Biaya Erosi Pengambilan Keputusan Berbasis Data

B. Biaya Erosi

Dampak erosi tanah di lokasi tempat kejadian yang terpenting adalah berkurangnya kesuburan tanah akibat hilangnya bahan organik dan unsur hara tanah, berkurangnya kedalaman lapisan olah tanah topsoil, dan menurunnya kapasitas tanah untuk menahan air yang selanjutnya juga akan menyebabkan penurunan produktivitas lahan Sitorus, 2007. Diluar tempat kejadian, dampak erosi tanah merupakan nilai sekarang dari manfaat ekonomi yang hilang akibat erosi, antara lain sedimentasi pada saluran irigasi. Dampak ini bersifat spesifik untuk suatu lokasi dan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain Barbier, 1995. Menurut Lal 1990, penurunan produktivitas lahan akibat erosi lebih besar terjadi pada daerah beriklim tropis dibandingkan beriklim sedang. Hasil penelitian Mildmore et al. 1996 menunjukkan bahwa kerusakan infrastruktur berupa sedimentasi pada saluran irigasi dan Pembangkit Tenaga Listrik yang diakibatkan oleh aktivitas usahatani di lahan dataran tinggi Cameren, Malaysia, jika dinilai sebesar M 2 juta per tahun atau 4 lebih rendah dari total nilai kotor produksi sayuran yang dihasilkan. Hasil penelitian Barbier dan Bishop 1995 menunjukkan bahwa biaya degradasi lahan pada daerah berkembang akan lebih tinggi sekitar 15 dari produk nasional kotornya. Menurut Barbier 1995, pendekatan yang umum digunakan untuk menghitung biaya erosi tanah ditempat kejadian, antara lain dengan pendekatan perubahan produktivitas Productivity Change Approach dan pendekatan biaya pengganti replacement cost approach. Pendekatan perubahan produktivitas, biaya erosi tanah di lahan usahatani samasetara dengan nilai produktivitas yang hilang, dinilai sesuai harga pasar. Berarti bahwa perubahan produktivitas merupakan perbedaan hasil panen antara lahan yang mempunyai tingkat erosi tinggi dengan tingkat erosi rendah. Penelitian tentang hal ini telah dilakukan untuk mengukur erosi tanah di Jawa. Hasil penelitian Magrath dan Arens 1989 menunjukkan bahwa erosi tanah di Jawa telah mengakibatkan terjadinya penurunan produktivas tahunan sebesar 1 yang setara dengan Rp. 2.686 per hektar. Pendekatan lain yang digunakan untuk mengukur biaya erosi adalah menggunakan analisis regresi. Fransisco 1998 menggunakan analisis regresi untuk mengukur hubungan antara hasil panen jagung dengan tingkat erosi tanah pada pertanaman lorong dengan input rendah di Filipina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil panen jagung menurun seiring dengan naiknnya tingkat erosi tanah. Pendekatan serupa dilakukan Thao 2001, mengukur hubungan antara hasil panen jagung tradisional dengan tingkat erosi tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil panen jagung semakin rendah dengan semakin tingginya tingkat erosi tanah. Metode pendugaan biaya erosi tanah di lahan usahatani dengan pendekatan biaya pengganti the Replacement Cost Approach diilustrasikan pada Gambar 3. Pada Gambar 3, tanah diasumsikan akan digunakan secara optimal oleh petani, sehingga kontribusi hara tanah terhadap produksi seperti nilai marginal + + Gambar 3. Mengukur Biaya Erosi Tanah di Tempat Kejadian dengan Pendekatan Biaya Pengganti Barbier, 1995 produk dan produksi tanaman sama dengan atau setara dengan harga unsur hara tanah. Akibat erosi, total unsur hara tanah yang digunakan X 1 , lebih besar dari jumlah unsur hara yang secara efektif digunakan untuk produksi biomasa X . Perbedaan X 1 dengan X digambarkan sebagai erosi.

C. Prediksi Erosi