210
Pendidikan Kewarganegaraan XI
Mahkamah Internasional, Piagam PBB pasal 94, dan segala ketentuan berkenaan dengan MI.
3 Negara bukan anggota statuta MI
Negara-negara yang masuk dalam kategori ini diharuskan membuat deklarasi bahwa tunduk pada semua ketentuan Mahkamah Internasional
dan Piagam PBB pasal 94.
c. Yurisdiksi Mahkamah Internasional
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan yurisdiksi adalah kewenangan yang dimiliki oleh MI yang bersumber pada hukum internasional untuk menentukan
dan menegakkan sebuah aturan hukum. Yurisdiksi ini meliputi kewenangan sebagai berikut.
1 Memutuskan perkara-perkara pertikaian contentious case. 2 Memberikan opini-opini yang bersifat nasihat advisory opinion.
Yurisdiksi menjadi dasar MI dalam menyelesaikan sengketa internasional. Para pihak yang akan beracara di MI harus menerima yurisdiksi MI. Ada
beberapa kemungkinan cara penerimaan tersebut, yaitu dalam bentuk berikut.
1 Perjanjian khusus
Dalam hal ini, para pihak yang bersengketa menyerahkan perjanjian khusus yang berisi subjek sengketa dan pihak yang bersengketa.
2 Penundukan diri dalam perjanjian internasional
Dalam hal ini, para pihak telah menundukkan diri pada yurisdiksi MI sebagaimana terdapat dalam isi perjanjian internasional di antara
mereka. Ketentuan tersebut mengharuskan peserta perjanjian untuk tunduk kepada yurisdiksi MI manakala terjadi sengketa di antara para
peserta perjanjian.
3 Pernyataan penundukan diri negara peserta statuta MI
Dalam hal ini, negara yang menjadi anggota statuta MI yang akan beracara di MI menyatakan diri tunduk pada MI. Di sini, mereka tidak
perlu membuat perjanjian khusus terlebih dahulu.
4 Keputusan Mahkamah Internasional mengenai yurisdiksinya
Dalam hal ini, manakala ada sengketa mengenai yurisdiksi MI, maka sengketa tersebut diselesaikan dengan keputusan MI sendiri. Di sini,
para pihak dapat mengajukan keberatan awal terhadap yurisdiksi MI.
5 Penafsiran putusan
Hal ini didasarkan pada pasal 60 statuta MI, yang mengharuskan MI untuk memberikan penafsiran jika diminta oleh salah satu ataupun
kedua belah pihak yang beracara. Permintaan penafsiran dapat dilakukan dalam bentuk perjanjian khusus antar para pihak yang bersengketa
ataupun permintaan dari salah satu pihak yang bersengketa.
211
Bab 5
Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
6 Perbaikan putusan
Dalam hal ini, penundukan diri pada yurisdiksi MI dilakukan melalui pengajuan permintaan. Syarat pengajuan permintaan tersebut adalah
adanya fakta baru novum yang belum diketahui MI ketika putusan tersebut dibuat. Jadi, hal itu sama sekali bukan karena kesengajaan dari
para pihak yang bersengketa.
2. 2.
2. 2.
2. Mahk Mahk
Mahk Mahk
Mahkamah Pidana Internasional amah Pidana Internasional
amah Pidana Internasional amah Pidana Internasional
amah Pidana Internasional T
T T
T The Interna
he Interna he Interna
he Interna he International Criminal
tional Criminal tional Criminal
tional Criminal tional Criminal
Court Court
Court Court
Court, ICC , ICC
, ICC , ICC
, ICC
MPIICC merupakan mahkamah pidana internasional yang berdiri permanen berdasarkan traktat multilateral. MPI bertujuan untuk mewujudkan supremasi
hukum internasional dan memastikan bahwa pelaku kejahatan berat internasional dipidana. MPI disahkan pada tanggal 1 Juli 2002, dan dibentuk berdasarkan statuta
Roma yang lahir terlebih dahulu pada tanggal 17 Juli 1998. Tiga tahun kemudian, yaitu tanggal 1 Juli 2005, statuta MPI telah diterima dan diratifikasi oleh 99 negara.
Sama seperti MI, MPI berkedudukan di Den Haag, Belanda. a.
Komposisi Mahkamah Pidana Internasional
Awalnya, MPI terdiri dari 18 orang hakim yang bertugas selama sembilan
tahun tanpa dapat dipilih kembali. Para hakim dipilih berdasarkan dua pertiga suara
Majelis Negara Pihak, yang terdiri atas negara-negara yang telah meratifikasi
statuta ini pasal 36 ayat 6 dan 9. Paling tidak separuh dari mereka kompeten di
bidang hukum pidana dan acara pidana, sementara paling tidak lima lainnya
mempunyai kompetensi di bidang hukum internasional.
Dalam memilih para hakim, negara pihak harus memperhitungkan perlunya perwakilan berdasarkan prinsip-prinsip sistem hukum di dunia,
keseimbangan geografis, dan keseimbangan gender. Para hakim akan dibagi dalam tiga bagian, yaitu pra-peradilan, peradilan, dan peradilan banding.
Mayoritas absolut dari Majelis Negara Pihak akan menetapkan jaksa penuntut dan satu atau lebih wakil jaksa penuntut dengan masa kerja sembilan
tahun, dan tidak dapat dipilih kembali. Para penuntut ini harus memiliki pengalaman praktik yang luas dalam penuntutan kasus-kasus pidana. Jaksa
akan bertindak atas penyerahan dari Negara Pihak atau Dewan Keamanan, dan dapat berinisiatif melakukan penyelidikan atas kehendak sendiri propio
motu
.
Sumber: w
w w
.google.com
Gambar 5.5
Pelaku kejahatan berat internasional akan diadili di Mahkamah Pidana Internasional.