki MI. Kedua, di samping memperhatikan perubahan struktur perluasan elemen, yaknin
dalam bahasa sumber ke arah ke kanan belakang elemen satu menjdi kearah kiri depan 1 dalam bahasa target, kedua data tersebut juga menunjukkan perubahan
fungsi dalam bahasa sumber dan teks bahasa target. Daun pada frasa daun pege yang
Universitas Sumatera Utara
menduduki fungsi yakni M pada frasa target daun jahe. Begitu juga halnya dengan Boru Lombang dala m frasa boru i yang menduduki fungsi pada struktur
padanannya, perempuan itu.
2 IQ IQ
Pada umumnya struktur minimal sebuah frasa Indonesia dibangun berdasarkan hukum DM diterangkan-menerang yang memiliki struktur IQ
sementara frasa Angkola dibangun berdasarkan hukum MD menerangkan- diterangkan yang memiliki struktur MI. Dengan demikian pergeseran formal yang
normal unit FN sumber yang memiliki struktur IQ akan menjadi FN target yang memiliki struktur MI seperti dalam contoh frasa Indonesia gadis cantik berstruktur
IQ akan menjadi jeges do boru i berstruktur MI dalam bahasa Angkola. Namun
demikian sejumlah data berikut menunjukkan FN sumber berstruktur internal IQ memiliki padanan FN target berstruktur IQ pula.
TT 82 Di Patcur aek i bahat daboru
dohot daganak mambuat aek. perempuan dan anak-anak gadis
berkerumun di ledang umum mengambil air. Perkumpulan huta
ma di bagas godang. BNH
83 Adong mai utte mukkur, adong ma kapur barus, adong ma anak ni
ambaroba na tumbur habang. NPR
TS 82 perempuan dan anak-anak gadis
berkerumun di ledang umum mengambil air. Perkumpulan
gondang se kampung di rumah besar. BNH
83 Ada jeruk purut, ada kapur barus
ada anak burung yang belum pandai terbang. NPR
Universitas Sumatera Utara
Kalau berbicara dari sudut pandang unit, kedua data tersebut diatas menunjukkan bahwa dalam penerjemah FN sumber terjadi korespondensi formal
karena padanannya juga berupa unit FN. Dengan demikian tidak terjadi suatu pergeseran formal. Begitu pula halnya dari segi struktur pernyataan tidak adanya
pergeseran formal juga bisa dibuat dengan argumentasi bahwa dalam penerjemah FN sumber ke dalam bahasa target terjadi padanan yang isomorfis.
Dalam hal ini baik teks sumber maupun teks target masing-masing berupa unit FN yang memiliki struktur sama yakni IQ. Namun kalau dianalisis lebih dalam
pernyataan bahwa terjadi pergeseran struktur internal dalam penerjemah FN sumber ke dalam FN target pada korpus di atas bisa dibuat. Pembenaran terhadap pernyataan
telah terjadi pergeseran struktur internal tersebut dapat diberikan dengan memperhatikan sifat hubungan ekponensial pengisi elemen struktur FN teks sumber
dan teks target. Unit Fn sumber memiliki struktur IQ yang diisi oleh kata yang memiliki hubungan eksponensial normal sebagai unit pembentukan frasa.dalam
penerjemah FN sumber kedalam FN target pada korpus di atas bisa dibuat. Pembenaran terhadap pernyataan telah terjadi pergeseran struktur internal
tersebut bisa diberikan dengan memperhatikan sifat hubungan ekponensial pengisi elemen sruktur FN teks sumber dan teks target. Unit FN sumber memiliki struktur IQ
yang diisi oleh kata yang memiliki hubungan eksponensial normal sebagai unit pembentuk frasa. Tetapi unit FN target sebagai padanannya memilki struktur IQ yang
diisi oleh pendukung yang memiliki hubungan eksponensial non-normal sebagai unit pembentuk frasa. FN target tidak dibangun oleh eksponen kata saja tetapi oleh kata
Universitas Sumatera Utara
dan bukan kata. Sebagai FN yang normal Perkumpulan orang sekampung, dalam data 84 di atas dibangun oleh eksponen kata perkumpulan sebagai I dan huta sebagai
sebagai Q sedangkan padanannya berupa FN berstruktur IQ yang dibangun oleh
eksponen kata dan klausa. FN padanan perkumpulan orang sekampung di bangun oleh perkumpulan sebagai I dan orang sekampung sebagai Q yang berupa klausa
relatif partisipian. Begitu pula halnya dengan contoh 85, FN sumber utte mukkur yang dibangun oleh unit kata saja utte sebagai I dan mukkur sebagai Q memiliki
padanan berupa FN yang dibangun oleh unit kata dan frasa jeruk purut I dan frasa
berpreposisi ambaroba na tumbur habang sebagai Q. Dalam dua contoh ini telah
terjadi pergeseran strutur internal FN pada kedua contoh di atas berikut ini akan disajikan diagram pohon yang merupakan analisis hubungan langsung inmediate
constituents pembentuk FN bahasa sumber dan padanannya yang sama-sama memiliki sturuktur.
I Q. I
Q Perkumpulan
huta perkumpilan gondang se kampung
Art N FV
N N
N FN
Klausa dependen
FN FN
Rank-shifted Diagram tersebut di atas menunjukan bahwa walaupun kelihatannya terjadi
korespondesi formal FN berpadanan dengan FN yang sama-sama juga memiliki
Universitas Sumatera Utara
sturuktur IQ tetapi dalam struktur padanannya terjadi hubungan eksponen non-normal di mana klausa independen beroperasi dalam tatanan rasa. Berbeda dengan kasus
contoh 84, pada pemadanan contoh 85 terjadi pergeseran sturuktur internal di mana frasa beroperasi dalam tataran frasa seperti yang ditunjukan dalam diagram
berikut. I
Q I
Q ambaroba
habang burung yang terbang
Prep N
N V
N FP
FN FN Rank-shifted
IQ MIQ
Kelompok data terakhir berikut menunjukan pergeseran struktur internal FN sumber yang memiliki hanya elemen IQ menjadi FN yang memiliki struktur ineternal
lengkapMIQ
TS TT
84 “Rupa na mangolu on, nanggo
totop dibagasan parkacittan”, ning roha ni si Tigor”.BVD
84 Si Tigor berpikir bahwa hidup ini
tidak selamanya di dalam kesusahan BVD
85 Sonang ma dilala si Tigor harana
anak dohot pahoppu na ro tu bagas nia. BVD
85 Si Tigor merasa senang karena
anak dan cucunya datang ke rumah. BVD
Universitas Sumatera Utara
86 Anak boru pe kehe markuras
mayambol horbo dohot lombu na giaot loppaon. Gondang dohot doal
na adong di harajaan i pe dipalu matumongmong sampe tarbege tu
jae tu
86 Yang anak boru pun bekerja memotong lembu, kerbau yang
mau di masak. Gendang dengan doal yang ada dikerajaan di
pukul sampai terdengar ke Selatan dan Timur. BNH
Keseluruhan data yang menjadi padanan dari struktur IQ pada contoh di atas bisa ditabulasikan ke dalam pola struktur padanan M yang diisi oleh artikel bahwa,
yang, diikuti oleh I berupa N si Tigor,ia, dan dia serta diikuti oleh elemen Q yang
diisi oleh frasa deskriptif berpreposisi atau, dan selalu. Kesamaan dari struktur padanan ketiga kasus diatas diperlihatkan diperlihatkan struktur melalui penambahan
pemodifikasi berupa artikel definit pada contoh 84 dan artikel tidak definit pada 84 dan 85. Hal ini merupakan pergeseran yang bersifat wajib mengingat sifat-sifat
bahasa Inggris yang mengenal sistem artikel, yakni a untuk entitas yang baru diperkenalkan dalam suatu kalimat untuk mengacu entitas yang sudah disebutkan
sebelumnya. Variasi struktur internal padanan FN IQ dalam bahasa target terlihat pada analisis hubungan langsung dari 3 diagram pohon berikut :
Universitas Sumatera Utara
Data 86 I
Q M I
Q Anak boru gendang dengan doal di kerajaan
Prep N N
N N Def. N
FP FN
FN Data 85
I Q
M I Q
anak pahoppu
karena anak lah senang hati nya
N N Adj NP
N N Artikel Indef
N Prep
FN FN
4.2.1.5 Pergeseran Kelas