Klasifikasi dari segi pelaksanaan perjanjian
f. Klasifikasi dari segi fungsi dalam pembentukan hukum
1 Perjanjian yang membentukmenciptakan hukum law making treaties law creating treaties . Perjanjian ini meletakkan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan, yang pada umumnya merupakan perjanjian multilateral. Contoh: a Konvensi hukum laut tahun 1958. b Konvensi Jenewa 1959 tentang perlindungan korban perang. 2 Perjanjian yang bersifat kontrak treaty contract. Pada umumnya perjanjian ini merupakan perjanjian bilateral karena dalam perjanjian ini hanya menyangkut para pihak yang mengadakan perjanjian saja. Dan perjanjian ini hanya menyangkut soal-soal khusus, jadi lebih layak kalau diadakan secara tertutup, yang tidak membuka kemungkinan bagi pihak ketiga untuk ikut sebagai pihak peserta perjanjian. Contohnya, Australia tidak akan ikut serta dalam perjanjian antara Indonesia dengan Philipina tentang pemberantasan penyelundupan dan bajak laut. Dengan demikian, maka treaty contract dapat secara tidak langsung membentuk kaidah-kaidah hukum yang berlaku umum, melalui proses hukum kebiasaan.g. Klasifikasi dari segi akibat perjanjian internasional yang dibuat
Pada dasarnya perjanjian internasional yang dibuat akan memiliki konsekuensi yang mengikat, baik dalam segi hak dan kewajibannya. Oleh karena itu, pihak-pihak yang mengadakan perjanjian internasional harus mematuhi dan melaksanakan hak dan kewajiban yang tertera dalam perjanjian tersebut. Sedangkan negara-negara yang tidak terlibat dalam perjanjian tersebut tidak diharuskan mematuhinya. Akan tetapi bila perjanjian tersebut bersifat multilateral misalnya dalam lingkup PBB atau objeknya besar misalnya menyangkut Terusan Suez, Selat Malaka yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada negara-negara yang tidak terlibat perjanjian, maka negara-negara tersebut dapat juga menjadi terikat dengan kondisi sebagai berikut. 1 Negara tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu. 2 Negara tersebut dikehendaki oleh para peserta. 154 Pendidikan Kewarganegaraan XI Wawasan Kebhinekaan Wawasan Kebhinekaan Telaah Konstitusi Telaah Konstitusi Pembuatan Perjanjian Internasional Dalam Pasal 11 ayat 1 UUD RI Tahun 1945 disebutkan bahwa presiden dengan persetujuan DPR membuat perjanjian dengan negara lain. Dalam hal bahwa suatu perjanjian menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, danatau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang- undang, maka pembuatan perjanjian internasional tersebut harus dengan persetujuan DPR. Ketentuan lebih lanjut tentang pembuatan perjanjian internasional diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2000. Umpan Balik Dapatkah Anda menjelaskan isi dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2000 tersebut? Coba Anda terangkan secara lisan isi undang-undang tersebut kepada teman-teman di kelas Efektivitas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 dalam Menghapus Diskriminasi bagi Warga Keturunan Tionghoa Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 dianggap telah gagal memberikan perlindungan terhadap warga keturunan Tionghoa sebagai warga negara Indonesia dari perlakukan diskriminasi. Secara historis, diskriminasi warga keturunan Tionghoa berawal dari adanya penggolongan penduduk warisan Kolonial Belanda. Pembedaan bagi golongan penduduk Indonesia pada saat Hindia Belanda didasarkan pada Indische Staatsregeling 1927 Pasal 163, dibagi menjadi 3 tiga golongan, yaitu: 1. Golongan Eropa, terdiri dari: a. Bangsa Belanda; b. Bukan bangsa Belanda tetapi orang Eropa; dan c. Orang bangsa lain yang hukum keluarganya sama dengan golongan Eropa. 2. Golongan Timur Asing, terdiri dari: a. Golongan Tionghoa; dan b. Golongan Timur Asing bukan Cina. 3. Golongan Bumiputera atau Pribumi, terdiri dari: a. Orang Indonesia asli dan keturunannya; dan b. Orang lain yang menyesuaikan diri dengan yang pertama. Diskriminasi tersebut masih dirasakan hingga saat ini. Selain itu, bagi warga keturunan Tionghoa juga disyaratkan untuk menyertakan SBKRI Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia untuk mengurus paspor atau dokumen sipil lainnya. Surat BuktiParts
» Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Awal Bab, setiap bab diawali dengan ilustrasi berupa gambar dan aktivitas yang
» Kata Kunci, berisi kata-kata penting yang menjadi kunci pembahasan dalam
» Cerdas dan Kritis, bentuk penugasan individu untuk memancing kreativitas
» Analisis, bentuk penugasan individu yang bertujuan untuk memancing kemampuan
» Gabriel A. Almond dan Sidney Verba
» Samuel Beer Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Mochtar Masoed dan Collin MacAndrews Larry Diamond Almond dan Powell
» Orientasi kognitif Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Budaya politik kaula Orientasi evaluatif
» Budaya politik partisipan Orientasi evaluatif
» Sistem politik otoriter Sistem demokratis pra-industrial
» Kecenderungan patronage Orientasi evaluatif
» Kecenderungan neo-patrimonialistik Orientasi evaluatif
» Kenneth P. Langton Haryanto, 1992: 36
» Richard E. Dawson Haryanto, 1992: 37
» Imitasi Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Motivasi Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Penataran Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Keluarga Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Sekolah Peer group Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Prof. Dr. Miriam Budiardjo 1998: 16
» Sigmund Neuman dalam Harry Eckstein dan David E. Apter 1963: 352
» Carl J. Friedrich dalam Budiardjo, 1998: 16
» Aktivitas partai politik Partai politik
» Kritis, korektif, dan konstruktif
» UUD RI Tahun 1945 Perubahan IV
» UU Nomor 9 Tahun 1998 Partai politik
» UU Nomor 39 Tahun 1999 Partai politik
» Pilihlah jawaban yang paling benar
» Konservatif Budaya demokrasi dengan sistem parlementer
» Budaya demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan
» Budaya demokrasi dengan sistem referendum
» Prinsip-prinsip budaya demokrasi Pancasila
» Perubahan politik secara struktural
» Perubahan politik secara kultural
» Kesadaran politik Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Pendampingan yang intensif dan berkelanjutan
» Mengembangkan media komunikasi yang murah, mudah, dan bisa
» Masa Demokrasi ParlementerLiberal Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Masa Demokrasi Terpimpin Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Hak-hak politik rakyat sangat dibatasi
» Pemusatan kekuasaan di tangan presiden
» Pemilu yang tidak demokratis
» Pembentukan lembaga ekstrakonstitusional Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Tegaknya supremasi hukum Keterbukaan
» Peduli pada stokeholder Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Berorientasi pada konsensus Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Kesetaraan Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Efektivitas dan efisiensi Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Akuntabilitas Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Visi strategis Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Kepastian hukum Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Tertib penyelenggaraan negara Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Kepentingan umum Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Keterbukaan Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Proporsionalitas Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Profesionalitas Akuntabilitas Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Bidang ekonomi dan lingkungan hidup Bidang sosial budaya dan keagamaan
» Bidang pertahanan dan keamanan
» Bidang ekonomi Mengutamakan potensi masyarakat setempat
» Bidang agama dan sosial budaya Bidang hukum
» Organisasi nonpemerintah dan media massa
» Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri
» Diplomasi Pendidikan dan masyarakat
» Propaganda Pendidikan dan masyarakat
» Kekuatan militer Pendidikan dan masyarakat
» Klasifikasi dari segi jumlah yang mengadakan perjanjian
» Klasifikasi dari segi corakbentuk perjanjian
» Klasifikasi dari segi prosestahap pembentukan perjanjian
» Klasifikasi dari segi pelaksanaan perjanjian
» Klasifikasi dari segi fungsi dalam pembentukan hukum
» Klasifikasi dari segi akibat perjanjian internasional yang dibuat
» Tahap perundingan negotiation Pendidikan dan masyarakat
» Tahap penandatanganan signature Pendidikan dan masyarakat
» Tahap pengesahan ratification Pendidikan dan masyarakat
» Pembukaan Perwakilan Diplomatik P P
» Pengangkatan dan penerimaan Perwakilan Diplomatik
» Klasifikasi Perwakilan Diplomatik P P
» Tugas Perwakilan Diplomatik P P
» Fungsi Perwakilan Diplomatik P P
» Inviolability tidak dapat diganggu gugat
» Struktur dan peranan organisasi PBB
» Peranan Asia-Afrika bagi Hubungan Internasional
» Setiap negara tidak melakukan tindakan berupa ancaman agresi
» Setiap negara harus menyelesaikan masalah-masalah internasional
» Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri negara lain.
» Negara-negara berkewajiban untuk menjalin kerja sama dengan
» Persamaan hak dan penentuan nasib sendiri.
» Persamaan kedaulatan dari negara.
» Setiap negara harus dapat dipercaya dalam memenuhi kewajiban.
» Palang Merah Internasional ASEAN ASEAN
» Organisasi Internasional Orang perseorangan individu
» Pemberontak dan pihak dalam sengketa belligerent
» Sumber-Sumber Hukum Internasional Sumber-Sumber Hukum Internasional
» Komposisi Mahkamah Internasional Mahk Mahk
» Fungsi utama Mahkamah Internasional
» Yurisdiksi Mahkamah Internasional Mahk Mahk
» P P Pendidikan Kewarganegaraan 2 Kelas 11 Rima Yuliastuti Wijianto Budi Waluyo 2011
» Negosiasi, jasa-jasa baik, mediasi, konsiliasi, dan penyelidikan
» Penyelesaian di bawah naungan organisasi PBB
» Tindakan-tindakan pembalasan P P
» Cerdas dan Kritis halaman 37
» Cerdas dan Kritis halaman 96
Show more