1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian model usahatani konservasi berbasis sumberdaya spesifik lokasi di hulu sub DAS Cikapundung, Kawasan Bandung Utara diharapkan dapat
memberi manfaat dalam rangka menentukan arah dan prioritas kebijakan pengelolaan lahan pertanian serta memberi sumbangan pemikiran bagi:
a. Ilmu Pengetahuan
• Sebagai bahan referensi dalam pengkajian lebih lanjut terutama dalam
bidang pengelolaan sumberdaya lahan di suatu DAS. •
Pengembangan metodologi dan analisis yang dapat mendukung berkembangnya ilmu pengetahuan dibidang pengelolaan sumberdaya
lahan. b.
Stakeholders Sebagai informasi dan referensi dalam pengelolaan sumberdaya lahan di hulu
sub DAS Cikapundung. c.
Pemerintah Sebagai acuan pemerintah daerah dalam menyusun strategi pengelolaan
sumberdaya lahan pertanian di hulu sub DAS Cikapundung.
1.5. Novelty kebaruan
Permasalahan usahatani pada lahan berlereng seperti di sub DAS Cikapundung hingga saat ini belum teratasi. Degradasi lahan tetap berlangsung
meskipun berbagai upaya telah dilakukan, baik melalui programkegiatan pembangunan maupun penelitian.
Menurut Abas et al. 2003, upaya penanganan dan perbaikan kawasan perbukitan kritis atau lahan berlereng seperti di hulu DAS Cikapundung dapat
dilakukan dengan menerapkan teknologi Sistem Usahatani Konservasi SUK sesuai zona agroekosistem setempat. Namun demikian, penerapannya hingga saat
ini belum berhasil, degradasi lahan tetap berlangsung dan bahkan semakin luas. Ada salah satu aspek yang selama ini kurang mendapat perhatian, padahal
itu penting dalam pengelolaan usahatani di lahan berlereng pada suatu kawasan DAS, yaitu aspek perencanaan. Dalam ilmu manajemen, perencanaan merupakan
unsur utama dan yang pertama harus dilakukan sebelum unsur-unsur lainnya
dilaksanakan. Sinukaban et al. 1994 mengemukakan bahwa usahatani konservasi adalah usaha pertanian yang memasukkan perencanaan konservasi
untuk sebidang tanahnya. Keberhasilan usahatani di lahan berlereng sub DAS Cikapundung juga tidak terlepas dari faktor perencanaan dengan membuat suatu
rancangan model usahatani yang ideal sangat penting. Selama ini sistem usahatani konservasi hanya dianggap sebagai kumpulan
beberapa komponen teknologi, hanya memperhatikan aspek fisik, bersifat top down
, dan dengan mudah mengintroduksi teknologi dari luar ex situ yang belum tentu sesuai dengan kondisi agroekosistem setempat. Perancangan model
usahatani konservasi yang dilakukan pada penelitian ini, memandang usahatani konservasi merupakan sebuah sistem yang dibangun oleh beberapa subsistem,
yaitu: subsistem usahatani, konservasi tanah, dan kelembagaan penunjang. Masing-masing subsistem dibentuk oleh beberapa komponen yang saling terkait,
mencakup aspek biofisik, sosial ekonomi, dan kelembagaan. Oleh karena itu, harus mampu melakukan pengelolaan secara menyeluruh dengan membina
kelestarian dan keserasian antar komponen dan subsistem. Selain itu, perlu memperhatikan potensi dan permasalahan pengembangan usahatani konservasi di
masa lampau. Berdasarkan uraian di atas, novelty atau kebaruan penelitian ini terletak
pada: 1
Metode perancangan usahatani konservasi tanaman sayuran di daerah hulu DAS yang dilakukan dengan pendekatan secara holistik, memprioritaskan
partisipasi petani “farmer first approach”, dan berbasis sumberdaya spesifik lokasi.
2 Dihasilkan model usahatani konservasi tanaman sayuran berbasis sumberdaya
spesifik lokasi yang tidak hanya meningkatkan produktivitas dan pendapatan, tetapi juga mampu menjaga dan melestarikan sumberdaya lahan dan
lingkungan sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. 3
Penelitian model usahatani konservasi tanaman sayuran berbasis sumberdaya spesifik lokasi belum pernah dilakukan di DAS.
II. TINJAUAN PUSTAKA