Dengan demikian, deskripsi struktur skematik LDN TB adalah: abstrak orientasi 1 aksi 1 orientasi 2 aksi komplikasi resolusi evaluasi koda.
Penanda teks LDN yang mempunyai latar air sungai ditunjukkan oleh label ‘orientasi’.
4.4.1.1.3 Label Linier pada BVD
Label linier pada LDN LB terdiri atas: a.
Abstrak klausa 01: Sipirok tahun 1938 pada Bulan Haji dan Hari Rayaah yaitu pada padi mulai muncul kisah si Tigor mencari kayu
bakar yang hilang dan ketemu dengan seorang wanita yaitu istri dari jin.
b. Orientasi klausa 02, 03, 04, 05, 06: Tentang manusia yang pernah
dilarikan jin. c.
Aksi 07, 08, 09, 11, 12: Pendduduk sekampung berpencar ke sana ke mari kearah Aeklatong, ke gunung Sibualbuali, yang menjadi komando
adalah Mangaraja Gordong. d.
Aki komplikasi klausa 14, 15: Dukun yang mengatakan bahwa si Tigor dapat kembali tetapi harus dilambai dari gunung.
e. Resolusi klausa 90: Dikumpulkanlah anggota siapa-siapa yang
mencari dan Dja Mangkolaklah yang mengatur. f.
Evaluasi kalusa 20: Kalau menurut mereka si Tigor saat ini membutuhkan pertolongan.
g. Koda klausa 21: Manusia menjalin persahabatan dengan sesama
mereka.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, deskripsi struktur skematik BVD adalah: abstrak orientasi 1 aksi 1 orientasi 2 aksi 2 aksi komplikasi resolusi evaluasi
koda.
4.4.1.1.4 Label Linier pada NPR
Label linier pada Teks NPR terdiri atas:
1. Abstrak klausa124, 125, 126, 127, dan 128: Menghalallkan segala
cara untuk mendapat jodoh.
2. Orientasi1klausa 111, 112, 113, 114, 115, dan 117: lemparkan katak
ini ke depan ular itu katanya sambil memberikan bungkusan katak yang sudah disediakan.
3. Aksi 1 klausa 04, 05, 06, 07: Nai Pandan Rumare membawa Tapi
Mombang Suro menemui si Sakkot.
4. Aksi 2 klausa 08, 09, 10: Sakkot melamar Tapi Mombang Suro.
5.
Aksi 3 klausa 101, 102, 103: Sakkot dengan berbagai cara berhasil mendapatkan si Tapi Mombang
6. Orientasi 3 klausa 303,304.305. 306,307,308, dan 309: Si Sakkot
menceritakan bahwa dia punya adik yang sudah meninggal dan dia menceritakan sebab adiknya meninggal karena telah makan buah
kepundung yang jatuh dari kakinya ketika menaiki pohonnya, dia telah dinasehati tetapi tidak mendengarkannya.
7. Aksi komplikasi klausa 484, 486. 487, dan 488: kalau tidak ada
kedamaian lebih baik kucari jalanku sendiri.
Universitas Sumatera Utara
8. Evaluasi klausa 490 sd 504: Si Tapi Mombang kecewa dengan Si
Sakkot yang tidak punya sikap terhadap rumah tangganya yang mau dipengaruhi orang tuannya. Dan akhirnya si sakkot menghukum
dirinya sendiri dengan menghempas-hempaskan badannya.
9. Koda klausa 565,sd581: Tinggallah si Sakkot penuh kecewa
ditinggalkan istrinya. Dengan demikian, deskripsi struktur skematik LDN NTNg adalah : abstrak orientasi 1 orientasi 2 aksi 1 aksi 2
orientasi 3 aksi 3 orientasi 4 aksi 4 komplikasi resolusi evaluasi koda.
Penanda teks Halilian yang mempunyai latar suatu tempat derah perkampungan dekat sungai ditunjukkan oleh label ‘koda’ dan secara implisit
‘abstrak juga memberikan penanda ‘orang’. Penanda teks Halilian yang mempunyai latar suatu tempat derah
perkampungan dekat sungai ditunjukkan oleh label ‘koda’ dan secara implisit ‘abstrak juga memberikan penanda karena ‘ orang ’ yang dimaksud adalah daerah
dari sungai Sulum yang berada di Angkola Sipirok.
Analisis leksikogramatika teks, yaitu pada tataran linguistik, yaitu konteks
situasi dan konteks budaya teks pada tataran semantik –wacana. Semantik-wacana mempunyai dua sisi berlainan yang saling menunjang. Semantik berhubungan
dengan makna makna ideasional, antarpartisipan, dan tekstual dan menentukan pola leksikogramatika, sedangkan wacana berhubungan dengan tekstur, yaitu
koherensi dan kohesi suatu teks hubungan leksikal, konjungsi, dan struktur percakapan. Dengan demikian, semantik-wacana tidak dapat di pisahkan dari
Universitas Sumatera Utara
pesan bahasa sebagai sistem semiotika sosial. Analisis semantik – wacana WA dengan objek teks terjemahan bahasa Angkola difokuskan pada pemakaian
konjungsi untuk mengetahui koherensi teks dan hubungan leksikal untuk mengetahui kohesi teks. Berikut ini adalah analisis pada semantik – wacana WA
dalam ke tiga teks terjemahan bahasa Angkola.
4.4.1.1.5 Hubungan Konjungsi pada Teks Halilian
Suatu teks memerlukan konjungsi pada tiap kalimat yang membangunnya supaya teks tersebut mempunyai tekstur yang utuh. Koherensi teks Halilian
dianalisis melalui konjungsi, yang tidak hanya pada tingkat klausa dan leksikal namun juga pada tingkat klalimat, yaitu konjungsi antarkalimat. Konjungsi
antarkalimat ada yang dinyatakan secara eksplisit, tetapi ada juga yang secara implisit. Berikut adalah konjungsi antar kalimat wacana yang terdapat pada
halilian.
I Halilian BVD
Na so, na, na, na,na, na,na,na,na,na, na, na, na.na,na, nana ada yang dan bagaimana, sian i ,sian, sian, sian dohot dalam konteks tertentu tidak menjadi
konjungsi catatan kata tubu dapat diartikan lahir. Muse, muse pula. Akkon kalau. Tu,tu ke. Ima itulah. Songon i seperti itulah. Tu ,tuke. Dung,dung
kemudian
Universitas Sumatera Utara
Penerapan hubungan konjungsi antar kalimat dalam bahasa Angkola:
Dungi muse makkuling ma bayo datu, usahohon hamu ma jolo aha-aha na
hudokkon on, muda hudokkon annon, akkon na ingot do hamu, ulang hamu
manyapai tu pudi, haran au sandiri pe inda huingotna dung hudokkon, jadi tae- tae ma hamu mambegena”. Kata-kata yang bercetak tebal adalah konjungsi dalam
bahasa Angkola. S46 Dalam teks ini konjungsi na memiliki perbedaan arti na yang bercetak tebal konjungsi, sedangkan ”na” yang sebagai penekanan
penguatan.
Terjemahan; Kemudian berkatalah orang pintar itu,”Usahakan kamulah apa- apa yang kukatakan ini, kalau yang kukatakan harus diingat, jangan kamu
bertanya setelah apa yang kukatakan, karena aku tak ingat lagi, karena itu,
dengarkan baik-baik”.
II Halilian NPR
1tuke, 2nayang, 3nayang, 4nayang, 5nayang, 6nayang, 7anggokalau. Pemakai kata konjungsi anggo yang memiliki perbedaan datanya;
Anggo na sian nap sibualbuali do ho Oppung, ditanda ho de dakkang na
manadohon au , Nan condang Tuan Aji laen Bolon”’ ning anak borui manaili tajom tu sii Sakkot na mangilkil-ngilkil burangir. Terjemahannya; Kalaulah
engkau dari Napa Sibualbuali Nek, ”Apakah engkau kenal kakak kandungku , nan Condung Tuan Aji Laen Bolon”, Kata Nenek itu melihat tajam si Sakkot yang
sedang mengunyah sirih”. 8anggoketika, Sedangkan pemakaian konjungsi dari
bahasa Angkola ke bahasa Indonesia yang memiliki perbedaan adalah; Anggo
Universitas Sumatera Utara
sapaninggalkonki, leng likkas do huida di sadu. Patutt ma’ttong songon na sarupa
toppa munu. Terjemahannya; Ketika kutinggalkan mereka sehat saja di sana.
Pantaslah seperti yang mirip wajah kalian. 9 sian dari, 10laludan konjungsi ”na” ditemukan ada yang tidak menjadi konjungsi tetapi menyakan tidak. Seperti
data di bawah ini: Na da pola leleng manigor ma halahi maridi di Lubuk
parkatimbungan, mamayak baju habang na dijagoi akka ulok, pandoit altong
dohot na asing-asing. Terjemahannya; Tidak berapa lama langsung mereka
mandi di Lubuk Parkatimbungan, meletakkan bajunya, baju tersebut dijagai ular
dan serangga yang berbisa dan lai-lain. Dan ”na” yang bergaris tebal adalah
sebagai konjungsi.11 muda kalau S65, 12 Atco agarS54. III Halilian BNH 1 nayang, 2anggokalau, 3 mayang, 4siandari, 5 nayang, 6ima
itulah, 6mudakalau, 7salainselain, 8 humketika datanya; Hum lalu barita i
tu raja i manigor ma dipangido ia tu orang kaya olat-olat, anakboru si tambai na
hurang. Terjemahannya; Ketika sampai berita itu ke raja langsunglah dimintanya
ke orang kaya olat-olat, agar perempuan itu menambahi apa yang kurang.
4.4.1.1.7 Hubungan Leksikal dalam Teks Halilian