Kecenderungan neo-patrimonialistik Orientasi evaluatif

15 Bab 1 Budaya Politik di Indonesia Max Weber 1968: 341 menuturkan bahwa dalam negara yang patrimonialistik, penyelenggaraan pemerintahan berada di bawah kontrol langsung pimpinan negara. Selain itu, negara patrimonialistik memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut Afan Gaffar, 2002: 117. 1 Kecenderungan untuk mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seorang penguasa kepada teman-temannya. 2 Kebijakan seringkali lebih bersifat partikularistik daripada bersifat universalistik. 3 Rule of law lebih bersifat sekunder apabila dibandingkan dengan kekuasaan penguasa rule of man. 4 Penguasa politik seringkali mengaburkan antara kepentingan umum dan kepentingan publik. Di era reformasi sekarang ini sistem politik Indonesia mengalami perkem- bangan-perkembangan yang cukup bagus dan lebih demokratis dalam melibatkan partisipan dalam berbagai macam kegiatan politik seperti pemilu langsung untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk dalam lembaga perwakilan rakyat baik di tingkat pusat maupun daerah, pemilihan presiden dan walikotabupati secara langsung, menurut peraturan perundangan yang telah mengalami amandemen. Dalam pembentukan budaya politik nasional, terdapat beberapa unsur yang berpengaruh, yaitu sebagai berikut. a. Unsur subbudaya politik yang berbentuk budaya politik asal. b. Aneka rupa subbudaya politik yang berasal dari luar lingkungan tempat budaya politik asal itu berada. c. Budaya politik nasional itu sendiri. Lebih jauh lagi pertumbuhan budaya politik nasional dapat dibagi dalam beberapa tahap. a. Budaya politik nasional yang sedang berada dalam proses pembentukannya. b. Budaya politik nasional yang tengah mengalami proses pematangan. Pada tahap ini, budaya politik nasional pada dasarnya sudah ada, akan tetapi masih belum matang. c. Budaya politik nasional yang sudah mapan, yaitu budaya politik yang telah diakui keberadaannya secara nasional. Sumber: w w w .yahoo.com Gambar 1.9 SBY-Boediono dipilih secara langsung oleh p a r t i s i p a n u n t u k m e m i m p i n j a l a n n y a r o d a pemerintahan periode 2009-2014. 16 Pendidikan Kewarganegaraan XI Cerdas dan Kritis Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses pematangan budaya politik Indonesia pada dasarnya melibatkan suatu tahap penyerasian antara subbudaya politik, yang berupa sekian banyak subbudaya politik dengan struktur politik nasional. Dengan ditetapkannya Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara, maka semua kekuatan sosial politik partai politik dan ormasnya harus berupaya untuk melapangkan jalan menuju integrasi budaya politik nasional. Semua kekuatan sosial politik harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam tataran praktik politik. Begitu pula dengan berkembangnya organisasi-organisasi profesi dan massa yang berwawasan kebangsaan harus mampu mewujudkan iklim yang kondusif dengan memperkecilmenyelesaikan konflik berbagai golongan dengan baik tanpa mempersoalkan asal-usul, etnik, agama, maupun politik. Untuk itulah pemerintah harus benar-benar berwawasan kebangsaan, agar tahap proses pematangan budaya politik Indonesia lebih cepat, perlu melonggarkan, mengurangi pengelompokan-pengelompokan masyarakat atas dasar etnis, agama yang mempunyai tujuan politik. 1. Negara Indonesia telah mengalami beberapa pergantian kekuasaan pemerintahan sejak Soekarno dan Hatta memproklamasikan negara ini menjadi negara yang merdeka. Dimulai dengan pemerintahan orde lama, lalu digantikan oleh orde baru, dan akhirnya direformasi oleh orde reformasi. 2. Nah, tugas Anda adalah menentukan ciri budaya politik hirarki yang ketat atau patronage ataukah neo-patrimonialistik yang terdapat pada setiap orde kekuasaan tersebut. 3. Sertakan pula alasan dan bukti yang mendukung hasil kerja Anda tersebut. 4. Susunlah dalam bentuk esai atau artikel bila perlu sertakan teori-teori dari para ahli yang sekiranya dapat mendukung pernyataan Anda. 5. Kumpulkan hasil kerja Anda kepada guru untuk diberikan evaluasi. Korupsi Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur- unsur sebagai berikut. Wawasan Hukum 17 Bab 1 Budaya Politik di Indonesia 1. Perbuatan melawan hukum. 2. Penyalahgunaan kewenangan dan kesempatan. 3. Sarana memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi. 4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya sebagai berikut. 1. Memberi atau menerima hadiah atau janji penyuapan. 2. Penggelapan dalam jabatan. 3. Pemerasan dalam jabatan. 4. Ikut serta dalam pengadaan bagi pegawai negeripenyelenggara negara. 5. Menerima gratifikasi bagi pegawai negeripenyelenggara negara. Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Sesungguhnya, semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitaskejahatan. Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain. Sumber: www.wikipedia.com Umpan Balik Setelah Anda menyimak Wawasan Hukum mengenai korupsi di atas, bagaimana sikap Anda mengetahui negara Indonesia termasuk negara yang paling korup di dunia? Lalu, mengapa budaya korupsi di Indonesia sangat sulit untuk diberantas, padahal sejak kecil masyarakat Indonesia sudah ditanamkan doktrin-doktrin nilai keagamaan yang menyebutkan bahwa korupsi merupakan dosa besar bagi manusia? Hal-hal apa saja yang sekiranya perlu diperbaiki dalam budaya politik di Indonesia? Tulislah jawaban Anda dalam sebuah karangan singkat. C C C C C ..... Sosialisasi P Sosialisasi P Sosialisasi P Sosialisasi P Sosialisasi Peng eng eng eng engembang embang embang embang embangan Buda an Buda an Buda an Buda an Buday y y y ya P a P a P a P a Politik olitik olitik olitik olitik Kita dapat melihat bahwa banyak ilmuwan politik yang menemukan hakikat pengertian dan batasan sosialisasi politik yang satu dengan lainnya tak jauh berbeda. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. 18 Pendidikan Kewarganegaraan XI

1. Gabriel A. Almond 1974: 44

Almond mengungkapkan bahwa sosialisasi politik menunjuk pada proses di mana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan- patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.

2. Ramlan Surbakti 1992: 117

Menurut Surbakti, sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.

3. Kenneth P. Langton Haryanto, 1992: 36

Langton menyatakan bahwa sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.

4. Richard E. Dawson Haryanto, 1992: 37

Dawson menyebutkan bahwa sosisalisasi politik dapat dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai, dan pandangan-pandangan politik dari orangtua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa. Bertolak dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sosialisasi politik dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau budaya politik ke dalam suatu masyarakat. Menurut Alfian 1993: 243, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memahami sosialisasi politik, yaitu sebagai berikut. 1. Sosialisasi politik hendaknya dilihat sebagai suatu proses yang berjalan terus menerus selama peserta itu hidup. 2. Sosialisasi politik dapat berwujud transmisi yang berupa pengajaran secara langsung dengan melibatkan komunikasi informasi, nilai-nilai atau perasaan- perasaan mengenai politik secara tegas. Proses itu berlangsung dalam keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, kelompok kerja, media massa, atau kontak politik langsung. Beberapa definisi tersebut tampak memiliki kesamaan dan secara sama mengetengahkan segi pentingnya sosialisasi, yaitu sebagai berikut. 1. Sosialisasi itu tidak perlu dibatasi pada usia anak-anak dan remaja saja walaupun periode ini paling penting, tetapi sosialisasi berlangsung sepanjang hidup. 2. Bahwa sosialisasi merupakan prakondisi yang diperlukan bagi aktivitas sosial dan baik secara eksplisit memberikan penjelasan mengenai tingkah laku sosial. 3. Sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar, di mana pembelajaran tersebut diperoleh dari pengalamanpola-pola aksi. 4. Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan kelompok dalam batas-batas yang luas dan lebih khusus berkenaan pengetahuan atau informasi, motif-motif nilai-nilai, dan sikap-sikap. 19 Bab 1 Budaya Politik di Indonesia Selain itu, sosialisasi politik juga bertujuan untuk memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi. Apa jadinya suatu negara atau bangsa jika warga negaranya tidak tahu warna bendera sendiri, lagu kebangsaan sendiri, bahasa sendiri, ataupun pemerintah yang tengah memerintahnya sendiri? Mereka tentunya akan menjadi warga negara tanpa identitas. Dalam melakukan kegiatan sosialisasi politik, Prof. Dr. Damsar 2010: 166-171 mengungkapkan, bahwa terdapat lima cara, yaitu sebagai berikut.

1. Imitasi

Peniruan imitasi merupakan mekanisme sosialisasi yang paling dikenal oleh umat manusia. Apa yang dikenal dan dipahami pertama kali dalam hidup seorang anak manusia didapatkan melalui proses peniruan. Proses peniruan merupakan suatu bentuk transmisi awal terhadap nilai- nilai, pengetahuan, kepercayaan- kepercayaan, sikap, dan harapan, termasuk dalam aspek politik dari kehidupan kepada anak-anak oleh orang yang lebih dewasa, terutama orang tua dalam keluarga. Proses ini dikenal sebagai sosialisasi primer, yaitu proses pembentukan identitas seorang anak menjadi pribadi atau diri self.

2. Instruksi

Perintah instruksi merupakan penyampaian sesuatu yang berisi amar atau keputusan oleh orang atau pihak yang memiliki kekuasaan ordinat kepada orang yang tunduk atau dipengaruhi orang yang memiliki kekuasaan subordinat untuk dilaksanakan. Instruksi politik biasanya berlangsung pada institusi yang berkait dengan aspek politik dari kehidupan seperti negara dan partai politik.

3. Desiminasi

Desiminasi politik sering dilakukan oleh para anggota legislatif dan aparat birokrasi untuk memberitahu atau menyebarluaskan informasi tentang suatu agenda politik. Aparatur birokrasi, misalnya, melakukan desiminasi pemilihan legislatif, presiden, dan kepala daerah melalui pertemuan tatap muka seminar Sumber: www .google.com Gambar 1.10 Gus Dur mendapatkan pengetahuan politik melalui cara imitasi, yaitu dari orang tuanya dan generasi NU sebelumnya. Sumber: T empo, 27 Mei 2007 Gambar 1.11 Siswa di IPDN mendapatkan pengetahuan tentang politik lewat instruksi yang didapatkan dari pengelola sekolah penguasa.