Pendapatan Sosial Budaya KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Eksploitasi lahan yang berlebihan tanpa diikuti dengan penerapan teknologi budidaya dan konservasi, mengakibatkan penurunan produktivitas lahan. Perluasan lahan garapan juga akan menimbulkan masalah baru, karena akan mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan. Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti degradasi tanah, erosi, sedimentasi, dan banjir pada musim hujan serta kekeringan pada musim kemarau.

4.5.3. Mata Pencaharian

Berdasarkan data sekunder dari potensi desa yang diolah, mata pencaharian penduduk di wilayah hulu sub DAS Cikapundung mayoritas adalah bertani, buruh tani, dan peternak, yaitu 74,6 . Persentase mata pencaharian penduduk di setiap desa secara rinci disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Hulu Sub DAS Cikapundung. Desa Mata Pencaharian Bertaniburuh taniberternak Pedagang PNS Usaha Swasta Pegawai swasta Jml org Jml org Jml org Jml org Jml org Jayagiri Cikole Cikidang Wangunharja Suntenjaya Cibodas Langgensari Mekarwangi Pagerwangi Cibogo Kayuambon Lembang Ciburial Cimenyan Cipanjalu Ciumbuleuit Dago 9.475 3.675 1.276 4.632 3.940 2.024 3.452 3.789 2.872 4.181 2.475 1.854 1.205 1.484 1.895 1.056 982 71,1 83,5 80,7 91,8 89,3 79,5 81,9 86,8 81,9 79,0 68,4 52,4 61,0 74,0 80,9 56,8 48,8 513 284 32 120 312 68 245 204 182 297 348 592 345 221 188 264 318 3,8 6,4 2,0 2,4 7,1 2,7 5,8 4,7 5,2 5,6 9,6 16,7 17,5 11,0 8,0 14,2 15,8 152 72 45 71 28 88 86 72 61 103 145 169 67 44 87 92 156 3,4 1,6 2,8 1,4 0,6 3,4 2,0 1,6 1,7 1,9 4,0 4,8 3,4 2,2 3,7 4,9 7,8 216 124 188 157 61 17 63 54 68 95 196 216 128 106 65 185 208 18,1 2,8 11,9 3,1 1,4 0,7 1,5 1,2 1,9 1,8 5,4 6,1 6,5 5,3 2,8 10,0 10,3 475 245 39 65 73 350 367 245 321 620 452 704 230 149 108 261 346 3,4 5,6 2,5 1,3 1,6 1,4 8,7 5,6 9,2 11,7 12,5 19,9 11,6 7,4 4,6 14,1 18,1 Rata-rata 74,6 8,1 3,0 5,3 9,0 Sumber: Diolah dari data Potensi Desa Tahun 20062007 di wilayah hulu sub DAS Cikapundung

4.6. Pendapatan

Hasil analisis usahatani sayuran menunjukkan bahwa usahatani sayuran rata-rata menguntungkan Tabel 18. Keuntungan terbesar diperoleh pada usahatani cabai merah, dalam 1 ha bisa mencapai Rp. 44.129.600 dan keuntungan terendah pada usahatani sawi hanya Rp. 3.940.000 per tahun. Tabel 18. Analisis Uusahatani Berbagai Komoditas di Hulu Sub DAS Cikapundung 2 = + 4 3 2 = 2 ; 2 2 + 5 5 = ? 10 01 10 10 10 10 01 01 - 11 11 11 3 5 5 1 1 , 1 1 1 2 2. 1 1 , , , , , . 2 , , , , A , , , 0, 0, 0, , 0, , , , 4 1 10 , , 1 1 , 10 0 1 , 1 , , , , 1 , 1 10 1 - 1 1 00, , , 00, 0, 10 , + 1 1 1 1 1 1 0 , , 1 , B , , 01 , 1 +, - , . . . . . . . . . . . . . . Keterangan: Skala analisis di konversi ke dalam satuan ha. Sumber: Diolah dari data primer 8 6 Pendapatan keluarga petani di hulu sub DAS Cikapundung berkisar antara Rp. 17.605.000-17.697.500tahun. Sumber pendapatan keluarga terbesar diperoleh dari hasil usaha pertanian, terutama tanaman sayuran. Kontribusi usahatani sayuran terhadap pendapatan keluarga petani sebesar 61,31-95,70. Sumber pendapatan lainnya diperoleh dari hasil usaha ternak sapi perah, tanaman lainnya seperti buah-buahan di lahan pekarangan, dan buruh tani. Kontribusi dari masing- masing kegiatan disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. BesarnyaKontribusi dari Masing-masing Kegiatan terhadap Pendapatan Keluarga Petani di Hulu Sub DAS Cikapundung. Sumber Pendapatan Besar Pendapatan Rp Kontribusi Profesi Petani 1. Usahatani sayuran 2. Tanaman lainnya 3. Buruh tani istri 16.850.000 350.000 405.000 95,70 2,00 2,30 Jumlah pendapatan per tahun 17.605.000 100,00 Profesi Petani + Peternak 1. Usahatani sayuran 2. Ternak sapi perah 2 ekor 3. Tanaman lainnya 10.850.000 6.375.000 472.500 61,31 36,02 2,67 Jumlah pendapatan per tahun 17.697.500 100,00 Sumber: Diolah dari data primer

4.7. Sosial Budaya

Aspek sosial budaya yang memberikan pengaruh terhadap kerusakan lingkungan antara lain adalah cara petani menggunakan lahan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan penggunaan lahan dan vegetasinya. Kebiasaan petani di hulu sub DAS Cikapundung dalam memanfaatkan lahannya adalah menanam tanaman yang diyakini akan memberikan pendapatan maksimal tanpa memperhatikan tanaman lain yang ada disekitarnya. Sebagai contoh, jika ada jenis tanaman sayuran yang dirasakan besar memberikan sumbangan terhadap pendapatan, maka tanaman tahunan yang ada disekitarnya akan di matikan untuk memberikan ruang pada tanaman sayuran yang diusahakan. Tokoh masyarakat mempunyai andil besar terhadap upaya-upaya pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. Setiap desa yang berada di wilayah hulu sub DAS Cikapundung memiliki tokoh masyarakat dan hingga saat ini sangat membantu petugas di lapang dalam melaksanakan programnya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Saat Ini Menurut Kesesuaian

Lahannya Evaluasi kesesuaian penggunaan lahan saat ini dilakukan pada skala detil 1:25.000, sehingga penilaian ditujukan pada tipe penggunaan lahan atau Land Utilization Types LUT. LUT didefinisikan sebagai penggunaan lahan yang lebih spesifik dan mengandung komponen fisik, ekonomi, dan sosial. Sesuai dengan tahapan penelitian, kegiatan evaluasi kesesuaian LUT saat ini diawali dengan membuat peta satuan lahan homogen SLH, mengkarakterisasi biofisik tanah untuk mengetahui kualitas dan sifat tanah pada setiap SLH, mengevaluasi kesesuaian lahan mencocokan kualitas dan sifat lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman, kemudian di overlay dengan LUT saat ini.

5.1.1. Peta Satuan Lahan Homogen

Peta tanah dapat digunakan sebagai data dasar yang dapat diinterpretasikan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pengembangannya. Di bidang pertanian, peta tanah digunakan sebagai dasar penilaian kesesuaian lahan untuk berbagai jenis komoditas yang akan dikembangkan dan tingkat atau sistem pengelolaan yang harus diterapkan. Pada penelitian ini peta tanah di overlay dengan peta, geologi, geomorfologi, topografi, dan penggunaan lahan menjadi peta satuan lahan homogen SLH. Hasil overlay diperoleh 17 SLH, disajikan dalam bentuk peta seperti pada Gambar 15 dan uraian secara rinci disajikan pada Tabel 20. Pemberian nomor satuan lahan diurutkan berdasarkan jenis tanah dan selanjutnya berdasarkan tingkat kemiringan lereng serta penggunaan lahan. Peta SLH sangat penting sebagai pemisahan satuan lahantanah untuk keperluan analisisinterpretasi potensi atau kesesuaian bagi suatu tipe penggunaan lahan. SLH juga dijadikan sebagai dasar pemilihan sampel, penentuan jumlah sampel, pengecekan di lapang, pengambilan contoh tanah, dan pedoman wawancara dengan petani responden. 88