Rancangan Subsistem Kelembagaan Usahatani Konservasi

modal terbatas dan kepemilikan lahan sempit dalam menerapkan model usahatani konservasi.

C. Rancangan Subsistem Kelembagaan Usahatani Konservasi

Kelembagaan Usahatani Konservasi KUK pada dasarnya adalah membangun suatu model percontohan yang selanjutnya dapat berperan sebagai laboratorium lapang. Berdasarkan elemen kunci pada elemen tujuan dan kendala, di dalam laboratorium lapang dikembangkan interaksi langsung antara kegiatan penelitian, penyuluhan, dan pelayanan pendukung. Kegiatan penelitian dilakukan untuk mencapai elemen kunci tujuan, yaitu mengendalikan laju erosi dan sedimentasi yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Kegiatan penyuluhan untuk mengatasi elemen kendala tingkat pendidikan rendah dan informasi teknologi rendahterbatas. Pelayanan pendukung untuk mengatasi kendala harga hasil usahatani yang fluktuatif dan kenaikan harga sarana produksi. Hal ini dapat dilakukan baik berada dalam sistem kelembagaan maupun di luar sistem kelembagaan. Ada tiga upaya pokok yang dikembangkan melalui pembentukan subsistem kelembagaan usahatani konservasi, yaitu: 1 Meningkatkan hubungan sinergis peneliti dengan penyuluh di lapangan yang selama ini cenderung menurun dan terkesan bekerja sendiri-sendiri dengan adanya otonomi daerah. Kegiatan penelitian diintegrasikan langsung di lapangan dimana peneliti sebagai penyedia teknologi dan penyuluh sebagai penyampai informasi teknologi. Dengan demikian, KUK dapat berfungsi sebagai wadah untuk mengintegrasikan kegiatan penelitian dan penyuluhan serta sekaligus untuk merevitalisasi penyuluhan yang akhir-akhir ini terkesan mengalami penurunan. 2 Meningkatkan hubungan sinergis peneliti dengan petani dan praktisi agribisnis, baik secara tidak langsung maupun dengan perantara penyuluh lapang. Praktisi agribisnis yang dimaksud disini adalah pelaku usahatani baik skala kecil maupun besar. 3 Meningkatkan hubungan sinergis seluruh elemen yang terkait dengan kegiatan usahatani yang selama ini belum terjalin secara baik. Kegiatan usahatani yang dimaksud disini adalah kegiatan usaha produksi sayuran, produksi dan penyedia sarana produksi pertanian, pemasaran hasil usahatani, dan pengolahan pasca panen jika diperlukan. Berdasarkan ketiga upaya pokok tersebut subsistem kelembagaan usahatani konservasi KUK merupakan perpaduan antara elemen seperti terlihat pada Gambar 28. Gambar 28. Kerangka Subsistem Kelembagaan KUK Berkaitan dengan upaya pokok kelembagaan KUK dalam meningkatkan hubungan sinergis seluruh elemen yang terkait dalam kegiatan usahatani, antara lain kelembagaan produksi kelompok tani dengan penyedia sarana produksi dan pengelola sarana produksi pertanian khususnya penyediaan pupuk kandang, dapat dilakukan dengan sistem integrasi usahatani tanaman sayuran dengan ternak. Limbah sayuran baik dalam bentuk umbi, buah, batang, maupun daun dapat H H 6 H Perguruan Tinggi Badan Litbang Pertanian Balai Penelitian dan Pengkajian Lembaga Pasar Lembaga Keuangan Bank Pemerintah Daerah Badan Penyuluh Pertanian Laboratorium Lapang • Informasi teknologi • Informasi pasar • Informasi permodalan KELEMBAGAAN KUK PRODUKSI Kelompok Tani PEMASARAN HASIL PENGOLAHAN PASCA PANEN PERMODALAN Lembaga keuangan di Desa SARANA PRODUKSI DAN PENGOLAHAN SARANA PRODUKSI dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ternak akan menghasilkan kotoran dan sisa-sisa pakan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 29. Gambar 29. Sistem Integrasi Usahatani Konservasi Tanaman Sayuran dengan Ternak Sapi. Jenis ternak yang banyak diusahakan di hulu sub DAS Cikapundung adalah ternak sapi perah. Pemeliharaan ternak sapi perah memerlukan banyak curahan tenaga kerja, sehingga sebagian besar petani yang memelihara ternak sapi tidak berusahatani tanaman sayuran. Dengan demikian, sistem integrasi dalam suatu wadah kelembagaan KUK sangat tepat.

5.5.4. Evaluasi Erosi dan Analisis Jasa Lingkungan Penerapan Model