Klasifikasi Perwakilan Diplomatik P P

163 Bab 4 Hubungan Internasional setelah Kongres Wina I. Kongres Achen ini menghasilkan suatu protokol yang dikenal sebagai “Protokol Achen”. Protokol Achen merupakan appendix amandemen pada akta final yang mengatur masalah pangkat jabatan diplomatik. Urut-urutan pangkat diplomatik menurut Kongres Aix La Chapelle adalah sebagai berikut. a Ambasador and legates, or nuncios. b Envoy and minister plenipotentiory. c Charge d’affaires. Menurut Oppenheim, yang disebut nuncios adalah klasifikasi pangkat diplomatik dari tahta suci Vatikan pada tingkat kedutaan besar, sedangkan yang disebut inter nuncios adalah klasifikasi pangkat diplomatik pada tingkat kedutaan logation. Internuncios ini sama dengan envoys minister plenipotentiory. 3 Klasifikasi Perwakilan Diplomatik menurut Konvensi Wina 1961 Dalam Pasal 14 Konvensi Wina, ditentukan bahwa kepala-kepala misi diplomatik dibedakan menjadi tiga kelas. Berikut ini adalah kelas- kelas tersebut. a Ambasador atau nuncios, diakreditasikan pada kepala negara dan kepala misi lain yang sederajat. b Envoys, minister, dan internuncios, diakreditasikan kepada kepala negara. c Charge d’affairs, diakreditasikan kepada menteri luar negeri. Dalam prosesnya, tidak akan diadakan pembedaan di antara kepala- kepala perwakilan berdasarkan kelasnya, kecuali mengenai urutan kehadiran dan etiket.

d. Tugas Perwakilan Diplomatik

Sebelum membahas tentang tugas perwakilan diplomatik, terlebih dahulu dikemukakan tujuan diadakan perwakilan diplomatik. Tujuannya adalah sebagai berikut. 1 Memelihara kepentingan negara di negara penerima, sehingga jika terjadi sesuatu urusan, perwakilan diplomatik dapat mengambil langkah untuk menyelesaikannya. 2 Melindungi warga negara sendiri yang berdomisilli di negara penerima. 3 Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara pengirim. Tugas perwakilan diplomatik menurut Wiryono Prodjodikoro, S.H. adalah sebagai berikut. 164 Pendidikan Kewarganegaraan XI 1 Representasi Ada beberapa batasan mengenai tugas representasi, antara lain dikemukakan oleh Gerhand Van Glahn dalam bukunya Law Among Nations . Ia menyatakan bahwa seorang diplomat tidak hanya bertindak di dalam kesempatan ceremonial saja, tetapi juga melakukan protes atau mengadakan penyelidikan inquirens atau pertanyaan dengan pemerintah negara penerima. Ia mewakili kebijaksanaan politik pemerintah negaranya. 2 Negosiasi Negosiasi adalah bentuk hubungan antarnegara berupa perlindungan atau pembicaraan, baik negara tempat ia diakreditasikan maupun dengan negara-negara lainnya. Perundingan atau pembicaraan merupakan salah satu tugas diplomat dalam mewakili negaranya. Dalam perundingan, seorang diplomat harus mengemukakan sikap negaranya kepada negara penerima yang menyangkut kepentingan dari kedua negara. Selain itu, juga mengemukakan sikap yang diambil oleh negaranya mengenai perkembangan internasional. 3 Observasi Observasi dimaksudkan untuk menelaah dengan sangat teliti setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi di negara penerima, yang mungkin dapat memengaruhi kepentingan negaranya. Selanjutnya, apabila dianggap perlu, maka pejabat diplomatik mengirimkan laporan kepada pemerintahnya. 4 Proteksi Proteksi atau perlindungan adalah melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingan warga negaranya yang berada di luar negeri. Hukum internasional telah memberikan wewenang kepada negara pengirim dalam bentuk perlindungan warga negaranya yang berada di negara tersebut, tetapi hal ini bukan merupakan kewajibanwajib. Kewajiban ini timbul berdasarkan asas hukum nasional negara pengirim. 5 Meningkatkan hubungan persahabatan antarnegara Konvensi Wina 1961 menyebutkan bahwa tugas perwakilan diplomatik adalah untuk meningkatkan hubungan persahabatan, mengembangkan hubungan ekonomi, kebudayaan, serta ilmu pengetahuan di antara negara penerima dengan pengirim.

e. Fungsi Perwakilan Diplomatik

Fungsi perwakilan diplomatik menurut Konvensi Wina 1961 adalah mewakili negara pengirim di negara penerima untuk hal-hal berikut. 1 Melindungi segala kepentingan negara pengirim dan warganegaranya di negara penerima dalam batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional.