Pergeseran Komponen Semantik Pergeseran

bawah, unti bahasa sumber disubtitusi dengan unit yang lebih rendah rank-nya dalam bahasa target. Pergeseran makro bergerak dalam kawasan ranah teks melibatkan semua variabel yang memungkinkan terjadinya pergeseran pada tataran selain tataran sintaksis seperti komponen semantic, tekstual, pragmatic dan retorik. Menurut Al- Zoubi dan Al-Hassnawi, 2001 perbedaan yang utama antara tataran analisis mikro dan makro terletak pada arah analisis. Analisis mikro berada pada ranah kalimat sebagai unit yang terbesar dalam deskripsi sintaktik sedangkan analisis makro di lain pihak berada pada lingkup ranah teks. Pergeseran makro yang terjadi dalam pemadanan ketiga cerpen bahasa sumber yang dikaji ke dalam bahasa Indonesia mencakup 1 pergeseran komponen semantik dan 2 komponen pragmatik. Jangkauan analisis tentu saja akan disesuaikan dengan kondisi data yang berhasil diidentifikasi.

2.2.1.1 Pergeseran Komponen Semantik

Penyesuaian semantic inilah yang dianalisis sebagai pergeseran semantic baik yang bersifat wajib maupun manasuka. Pergeseran semantic menyangkut perluasan, penyempitan, dan penyimpangan makna serta modulasi modulation, yakni pergeseran sudut pandang atau perspektif sebagai konsekuensi dari strategi pemadanan. Fenomena pergeseran makna penyempitan, perluasan, dan Universitas Sumatera Utara penyimpangan dalam proses pemadanan makna berkonteks budaya ke dalam bahasa Indonesia yang berhasil diindentifikasikan dapat diilustrasikan melalui diagram berikut: Penyempitan makna Perluasan makna Penyimpangan makna Dalam penerjemahan ketiga cerita pendek ke dalam bahasa Indonesia juga dikemukakan data yang membuktikan telah terjadi pergeseran makna menyangkut perluasan, penyempitan , dan penyimpangan. Perluasan makna yang berhasil diindentifikasikan memiliki kecenderungan sebagai pergeseran makna yang bersifat spesifik menjadi yang bersifat generik yang tercermin dalam sejumlah data berikut: TS 130 Anggo musum panen di saba halak di huta sudena kehe tu saba giot menyabi TT 130 Jika musim panen di sawah orang kampungnya semua turun ke sawah untuk memotong padi. Walaupun dalam contoh 130 penerjemahan kata manyabi dengan memotong padi mengindikasikan suatu padanan yang hampir sempurna dan menunjukkan telah terjadi perluasan makna karena manyabi dalam budaya bahasa Angkola berasosiasi dengan ramai-ramai di sawah dan makan bersama Universitas Sumatera Utara dalam panen.pemotong padi sedangkan makna orang yang melakukan pekerjaan dalam bahasa Indonesia lebih umum dan melingkupi makna pelaku saja Contoh lain yang lebih menarik dari pergeseran makna ke arah medan makna yang lebih luas adalah pergeseran yang terjadi pada pemadanan kelompok kata yang tergolong dalam produk pertanian yang disajikan dalam databah 4.2.3 di depan. Padanan yang dihasilkan mengindikasikan bahwa dalam transfer makna eme, gabah, dan padi penerjemah mengganti kata-kata tersebut dengan kata yang mirip dalam kebudayaan bahasa target Indonesia dan menerjemahkan pengertiannya. Ketiga kata tersebut pada dasarnya mendapat padanan beras untuk lebih mendekati ketepatan medan makna, penerjemah melakukan eksplikasi dengan memberikan batasan modifier untuk menbedakan makna padi, dengan gabah dan padi, dahanon dalam bahasa Angkola, untuk padanannya beras. Ini berarti makna bahasa sumber telah bergeser menjadi lebih luas dalam bahasa target Indonesia, yakni dari makna spesifik menjadi makna yang lebih generic. Dari alternative kesepadanan yang diilustrasikan oleh Vern maka pergeseran ke arah perluasan makna kelompok kata ini bisa didiagramkan seperti berikut: 1. padi 2. gabah 3. beras 4. dedak Universitas Sumatera Utara Ketiga makna tersebut dibedakan dalam bahasa Angkola, tetapi variasi padanannya kata beras dan nasi secara semantic berbeda. Baik bahasa sumber maupun bahasa target sama-sama memiliki konsep produk pertanian tersebut oleh karena itu dari sudut strategi pemadanan ketiga kata tersebut dialihkan melalui penggunaan kata-kata yang berhubungan sinonim dan penggunaan kata-kata yang memiliki hubungan generic-spesifik. Kata beras bersifat spesifik Data lain yang menunjukkan perluasan makna adalah pemadanan lumbung itu ke data berikut: TS 131 Eme I ma di baen tu lumbung. TT 131 Padi itu sudah di simpan di dalam lumbung. Dalam bahasa Indonesia konsep lumbung dibentuk melalui dua kompponen makna + bangunan dan tempat penyimpanan produk pertanian. Padanan utama kata kan lumbung, kata ini memiliki medan makna yang lebih luas karena konsep tempat penyimpanan tidak saja dibentuk oleh komponen makna + bangunan dan +tempat penyimpanan hasil produk pertanian. Untuk mendapatkan ketepatan padanan kata lumbung penerjemah menerapkan srtategi modifikasi yakni membatasi pengertian kata tempat dengan pemodifikasi beras sebagai deskrifsi fungsi. Dengan kata lain, dalam bahasa target lumbung Universitas Sumatera Utara diungkapakan sebagai “bangunan yang berfungsi untuk menyimpan produk pertanian seperti berupa beras”.

2.2.1.2 Pergeseran Komponen Pragmatik