Usahatani Konservasi pada Lahan Berlereng

2.5. Usahatani Konservasi pada Lahan Berlereng

Usahatani konservasi seringkali diartikan secara sempit, yaitu usaha pertanian yang memperhatikan konservasi dan kerusakan tanah akibat erosi. Menurut Abas et al. 2003, usahatani konservasi adalah usaha pertanian yang memperhatikan berbagai tindakan atau usaha yang bertujuan menjaga produktivitas sumberdaya alam terutama tanah dan air, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Secara konsepsional usahatani konservasi adalah suatu usaha pertanian menetap dengan menerapkan intensifikasi pertanian, disertai penerapan teknik konservasi tanah dan air, dan merupakan pertanian yang tangguh serta mempunyai landasan yang kuat dengan pandangan ke masa depan Abdurachman dan Sutono, 2002. Sinukaban et al. 1994 menyatakan bahwa usahatani konservasi adalah pertanian yang memasukan perencanaan konservasi untuk sebidang tanahnya. Dalam menyusun perencanaan usahatani konservasi yang baik diperlukan: 1 pengetahuan dasar mengenai tanah, 2 motivasi yang tinggi untuk melestarikan produktivitas sumberdaya tanah dan air, 3 pengalaman penyusunan rencana itu sendiri. Menurut Arsyad 2006, usahatani konservasi adalah usaha pertanian yang menempatkan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Dengan demikian konsep usahatani konservasi adalah menyesuaikan penggunaan lahan dengan kemampuan daya dukungnya dan memberi perlakuan serta penggunaan teknologi yang sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan, sehingga lahan tersebut dapat di gunakan secara berkelanjutan tanpa menurunkan kualitas atau produktivitas. Kurnia et al. 2002, menyatakan bahwa usahatani konservasi merupakan penerapan beberapa paket teknologi termasuk kaidah-kaidah konservasi yang ditujukan untuk melestarikan lingkungan sekaligus meningkatkan produksi. Penerapan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air yang lebih menekankan pada pola pengaturan pertanaman, tanpa banyak melibatkan pembuatan struktur bangunan pengendali erosi. Bentuk-bentuk usahatani konservasi antara lain: 1 Pemilihan jenis tanaman yang dibudidayakan, perlu memprioritaskan jenis- jenis tanaman yang mempunyai dampak positif terhadap usaha konservasi tanah dan air, yaitu: sistem budidaya yang tidak terlalu banyak memerlukan pengolahan dan pembongkaran tanah terutama pada saat panen; mempunyai tajuk yang cukup lebat, fungsi penutup tanah baik; mempunyai laju transpirasi kecil, tidak terjadi pemborosan air tanah; tidak terlalu rakus unsur hara, sehingga akan mempercepat pemiskinan hara tanah. Selain itu juga harus memperhatikan faktor-faktor non-teknis seperti, sesuai dengan tujuan pengusahaan, sesuai dengan kondisi agro-ekologi, sesuai dengan kebijakan pembangunan pertanian, dan diminati oleh petani. 1 Pengaturan pola pertanaman yang mempunyai fugsi konservasi, seperti: rotasi tanaman, tumpang gilir, tumpang sari, atau monokultur. 2 Pengaturan bentuk pertanaman, seperti: budidaya lorong alley cropping, dan pertanaman sejajar kontur. 3 Pemberian mulsa. Pemberian mulsa pada musim kemarau dapat mengurangi laju evaporasi, pada musim hujan mengurangi daya hancur butir hujan terhadap tanah, dan hasil dekomposisi mulsa dapat merupakan pupuk organik. 4 Penerapan usahatani dengan pengolahan tanah minimum minimum tillage. 5 Pada usahatani perkebunan, dapat dilakukan dengan penanaman cover crop.

2.6. Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Usahatani Konservasi