UU Nomor 9 Tahun 1998 Partai politik

31 Bab 1 Budaya Politik di Indonesia Analisis Analisis

c. UU Nomor 39 Tahun 1999

Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 24 Ayat 1 yang menyebutkan, “Setiap orang berhak untuk berkumpul, berapat, dan berserikat untuk maksud-maksud damai”. Hal ini diperkuat dengan Pasal 25 yang berbunyi, “Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Aktivitas politik masyarakat melalui debat politik, dapat membawa implikasi luas terhadap sikap, perilaku, dan isu-isu politik yang berkembang di dalam masyarakat. Manfaat debat politik bagi masyarakat antara lain sebagai berikut. a. Sebagai sarana pendidikan politik masyarakat. b. Membiasakan diri menanggapi isu-isuopini publik dengan rasional dan proporsional. c. Tumbuh sikap kesadaran dan pengendalian diri dalam menerima perbedaan. d. Memahami dinamika kehidupan politik yang mengacu pada the rule of law. e. Menumbuhkan sikap yang mengedepankan kepentingan umum, bangsa, dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Di negara-negara demokrasi pada umumnya pelaksanaan debat politik adalah sesuatu hal yang familier terbiasaakrab. Hal ini dapat dimengerti, karena debat politik selama ini hanya ada pada lingkungan nasyarakat kampus dan cendekia, sedangkan pada masyarakat level bawah marginal dan di pedesaan, debat politik relatif tidak pernah terjadi. Yang terkadang muncul hanyalah sebatas obrolan nonformal dari wacana atau opini publik yang berkembang pada saat itu dengan tema tidak fokus pada masalah politik tertentu. 1. Simaklah wacana di bawah ini dengan cermat. Sistem Politik Harus Direvitalisasi JAKARTA - Direktur Eksekutif Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Formappi Tommy Legowo mengatakan sekarang saat yang tepat untuk melakukan revitalisasi sistem politik. Kondisi politik yang sedang stabil saat ini membuat pengambil kebijakan lebih tenang menata sistem politik lewat perbaikan paket ITU Politik. Salah satu yang penting, kata Tommy, adalah regulasi tentang parpol. Regulasi itu harus bisa memaksa institusi tersebut menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, terutama bisa menciptakan sistem keanggotaan yang sistemik dengan berbasis pada meritokrasi.”Pasalnya, sistem keanggotaan itu akan menjadi salah satu 32 Pendidikan Kewarganegaraan XI Cerdas dan Kritis faktor dalam menghasilkan kader yang mempunyai kapasitas. Dengan sistem keanggotaan berbasis pada meritokrasi, itu bisa mencegah kader karbitan, yang hanya karena bermodalkan popularitas dan uang, tiba-tiba diprioritaskan,” ujar Tommy Legowo di Jakarta, Minggu 25. Dengan sistem keanggotaan yang masih buruk, tak heran jika partai kerap mengambil jalan pintas. Misalnya, dalam merekrut calon legislatif atau calon kepala daerah. Jalur regulasi yang bisa digunakan memaksa partai itu bersedia menerapkan sistem keanggotaan yang berkualitas.”Harus diingat prinsip demokrasi itu adalah meritokrasi. Jadi siapa yang berdedikasi, bekerja baik, dan mempunyai kapasitas lebih baik, mestinya itu yang diprioritaskan menduduki jabatan politis tertentu. Jadi ini membentuk budaya memilih yang lebih unggul dulu,” ujarnya. Tommy melihat sistem keanggotaan partai di Indonesia, selain tak sistematis, juga terlalu sederhana. Sistem keanggotaan partai hanya terdiri atas anggota dan anggota luar biasa. Padahal baik-buruknya sistem keanggotaan itu sedikit banyak akan menentukan berkualitas atau tidaknya kader partai yang dihasilkan.”Sistem keanggotaan partai yang baik itu jenjangnya ada simpatisan, lalu setelah itu jenjangnya ke calon anggota, anggota muda, anggota senior, kader muda, dan kader senior,” ujar Tommy. Sumber: Koran Jakarta, 3 Mei 2010 2. Setelah mencermati wacana di atas, setujukah Anda dengan pendapat Tommy Legowo di atas? Jika Anda setuju, berikanlah pendapat untuk menguatkan tulisan di atas. Kalau Anda tidak setuju, berikan alasan dan bukti-bukti untuk menolak pendapat Tommy tersebut. 4. Tulislah analisis Anda secara tertulis dan kumpulkan kepada guru untuk dievaluasi. 1. Setiap lima tahun sekali rakyat Indonesia merayakan pesta demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat di pemerintahan. Sarana merayakan pesta demokrasi tersebut salah satunya dengan melakukan kampanye. Kampanye merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam politik. Namun demikian, kampanye yang biasanya dilakukan oleh partai-partai politik sering menimbulkan pro dan kontra dalam pelaksanaannya. 2. Setelah menyimak sedikit pengantar di atas, cobalah Anda mencari data- data berupa berita, artikel, atau opini dapat juga disertai gambarfoto di media massa mengenai pelaksanaan kampanye. 3. Susunlah berita, artikel, opini, serta gambarfoto tersebut menjadi sebuah kliping dan jilidlah dengan rapi. Kliping harus dilengkapi dengan judul utama, kata pengantar, daftar isi, dan yang paling penting adalah kesimpulan Anda disertai saran dan kritik setelah mengamati isi kliping. 4. Kumpulkan kliping Anda kepada guru untuk diberikan penilaian.