Teknik Pemodelan Interpretasi Struktural

2.8.2. Teknik Pemodelan Interpretasi Struktural

Salah satu teknik pemodelan yang dikembangkan untuk perencanaan kebijakan strategis adalah Teknik Pemodelan Interpretasi Struktural Interpretative Structural Modelling atau disingkat ISM. Menurut Eriyatno 1998, ISM adalah proses pengkajian kelompok group learning process dimana model-model struktural dihasilkan guna memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem, melalui pola yang dirancang secara seksama dengan menggunakan grafis dan kalimat. Teknik ISM merupakan salah satu teknik pemodelan sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencanaan jangka panjang yang sering menerapkan secara langsung teknik penelitian operasional dan atau aplikasi statistik deskriptif. ISM merupakan salah satu metodologi berbasis komputer yang membantu kelompok mengidentifikasi hubungan antara ide dan struktur tetap pada isu yang kompleks. ISM dapat digunakan untuk mengembangkan beberapa tipe struktur termasuk pengaruh misalnya: dukungan atau pengabaian, struktur prioritas misalnya: ‘lebih penting dari’ atau ‘sebaiknya dipelajari sebelumnya’ dan kategori ide misalnya: ‘termasuk dalam kategori yang sama dengan’. ISM menghasilkan elemen-elemen sistem dan memecahkannya dalam bentuk grafik dari hubungan langsung antar elemen dan tingkat hierarki. Elemen- elemen dapat merupakan tujuan kebijakan, target organisasi, faktor-faktor penilaian, dll. Hubungan langsung dapat dalam konteks-konteks yang beragam berkaitan dengan hubungan kontekstual. Langkah-langkah penyelesaian ISM: 1 Mengidentifikasi elemen 2 Hubungan konseptual 3 Matrik interaksi tunggal terstruktur 4 Matrik Reachability 5 Tingkat partisipasi dilakukan untuk mengklasifikasi elemen-elemen dalam level-level yang berbeda dari struktur ISM. 6 Matriks Canonical: pengelompokan elemen-elemen dalam level yang sama mengembangkan matrik ini. 7 Diagraph : sebuah grafik dari elemen-elemen yang saling berhubungan secara langsung dan level hierarki. 8 Interpretive Structural Model : memindahkan seluruh jumlah elemen dengan deskripsi elemen aktual, sehingga memberikan gambaran yang sangat jelas dari elemen-elemen sistem dan alur hubungannya. Penyelesaian bisa secara manual atau menggunakan program ISM-TMI Kustanto, 1999. Teknik ISM memberikan basis analisis dimana informasi yang dihasilkan sangat berguna dalam formulasi kebijakan serta perencanaan strategis. Menurut Saxena et al. 1992 program dapat dibagi menjadi delapan elemen, yaitu: 1 Sektor masyarakat yang terpengaruh 2 Kebutuhan dari program 3 Kendala utama 4 Perubahan yang dimungkinkan 5 Tujuan dari program 6 Tolok ukur untuk menilai setiap tujuan 7 Aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan 8 Ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicapai oleh setiap aktivitas.

2.8.3. Analytical Hierarchy Process AHP