Sumber-Sumber Hukum Internasional Sumber-Sumber Hukum Internasional
206
Pendidikan Kewarganegaraan XI
a. Teori hukum alam atau aliran naturalis, yaitu doktrin yang bersandar pada hak-hak asasi. Aliran ini berpendapat bahwa kekuatan mengikat dari hukum
internasional didasarkan pada hukum alam yang pada hakikatnya merupakan hukum yang berasal dari Tuhan.
b. Teori positivisme, yang menyatakan bahwa hakikat yang mendasari berlakunya hukum internasional ialah adanya persetujuan negara-negara
berdaulat, untuk mengikatkan diri pada kaidah-kaidah atau norma-norma hukum internasional. Teori positivisme ini terdapat tiga aliran, yaitu teori
common consent , teori self limitation, dan teori asas pacto sunt servanda.
Adapun sumber hukum internasional dalam arti formal berarti sumber hukum dari mana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum
internasional, yang dipergunakan oleh mahkamah internasional dalam memutuskan masalah hubungan internasional.
Mahkamah internasional dalam menyelesaikan dan memutuskan sengketa internasional harus sesuai dengan hukum internasional, dengan menerapkan atau
mempergunakan hal sebagai berikut. a. Perjanjian-perjanjian internasional konvensi, baik yang bersifat umum
maupun yang bersifat khusus, yang mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara bersangkutan.
b. Kebiasaan-kebiasaan internasional custanary, sebagai bukti dari suatu kebiasaan umum yang telah diterima sebagai hukum internasional.
c. Asas-asas hukum yang telah diterima dan diakui oleh bangsa-bangsa beradab. d. Keputusan-keputusan pengadilan internasional dan ajaran-ajaran sarjana
terkemuka dari berbagai negara, sebagai sumber tambahan dalam menetapkan kaidah hukum internasional.
Klasifikasi yang dapat ditarik dari sumber hukum menurut Pasal 38 1 Piagam Mahkamah Internasional Statute of International Court of Justice
ialah sebagai berikut. a. Sumber hukum utama primer meliputi:
1 perjanjian internasional, 2 kebiasaan-kebiasaan internasional, dan
3 asas-asas hukum umum.
b. Sumber hukum tambahan subside hanya meliputi: 1 keputusan pengadilan, dan
2 pendapat-pendapat para sarjana yang terkemuka. Kedudukan sumber hukum primerutama sebagai sumber hukum dalam ati
formal, derajatnya lebih tinggi daripada sumber hukum subsidertambahan. Sebagai konsekuensinya ialah mahkamah internasional dalam mengambil keputusan
207
Bab 5
Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
Wawasan Kebhinekaan Wawasan Kebhinekaan
Bermusyawarah Bermusyawarah
terhadap suatu sengketa internasional tertentu, harus mengutamakan dan memprioritaskan salah satu dari ketiga sumber primer tersebut, sebagai dasar
keputusannya. Namun, apabila salah satu dari ketiga sumber hukum primer tersebut tidak dapat diterapkan dalam memutuskan suatu sengketa internasional, barulah
mahkamah internasional boleh mempergunakan sumber subsider, yaitu keputusan- keputusan terdahulu dan pendapat-pendapat para sarjana hukum yang paling
terkemuka.
1. Bagilah siswa di kelas Anda menjadi beberapa kelompok. 2. Setiap kelompok mencari data-data tentang peperangan antarnegara yang
pernah terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. 3. Musyawarahkan dengan anggota kelompok Anda, apakah terdapat
pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum perang pada peperangan- peperangan tersebut. Jika ada, carilah informasi dampaknya, baik bagi pelaku
peperangan maupun rakyat sipil yang tidak ikut berperang.
4. Setelah itu, gunakan data-data yang diperoleh untuk membuat suatu makalah
yang bertemakan Pelanggaran Hukum Perang dan Dampaknya. Gunakan data-data tersebut sebagai bukti pendukung makalah kelompok Anda.
5. Presentasikan makalah kelompok Anda dan adakan diskusi formal dengan peserta diskusi di depan kelas.
6. Guru akan membimbing dan memberikan penilaian.
Zaman Perbudakan Dikenang
Pada tanggal 23 Maret 2010, akhirnya Kongres Nasional Senegal menyetujui rancangan undang-undang di Dakar, yang isinya menegaskan bahwa perbudakan dan perdagangan
budak adalah kejahatan. RUU ini tidak menuntut ganti rugi, tetapi hanya untuk mengenang kepahitan para budak belian. RUU ini akan menjadi tonggak hukum pertama di benua,
yang dengan tegas menyatakan, perbudakan dan perdagangan budak adalah kejahatan kemanusiaan.
Pengesahan terjadi beberapa hari menjelang HUT ke-50 kemerdekaan negara itu yang jatuh pada tanggal 4 April. Juru bicara Departemen Kehakiman Senegal, Cheikh Bamba
208
Pendidikan Kewarganegaraan XI Niang, mengatakan, RUU tidak mengantisipasi tuntutan-tuntutan atas ganti rugi berupa
sejumlah uang, atau menurut terminologi UU disebut sebagai kompensasi finansial. Kampanye menuntut kompensasi sering muncul di daratan Afrika, atau warga
keturunan Afrika di Amerika Serikat. Bahkan, muncul perdebatan kontroversial menyangkut “siapa yang akan membayar” dan “akan dibayarkan kepada siapa”.
Lahirnya RUU tersebut, yang segera menjadi UU, adalah sebuah peraturan untuk mengenang memorial law perbudakan. Niang mengatakan, bahwa hal itu sebagai
peraturan untuk mengenang kembali atau sebuah kewajiban untuk mengenang dan hal itu merupakan sebuah tanggung jawab hukum atas kenyataan peristiwa di masa lalu.
Adapun tidak jauh dari Dakar, terletak Pulau Goree, yang dijuluki sebagai “rumah para budak”. Pulau ini menjadi salah satu saksi bisu kejahatan kemanusiaan di masa silam
di Afrika Barat. Pulau Goree di lepas pantai barat Afrika menjadi saksi empat abad lalu tentang kesedihan, tangisan, dan penderitaan sekitar 15 juta hingga 20 juta warga Afrika.
Mereka ditampung sebelum dikirim ke Eropa dan AS tanpa pernah tahu jalan pulang.
Kini Pulau Goree dihuni tidak kurang dari 1.000 orang, dan menjadi tujuan wisata sejarah. Pulau ini ditetapkan UNESCO pada tahun 1978 sebagai salah satu warisan dunia
yang harus dilindungi. Warga Senegal menyebutnya Ber. Sedangkan orang Portugis menamainya Ila de Palma. Penjajah Belanda pada masa lalu menyebutnya dengan Good
Reed , yang kemudian diubah oleh Perancis menjadi Goree yang berarti “pelabuhan baik”.
Diadopsinya RUU itu oleh Senegal menjadi tanda bahwa ada kewajiban untuk mengenang. Hal itu sekaligus merujuk peringatan tahunan yang jatuh setiap 27 April.
Tanggal tersebut menandai dihapusnya bisnis perbudakan di seluruh koloni Perancis pada 27 April 1848. Ini dipelopori oleh Victor Schoelcher, tokoh kemanusiaan Perancis
yang berjuang menghapus perbudakan.
Sumber:
Kompas, 27 Maret 2010 Diambil seperlunya dengan sedikit pengubahan
Umpan Balik
Menurut Anda, apa yang melatarbelakangi perbudakan di masa lalu? Masih adakah bentuk perbudakan dari segi ras pada zaman sekarang ini? Coba rangkumlah jawaban
Anda dan tuangkan dalam bentuk artikel
B B
B B
B..... Sistem P Sistem P
Sistem P Sistem P
Sistem Per er
er er
eradilan Internasional adilan Internasional
adilan Internasional adilan Internasional
adilan Internasional
Di dalam peradilan internasional, terdapat beberapa komponen yang terdiri dari Mahkamah Internasional The International Court of Justice, Mahkamah Pidana
Internasional The International Criminal Court, dan Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional The International Criminal Tribunals and Special Court.
1. 1.
1. 1.