Daerah Aliran Sungai DAS

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daerah Aliran Sungai DAS

Terdapat beberapa istilah dalam literatur yang biasa digunakan tentang Daerah Aliran Sungai DAS. Menurut Wijayaratna 2000, DAS disebut watershed jika dihubungkan dengan batas aliran, jika dihubungkan dengan aliran disebut river basin, catchment, atau drainage basin. Manan 1977 menyatakan bahwa DAS adalah sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografi, menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya, ke sungai utama yang bermuara ke danau atau laut. Suatu DAS dipisahkan dari wilayah lain di sekitarnya DAS-DAS lain oleh pemisah alam topografi yang berupa punggung bukit atau gunung. Salim 1981, merinci ada empat kriteria yang harus dimiliki oleh sebuah DAS, yaitu: ada wilayah daratan, terjadi penampungan dan penyimpanan air hujan, terdapat aliran air hujan melalui anak-anak sungai dan sungai utama yang dipisahkan oleh wilayah pemisah topografi. DAS terdiri dari beberapa sub DAS dan sub DAS terdiri dari beberapa sub-sub DAS. Sub Das adalah bagian DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai-sungai utama Asdak, 1999. Berdasarkan karakteristik, morfologi, dan aliran sungai, DAS dibagi atas dua bagian, yaitu bagian hulu dan hilir. Daerah hulu sungai mempunyai ciri antara lain: berlereng curam, batasannya jelas, tanahnya tipis, curah hujan tinggi, dan evapotranspirasi rendah. Selain itu, DAS bergradien tajam, alirannya cepat hingga sangat cepat. Daerah hulu sungai awalnya merupakan daerah terpelihara dengan hutan dan tumbuh-tumbuhan lebat dan rindang, berfungsi sebagai daerah resapan dan sumber air, bahan makanan dan obat-obatan untuk kehidupan mahluk hidup. Bertambahnya laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan hidup, hutan di daerah tersebut telah dialihfungsikan, dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk dan dijadikan lahan pertanian. Akibat lemahnya tindakan konservasi yang dilakukan petani pada saat melakukan kegiatan usahatani, tanah mengalami degradasi bahkan di beberapa tempat telah menjadi kritis. 12 Di Indonesia kerusakan tanah dan air terus meningkat terutama di daerah hulu sungai yang dijadikan lahan pertanian Nugroho. 1999. Hal ini akibat masih rendahnya peran serta masyarakat dalam memelihara dan mencegah terjadinya kerusakan tanah.

2.2. Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan di Hulu DAS