Penyelesaian di bawah naungan organisasi PBB

220 Pendidikan Kewarganegaraan XI dihiraukan kerana KD Rencong menganggap pembinaan di mercusuar adalah merusak kedaulatan Malaysia. Bahkan, KD Rencong melakukan manuver-manuver yang membahayakan pembangunan mercusuar. Misalnya, kapal tersebut melaju cepat sehingga menimbulkan gelombang tinggi di sekitar lokasi pembangunan mercusuar. Akhirnya, KRI Tedong Naga mendekati KD Rencong untuk mengusir keluar dari wilayah perairan yang dipertikaikan. Dalam upaya tersebut terjadi tiga kali serempetan yang menyebabkan lambung sebelah kanan kapal Malaysia yang umurnya sudah tua dan berkarat di beberapa bagian itu rusak. Sedangkan KRI Tedong Naga hanya tergores catnya di bagian lambung sebelah kiri. KD Rencong kemudian bergerak menuju pangkalannya di Tawau, Malaysia. Pasca-Insiden Sehari setelah insiden, tak terlihat lagi kapal perang Malaysia yang memasuki kawasan perairan yang dipersengketakan itu. Sedangkan pada hari Minggu, dua hari setelah insiden, hanya terlihat sebuah kapal patroli polisi Malaysia yang berlayar normal sekitar 3 mil dari perairan Karang Unarang. KRI Tedong Naga yang pada pagi hari kembali mulai melakukan patroli bersama KRI Hiu tidak mengalami gangguan dari kapal-kapal Malaysia. Tanggapan dari Pihak Indonesia Menurut Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armatim Kolonel Laut Marsetio, tindakan Komandan KRI Tedong Naga memutuskan untuk menghalau KD Rencong adalah benar, karena kapal itu sudah memasuki 9,5 mil laut dari Pulau Batik, yang termasuk wilayah yang dipertikaikan. Pihak Indonesia mengklaim bahwa tindakan itu dibenarkan juga berdasarkan UNCLS United Nations Convention on the Law of the Sea tahun 1982 yang menyatakan bahwa suatu negara berwenang untuk mengusir suatu kekuatan asing apabila ia mulai mengganggu kedaulatan suatu negara. Pada 12 April, pemerintah Indonesia melalui Departemen Luar Negeri telah mengirimkan nota protes resmi kepada Malaysia atas peristiwa penyerempetan kedua kapal. Tanggapan dari Pihak Malaysia Sedangkan Angkatan Laut Malaysia membantah bahwa salah satu kapal perangnya bertabrakan dengan kapal perang Indonesia di perairan sekitar Karang Unarang. Menurut Kepala AL Malaysia, kedua kapal itu hanya bersentuhan satu sama lain serta tidak ada seorang pun yang terluka dan tidak ada kerusakan pada kapal tersebut. Pada 13 April, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi menyatakan pemerintahnya tidak akan menarik mundur kapal perangnya dari perairan Ambalat. Menurut Badawi, Malaysia mempunyai alasan yang kuat untuk mempertahankan kedaulatan di Ambalat yang dianggapnya sebagai wilayah Malaysia. Malaysia tidak pernah mengakui klaim Indonesia terhadap kawasan tersebut, dengan itu Malaysia menganggap bahwa UNCLS tidak boleh diterapkan dalam kejadian ini. Sumber: www.wikipedia.com Umpan Balik Bagaimana? Adakah komentar yang ingin Anda ungkapkan sehubungan dengan peristiwa di atas? Coba ungkapkanlah secara lisan 221 Bab 5 Sistem Hukum dan Peradilan Internasional 3 . 3 . 3 . 3 . 3 . P P P P Peny eny eny eny enyelesaian Sengk elesaian Sengk elesaian Sengk elesaian Sengk elesaian Sengketa Inter nasional secar eta Inter nasional secar eta Inter nasional secar eta Inter nasional secar eta Inter nasional secar a P a P a P a P a Pak ak ak ak aksa a sa a sa a sa a sa atau tau tau tau tau K K K K Kek ek ek ek eker er er er erasan asan asan asan asan Adakalanya para pihak yang terlibat dalam sengketa internasional tidak dapat mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan sengketa tersebut secara damai. Apabila hal tersebut terjadi, maka cara penyelesaian yang mungkin adalah dengan cara-cara kekerasan. Cara-cara penyelesaian dengan kekerasan di antaranya adalah perang dan tindakan bersenjata nonperang; retorsi; tindakan-tindakan pembalasan; blokade secara damai; intervensi. a. Perang dan tindakan nonperang Perang dan tindakan bersenjata nonperang bertujuan untuk menaklukkan negara lawan dan untuk membebankan syarat-syarat penyelesaian suatu sengketa internasional. Melalui cara tersebut, negara yang ditaklukkan itu tidak memiliki alternatif lain selain mematuhinya.

b. Retorsi

Retorsi adalah pembalasan dendam oleh suatu negara terhadap tindakan- tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh negara lain. Balas dendam dilakukan dalam bentuk tindakan-tindakan sah yang tidak bersahabat, yang dilakukan oleh negara yang kehormatannya dihina. Misalnya, dengan cara menurunkan status hubungan diplomatik, pencabutan privilege diplomatik, atau penarikan diri dari kesepakatan-kesepakatan fiskal dan bea masuk.

c. Tindakan-tindakan pembalasan

Pembalasan adalah cara penyelesaian sengketa internasional yang digunakan oleh suatu negara untuk mengupayakan diperolehnya ganti rugi dari negara lain. Cara penyelesaian sengketa tersebut adalah dengan melakukan tindakan pemaksaan kepada suatu negara untuk menyelesaikan sengketa yang disebabkan oleh tindakan ilegal atau tidak sah yang dilakukan oleh negara tersebut.

d. Blokade secara damai

Blokade secara damai adalah suatu tindakan yang dilakukan pada waktu damai. Kadang-kadang tindakan tersebut digolongkan sebagai suatu pembalasan. Tindakan tersebut pada umumnya ditujukan untuk memaksa negara yang pelabuhannya diblokade untuk menaati permintaan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara yang memblokade. Sumber: w w w .google.com Gambar 5.8 P e r a n g m e r u p a k a n s a l a h s a t u alternatif penyelesaian sengketa secara paksa. 222 Pendidikan Kewarganegaraan XI Analisis Analisis

e. Intervensi

Pengertian intervensi sebagai cara untuk menyelesaikan sengketa internasional adalah tindakan campur tangan terhadap kemerdekaan politik negara tertentu secara sah dan tidak melanggar hukum internasional. Ketentuan-ketentuan yang termasuk dalam kategori intervensi sah adalah sebagai berikut. 1 Intervensi kolektif sesuai dengan Piagam PBB. 2 Intervensi untuk melindungi hak-hak dan kepentingan warga negaranya. 3 Pertahanan diri. 4 Negara yang menjadi objek intervensi dipersalahkan melakukan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. 1. Simak kasus sengketa antarnegara berikut. Perang Malvinas Jilid II, Mungkinkah? Tiap tahun, ada “drama” rutin di sidang Komite Khusus PBB tentang dekolonisasi. Tiga delegasi beradu mulut dengan topik yang sama, yakni kedaulatan Kepulauan Falkland alias Malvinas. Argentina menyebut kedaulatan Inggris atas kepulauan tetangga mereka tersebut sebagai bentuk ketidakadilan kolonialisasi. Karena itu, berdasar integritas teritorial, Argentina menuntut Malvinas dikembalikan ke tangan mereka. Inggris jelas membantah argumen tersebut. Sementara itu, perwakilan Falkland dengan tegas menyatakan tak mau menjadi bagian dari Argentina. Mereka bahkan tak merasa sebagai sebuah wilayah koloni. Meski berlangsung panas, drama di markas PBB tersebut tak pernah lebih dari sekadar adu mulut. Tapi, hal itu tidak untuk tahun ini. Gara-gara keputusan Inggris yang memulai pengeboran minyak di Falkland, Argentina pun meningkatkan tensi protes dengan menyerahkan surat kepada Sekjen PBB. Mereka meminta berunding langsung dengan Inggris dengan dimediatori PBB dalam rangka mendesakkan tujuan pengambilalihan kepulauan berpenduduk sekitar 3.100 jiwa tersebut. Persoalannya, Inggris menegaskan tak akan pernah menyerahkan kepemilikan Falkland yang ditaksir memiliki kekayaan minyak hingga 60 miliar barel. Artinya, dialog terancam gagal menghasilkan kesepakatan dan berarti membuka kemungkinan pecahnya Perang Malvinas Jilid II. Sumber: Jawa Pos, 28 Februari 2010 Diambil seperlunya