Hukum damai Hukum perang

205 Bab 5 Sistem Hukum dan Peradilan Internasional Hukum peperangan yang mengatur hubungan antarnegara yang berperang, misalnya sebagai berikut ini. 1 Peraturan bagaimana cara berperang dengan maksud memperkecil kekejaman, penderitaan, dan penghancuran sebagai akibat perang. 2 Peraturan mengenai perlakukan tawanan perang, orang yang sakit dan luka-luka, para dokter dan juru rawat, perantaraan untuk berunding, dan lain-lain. 3 Peraturan mengenai larangan penggunaan senjata beracun, bom, dan senjata-senjata lain yang menimbulkan penderitaan yang tidak perlu. 4 Peraturan mengenai kedudukan hukum dari daerah musuh yang diduduki, termasuk menghormati jiwa, kemerdekaan, dan harta benda dari warga negara yang tidak turut berperang, sepanjang hal tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan darurat perang. Peraturan-peraturan di atas hanya berlaku untuk peperangan di darat. Peraturan untuk di laut dalam hal kapal-kapal milik warga negara musuh beserta muatannya diatur dalam hukum tentang barang, dan barang-barang dalam kapal dapat disita. Kemudian untuk peperangan di udara belum ada hukum yang mengaturnya secara khusus. Adapun hukum kenetralan adalah hukum yang mengatur hak dan kewajiban timbal balik antara negara-negara yang berperang dengan negara-negara yang netral. Hal tersebut untuk menjauhkan dari segala bantuan yang langsung atau tidak langsung kepada pihak-pihak yang berperang, dan sebaliknya punya hak supaya kepentingannya dihormati. Untuk perang di lautan ada peraturan khusus yang bersangkutan dengan negara netral, yaitu mengenai akibat-akibat tidak mengindahkan blokade oleh kapal-kapal netral atau mengenai pengangkutan alat-alat perang atau alat- alat lainnya yang terlarang yang ditujukan kepada musuh. Di sini kapal-kapal netral terletak di bawah. 5. 5. 5. 5.

5. Sumber-Sumber Hukum Internasional Sumber-Sumber Hukum Internasional

Sumber-Sumber Hukum Internasional Sumber-Sumber Hukum Internasional Sumber-Sumber Hukum Internasional Sumber hukum internasional ada dua macam, yaitu sumber hukum dalam arti materiil dan dalam arti formal. Sumber hukum internasional dalam arti materiil berarti mempersoalkan tentang dasar-dasar berlakunya hukum internasional atau mempersoalkan dasar mengapa hukum internasional itu mempunyai kekuatan mengikat, atau apa sebenarnya yang menjadi daya ikat berlakunya hukum internasional. Bertolak dari situasi di atas, muncul dua teori, yaitu sebagai berikut. Kata Bijak Sekarang, katedralku adalah negaraku. Lugo 206 Pendidikan Kewarganegaraan XI a. Teori hukum alam atau aliran naturalis, yaitu doktrin yang bersandar pada hak-hak asasi. Aliran ini berpendapat bahwa kekuatan mengikat dari hukum internasional didasarkan pada hukum alam yang pada hakikatnya merupakan hukum yang berasal dari Tuhan. b. Teori positivisme, yang menyatakan bahwa hakikat yang mendasari berlakunya hukum internasional ialah adanya persetujuan negara-negara berdaulat, untuk mengikatkan diri pada kaidah-kaidah atau norma-norma hukum internasional. Teori positivisme ini terdapat tiga aliran, yaitu teori common consent , teori self limitation, dan teori asas pacto sunt servanda. Adapun sumber hukum internasional dalam arti formal berarti sumber hukum dari mana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional, yang dipergunakan oleh mahkamah internasional dalam memutuskan masalah hubungan internasional. Mahkamah internasional dalam menyelesaikan dan memutuskan sengketa internasional harus sesuai dengan hukum internasional, dengan menerapkan atau mempergunakan hal sebagai berikut. a. Perjanjian-perjanjian internasional konvensi, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus, yang mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara bersangkutan. b. Kebiasaan-kebiasaan internasional custanary, sebagai bukti dari suatu kebiasaan umum yang telah diterima sebagai hukum internasional. c. Asas-asas hukum yang telah diterima dan diakui oleh bangsa-bangsa beradab. d. Keputusan-keputusan pengadilan internasional dan ajaran-ajaran sarjana terkemuka dari berbagai negara, sebagai sumber tambahan dalam menetapkan kaidah hukum internasional. Klasifikasi yang dapat ditarik dari sumber hukum menurut Pasal 38 1 Piagam Mahkamah Internasional Statute of International Court of Justice ialah sebagai berikut. a. Sumber hukum utama primer meliputi: 1 perjanjian internasional, 2 kebiasaan-kebiasaan internasional, dan 3 asas-asas hukum umum. b. Sumber hukum tambahan subside hanya meliputi: 1 keputusan pengadilan, dan 2 pendapat-pendapat para sarjana yang terkemuka. Kedudukan sumber hukum primerutama sebagai sumber hukum dalam ati formal, derajatnya lebih tinggi daripada sumber hukum subsidertambahan. Sebagai konsekuensinya ialah mahkamah internasional dalam mengambil keputusan