P P Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011

213 Bab 5 Sistem Hukum dan Peradilan Internasional SC adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili para tersangka kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen ad hoc. Artinya, setelah selesai mengadili, peradilan ini dibubarkan. Dasar pembentukan dan komposisi penuntut maupun hakim ad hoc ditentukan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Sedangkan yuridiksi PKPI dan PSPI menyangkut tindak kejahatan perang dan genosida tanpa melihat apakah negara dari si pelaku tersebut sudah meratifikasi statuta ICC atau belum. Hal ini berbeda dengan ICC yang yuridiksinya didasarkan pada kepesertaan negara dalam traktat multilateral tersebut. Perbedaan antara PKPI dan PSPI terletak pada komposisi penuntut dan hakim ad hoc-nya. Pada PSPI, komposisi penuntut dan hakim ad hoc-nya merupakan gabungan antara peradilan nasional dan internasional, sedangkan pada PKPI komposisi sepenuhnya ditentukan berdasarkan ketentuan peradilan internasional. Pembantaian Westerling Sementara Perjanjian Linggarjati sedang berlangsung, di daerah-daerah di luar Jawa dan Sumatera, tetap terjadi perlawanan sengit dari rakyat setempat. Walaupun banyak pemimpin mereka ditangkap, dibuang dan bahkan dibunuh, perlawanan rakyat di Sulawesi Selatan tidak kunjung padam. Hampir setiap malam terjadi serangan dan penembakan terhadap pos-pos pertahanan tentara Belanda. Para pejabat Belanda sudah sangat kewalahan, karena tentara KNIL yang sejak bulan Juli menggantikan tentara Australia, tidak sanggup mengatasi gencarnya serangan-serangan pendukung Republik. Mereka menyampaikan kepada pimpinan militer Belanda di Jakarta, bahwa apabila perlawanan bersenjata pendukung Republik tidak dapat diatasi, mereka harus melepaskan Sulawesi Selatan. Maka pada 9 November 1946, Letnan Jenderal Spoor dan Kepala Stafnya, Mayor Jenderal Buurman van Vreeden memanggil seluruh pimpinan pemerintahan Belanda di Sulawesi Selatan ke markas besar tentara di Batavia. Diputuskan untuk mengirim pasukan khusus dari DST pimpinan Westerling untuk menghancurkan kekuatan bersenjata Republik serta mematahkan semangat rakyat yang mendukung Republik Indonesia. Westerling diberi kekuasaan penuh untuk melaksanakan tugasnya dan mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu. Dengan kekuasaan penuh tersebut, maka Westerling menyusun strategi untuk Counter Insurgency penumpasan pemberontakan dengan caranya sendiri, dan tidak berpegang pada Voorschrift voor de uitoefening van de Politiek-Politionele Taak van het Leger - VPTL Pedoman Pelaksanaan bagi Tentara untuk Tugas di bidang Politik dan Polisional, di mana telah ada ketentuan mengenai tugas intelijen serta perlakuan terhadap penduduk dan tahanan. Suatu buku pedoman resmi untuk Counter Insurgency. Wawasan Kewarganegaraan 214 Pendidikan Kewarganegaraan XI Setelah itu, Westerling dan pasukannya mulai memburu orang-orang yang dianggap sebagai pemberontak. Ribuan rakyat Sulawesi Selatan dibantai tanpa ada proses pengadilan yang layak. Dalam menjalankan aksinya, Westerling dan pasukannya tidak segan-segan mengeksekusi mati warga pada saat itu juga bila dianggap mencurigakan. Diperkirakan korban pembantaian terhadap penduduk yang dilakukan oleh Kapten Raymond Westerling sejak bulan Desember 1946 di Sulawesi Selatan mencapai 40.000 jiwa. Sumber: www.wikipedia.com Diambil seperlunya Umpan Balik Menurut Anda, pantaskah Kapten Raymond Westerling diajukan ke peradilan internasional? Apa alasannya? Lantas, lembaga peradilan apa yang sekiranya cocok untuk mengadilinya? Kejahatan Perang Kejahatan perang adalah suatu tindakan pelanggaran, dalam cakupan hukum internasional, terhadap hukum perang oleh satu atau beberapa orang, baik militer maupun sipil. Pelaku kejahatan perang ini disebut penjahat perang. Setiap pelanggaran hukum perang pada konflik antar bangsa merupakan kejahatan perang. Pelanggaran yang terjadi pada konflik internal suatu negara, belum tentu bisa dianggap kejahatan perang. Kejahatan perang meliputi semua pelanggaran terhadap perlindungan yang telah ditentukan oleh hukum perang, dan juga mencakup kegagalan untuk tunduk pada norma prosedur dan aturan pertempuran, seperti menyerang pihak yang telah mengibarkan bendera putih, atau sebaliknya, menggunakan bendera perdamaian itu sebagai taktik perang untuk mengecoh pihak lawan sebelum menyerang. Perlakuan semena-mena terhadap tawanan perang atau penduduk sipil juga bisa dianggap sebagai kejahatan perang. Pembunuhan massal dan genosida kadang dianggap juga sebagai suatu kejahatan perang, walaupun dalam hukum kemanusiaan internasional, kejahatan-kejahatan ini secara luas dideskripsikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Kejahatan perang merupakan bagian penting dalam hukum kemanusiaan internasional karena biasanya pada kasus kejahatan ini dibutuhkan suatu pengadilan internasional, seperti pada Pengadilan Nuremberg. Contoh pengadilan ini pada awal abad ke-21 adalah Pengadilan Kejahatan Internasional untuk Bekas Yugoslavia dan Pengadilan Kejahatan Internasional untuk Rwanda, yang dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB berdasarkan pasal VII Piagam PBB. Pada 1 Juli 2002, Pengadilan Kejahatan Internasional, yang berbasis di Den Haag, Belanda, dibentuk untuk mengadili kejahatan perang yang terjadi pada atau setelah tanggal Wawasan Hukum 215 Bab 5 Sistem Hukum dan Peradilan Internasional tersebut. Beberapa negara, terutama Amerika Serikat, Tiongkok dan Israel, menolak untuk berpartisipasi atau mengizinkan pengadilan tersebut menindak warga negara mereka. Beberapa mantan kepala negara dan kepala pemerintahan yang telah diadili karena kejahatan perang antara lain adalah Karl Dönitz dari Jerman, mantan Perdana Menteri Hideki Tojo dari Jepang dan mantan Presiden Liberia, Charles Taylor. Pada awal 2006 mantan Presiden Irak Saddam Hussein dan mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Miloševi juga diadili karena kejahatan perang. Keadilan perang kadang dituding lebih berpihak kepada pemenang suatu peperangan, karena beberapa peristiwa kontroversi tidak atau belum dianggap sebagai kejahatan perang. Sumber: www.wikipedia.com Umpan Balik Bagaimana pendapat Anda mengenai pernyataan di atas yang menyebutkan bahwa keadilan perang kadang dituding lebih berpihak kepada pemenang suatu peperangan? Dapatkah Anda memberi contoh-contoh peristiwanya? C C C C C..... P P P P Peny eny eny eny enye e e e eba ba ba ba ba b Sengk b Sengk b Sengk b Sengk b Sengketa Inter nasional dan Upa e ta Inte r na siona l da n U pa e ta Inte r na siona l da n U pa e ta Inte r na siona l da n U pa e ta Inte r na siona l da n U pa y y y y ya a a a a P P P P Peny eny eny eny enyelesaianny elesaianny elesaianny elesaianny elesaiannya a a a a 1. 1. 1. 1.

1. P P

P P Peny eny eny eny enye e e e eba ba ba ba bab Sengk b Sengk b Sengk b Sengk b Sengketa Internasional eta Internasional eta Internasional eta Internasional eta Internasional Sengketa internasional international dispute adalah perselisihan yang terjadi antara negara dengan negara, negara dengan individu-individu, atau negara dengan badan-badanlembaga yang menjadi subjek hukum internasional. Beberapa penyebab sengketa internasional itu antara lain sebagai berikut. a. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian internasional. b. Perbedaan penafsiran mengenai isi perjanjian internasional. c. Perebutan sumber-sumber ekonomi. d. Perebutan pengaruh ekonomi, politik, ataupun keamanan regional dan internasional. e. Adanya intervensi terhadap kedaulatan negara lain. f. Adanya penghinaan terhadap harga diri suatu bangsa. Sengketa internasional dapat berujung pada perang ataupun bukan perang. Suatu sengketa internasional dapat digolongkan menjadi perang atau bukan perang didasarkan pada luas atau dalamnya sengketa itu sendiri, niat para pihak yang bersengketa, dan sikap serta reaksi pihak-pihak yang tidak bersengketa. Apabila ada tindakan-tindakan kekuatan yang dilokalisir atau bersifat terbatas, maka hal tersebut mengindikasikan bukan perang. Jika hanya menyangkut dua negara yang 216 Pendidikan Kewarganegaraan XI