Orientasi kognitif Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011

5 Bab 1 Budaya Politik di Indonesia Cerdas dan Kritis 2. Orientasi afektif Orientasi afektif menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional seseorang terhadap sistem politik. Seseorang mungkin memiliki perasaan khusus terhadap aspek-aspek sistem politik tertentu yang dapat membuatnya menerima atau menolak sistem politik itu secara keseluruhan. Dalam hal ini, sikap-sikap yang telah lama tumbuh dan berkembang dalam keluarga atau lingkungan hidup seseorang umumnya cenderung berpengaruh terhadap pembentukan perasaan seseorang tersebut.

3. Orientasi evaluatif

Orientasi evaluatif berkaitan dengan penilaian moral seseorang terhadap sistem politik. Selain itu, orientasi ini juga menunjuk pada komitmen terhadap nilai-nilai dan pertimbangan-pertimbangan politik dengan menggunakan informasi dan perasaan tentang kinerja sistem politik. Dalam hal ini, norma-norma yang dianut dan disepakati bersama menjadi dasar sikap dan penilaiannya terhadap sistem politik. Perlu disadari bahwa dalam realitas kehidupan, ketiga komponen ini tidak terpilah-pilah tetapi saling terkait atau sekurang-kurangnya saling memengaruhi. Misalnya, seorang warga negara dalam melakukan penilaian terhadap seorang pemimpin, ia harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang si pemimpin. Pengetahuan itu tentu saja sudah dipengaruhi, diwarnai, atau dibentuk oleh perasaannya sendiri. Sebaliknya, pengetahuan orang tentang suatu simbol politik, dapat membentuk atau mewarnai perasaannya terhadap simbol politik itu. Pada akhirnya, dengan memahami budaya politik, kita akan memperoleh paling tidak dua manfaat, yaitu sebagai berikut. 1. Sikap-sikap warga negara terhadap sistem politik akan mempengaruhi tuntutan- tuntutan, tanggapannya, dukungannya serta orientasinya terhadap sistem politik itu. 2. Dengan memahami hubungan antara budaya politik dengan sistem politik, dapat dimengerti maksud-maksud individu yang melakukan kegiatan sistem politik atau faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran politik. 1. Carilah referensi lain selain tokoh-tokoh di atas yang mengulas tentang pengertian budaya politik. 2. Gabungkan menjadi satu dengan beberapa pengertian budaya politik yang telah Anda pelajari di atas sehingga tersusun sebuah kliping. 3. Simaklah dengan cermat beberapa pengertian budaya politik tersebut dan bandingkan. 6 Pendidikan Kewarganegaraan XI Wawasan Kewarganegaraan Bermusyawarah Bermusyawarah 4. Adakah persamaan dan perbedaan dari beberapa pengertian budaya tersebut? 5. Tulislah hasil kerja Anda dan kumpulkan kepada guru untuk diberikan evaluasi. 1. Bagilah siswa di kelas Anda menjadi beberapa kelompok. 2. Simak dan cermati kembali enam pengertian tentang budaya politik di atas bersama kelompok Anda. 3. Diskusikan pengertian-pengertian tersebut dan rangkumlah kesimpulannya dengan bahasa Anda sendiri. 4. Presentasikan hasil kerja kelompok Anda dan bandingkan dengan hasil kerja kelompok lainnya sebagai bahan perbaikan. Administrasi Publik Wajah birokrasi dari suatu penyelenggaraan negara Indonesia akan tercermin pada hasil produk yang berupa berikut ini. 1. Adanya standar pelayanan terhadap publik atau masyarakat dalam rangka merasionalisasi birokrasi akan dapat terwujudnya dengan adanya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik. 2. Terdapat sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak dan sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik dengan terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan pengaturan dalam peraturan perundang-undangan dan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam memperoleh penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan pada kepentingan umum 3. Adanya kepastian hukum dalam kesamaan hak disamping keseimbangan hak dan kewajiban meliputi keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakuantidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, penyedian fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan. Sebagai penjamin kelancaran penyelenggaraan pelayanan publik dan penanggungjawab adalah pimpinan lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, lembaga komisi negara atau yang sejenis, lembaga lainnya, gubernur pada tingkat provinsi, bupati pada tingkat kabupaten, dan walikota pada tingkat kota. Sumber: www.wikipedia.com