UUD RI Tahun 1945 Perubahan IV

31 Bab 1 Budaya Politik di Indonesia Analisis Analisis

c. UU Nomor 39 Tahun 1999

Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 24 Ayat 1 yang menyebutkan, “Setiap orang berhak untuk berkumpul, berapat, dan berserikat untuk maksud-maksud damai”. Hal ini diperkuat dengan Pasal 25 yang berbunyi, “Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Aktivitas politik masyarakat melalui debat politik, dapat membawa implikasi luas terhadap sikap, perilaku, dan isu-isu politik yang berkembang di dalam masyarakat. Manfaat debat politik bagi masyarakat antara lain sebagai berikut. a. Sebagai sarana pendidikan politik masyarakat. b. Membiasakan diri menanggapi isu-isuopini publik dengan rasional dan proporsional. c. Tumbuh sikap kesadaran dan pengendalian diri dalam menerima perbedaan. d. Memahami dinamika kehidupan politik yang mengacu pada the rule of law. e. Menumbuhkan sikap yang mengedepankan kepentingan umum, bangsa, dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Di negara-negara demokrasi pada umumnya pelaksanaan debat politik adalah sesuatu hal yang familier terbiasaakrab. Hal ini dapat dimengerti, karena debat politik selama ini hanya ada pada lingkungan nasyarakat kampus dan cendekia, sedangkan pada masyarakat level bawah marginal dan di pedesaan, debat politik relatif tidak pernah terjadi. Yang terkadang muncul hanyalah sebatas obrolan nonformal dari wacana atau opini publik yang berkembang pada saat itu dengan tema tidak fokus pada masalah politik tertentu. 1. Simaklah wacana di bawah ini dengan cermat. Sistem Politik Harus Direvitalisasi JAKARTA - Direktur Eksekutif Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Formappi Tommy Legowo mengatakan sekarang saat yang tepat untuk melakukan revitalisasi sistem politik. Kondisi politik yang sedang stabil saat ini membuat pengambil kebijakan lebih tenang menata sistem politik lewat perbaikan paket ITU Politik. Salah satu yang penting, kata Tommy, adalah regulasi tentang parpol. Regulasi itu harus bisa memaksa institusi tersebut menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, terutama bisa menciptakan sistem keanggotaan yang sistemik dengan berbasis pada meritokrasi.”Pasalnya, sistem keanggotaan itu akan menjadi salah satu