produk dan produksi tanaman sama dengan atau setara dengan harga unsur hara tanah. Akibat erosi, total unsur hara tanah yang digunakan X
1
, lebih besar dari jumlah unsur hara yang secara efektif digunakan untuk produksi biomasa X
. Perbedaan X
1
dengan X digambarkan sebagai erosi.
C. Prediksi Erosi
Untuk menduga laju erosi terutama yang terjadi pada lahan yang diolah dapat menggunakan rumus pendugaan erosi Revised Universal Soil Loss Equation
RUSLE yang dikemukakan oleh Renard et al. 1997. Rumus ini dihasilkan dari penelitian dan percobaan para ahli konservasi tanah di Amerika Serikat dengan
melakukan penyempurnaan metode USLE. Metode RUSLE masih tetap mempertahankan struktur USLE dengan rumus adalah sebagai berikut:
P C
LS K
R A
= ....................................................................... 4
Keterangan:
A = Rata-rata jumlah tanah yang hilang setiap tahun ton per hektar per
tahun R
= Indeks daya erosi oleh hujan erosivitas hujan K
= Indeks kepekaan tanah terhadap erosi erodibilitas tanah LS
= Faktor panjang lereng L dan kemiringan lereng S C
= Faktor tanaman vegetasi P
= Faktor usaha-usaha pencegahan erosi
Indeks Erosivitas Hujan.
Indeks erosivitas hujan R dihitung menggunakan rumus yang dikembangkan Bols 1978 khusus pada lahan berlereng antara
3-20, yaitu sebagai berikut:
53 ,
47 ,
21 ,
1
119 ,
6 30
m
R H
R EI
−
= ........................................................ 5
dimana: EI30
= indeks erosivitas hujan bulanan rata-rata R
= curah hujan rata-rata bulanan cm H
= jumlah hari hujan rata-rata bulanan hari RM
= curah hujan maksimum 24 jam bulanan cm
Faktor Erodibilitas Tanah. Faktor erodibilitas tanah atau erodibilitas K adalah
laju erosi A per satuan indek erosi hujan R yang didapat dari pengukuran erosi pada petak percobaan standar unit plot, yaitu pada sebidang tanah dengan
panjang lereng 22,1 m dan kemiringan lereng 9. Pada penelitian ini nilai K diduga dengan menggunakan persamaan El-Swaife dan Dangler, 1976, sebagai
berikut:
5 4
3 2
1
00823 ,
00258 ,
00185 ,
00043 ,
00311 ,
03970 ,
x x
x x
x K
− +
+ +
+ −
= ....6
dimana: K
= erodibilitas tanah x
1
= fraksi agregat tidak stabil berukuran kurang dari 0,250 mm dalam persen x
2
= debu yang diubah 0,002-0,1 mm dan persen pasir yang diubah 0,1-2 mm x
3
= persen kejenuhan basa x
4
= persen fraksi debu 0,002-0,05 mm x
5
= persen fraksi pasir 0,1-2 mm
Faktor Panjang Lereng dan Kemiringan Lahan. Faktor panjang dan
kemiringan lahan LS dihitung menggunakan rumus Morgan 1979, sebagai berikut:
2
138 ,
965 ,
38 ,
1 100
S S
L LS
+ +
= .............................................. 7
dimana: LS
= faktor lereng L
= panjang lereng m S
= persen kemiringan lahan Panjang lereng yang diambil untuk menilai faktor L adalah 22 m dengan
nilai L = 1 Wischmeier and Smith, 1978. Lereng semakin panjang, nilai faktor L semakin besar. Faktor kemiringan lahan dihitung menggunakan rumus Eppink,
sebagai berikut:
4 ,
1
9 s
S =
............................................................................................. 8 dimana:
S = faktor kemiringan lahan
s = kemiringan lahan
Faktor Vegetasi dan Pengelolaan Tanaman.
Faktor vegetasi C dan pengelolaan tanaman P menggunakan tabel nilai C dan P hasil-hasil penelitian
Lembaga Penelitian Tanah sejak tahun 1970 dan NWMCP tahun 1998 dan atau hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh lembaga penelitian lainnya
Lampiran 1, dan 2.
D. Test Friedman