Nilai kerugian gangguan penerbangan persatuan luas areal terbakar, merupakan angka perkiraan sebab tidak dapat dikaitkan bahwa asap kebakaran di
suatu daerah merupakan faktor utama adanya gangguan penerbangan, karena adanya pengaruh angin maupun asap yang kemungkinan berasal dari daerah atau
kabupaten lain. Namun demikian adanya dampak kebakaran terhadap jalur penerbangan yang tidak beroperasi ini, selain memberikan dampak kerugian
terhadap perusahaan juga berdampak terhadap tenaga kerja pengangkut barang dan pelayanan kelancaraan bandara seperti: pelayanan pesawat didarat ground
handling , pengiriman barang, angkutan niaga berjadwal dan tidak berjadwal,
kantin, maupun kerugian bagai aktivitas ekonomi lain seperti penjualan souvenir. Sehingga apabila seluruh dampak yang ditimbulkan pesawat tidak operasi dan
bandara tutup dinilai maka kerugian ekonomi gangguan transportasi akibat asap kebakaran hutan dan lahan akan semakin besar dari ternilai saat ini.
5.3.4. Penurunan Penghuni Hotel dan Penginapan
Penilaian dampak penurunan jumlah penghuni hotel dan penginapan akibat kebakaran hutan dan lahan tahun 1997 di Kabupaten Sintang menggunakan
pendekatan jumlah orang yang menginap di penginapan dan hotel seluruh sintang selama periode bulan Agustus-Desember tahun 1996-1997. Hasil penelitian
menunjukkan adanya penurunan yang siginifikan karena ketakutan akibat asap dan kebakaran serta sulitnya sarana transportasi selama kebakaran. Sedang lama
menginap relatif kurang signifikan pengaruhnya. Hasil wawancara dengan pengusaha hotel dan penginapan menunjukkan
bahwa jumlah penghuni menurun rata-rata 14 orangbulan. Penurunan penghuni hotel Flamboyan dan Sesean antara 17 – 18 orangbulan dengan jumlah penghuni
sebelum kebakaran rata-rata 93 orangbulan dan setelah kebakaran rata-rata 75 orangbulan. Sedang untuk penginapan losmen Alisya dan Tanjung Puri jumlah
penghuni losmen menurun antara 11 – 13 orangbulan dengan jumlah penghuni sebelum kebakaran rata-rata 67 orangbulan dan setelah kebakaran hutan
penghuni losmen menurun rata-rata 54 orangbulan. Penurunan jumlah pengunjung menurut informasi pengusaha hotel dan penginapan yaitu 50
disebabkan oleh adanya asap selama periode kebakaran.
180
Tabel 36. Perhitungan Kerugian Ekonomi Penurunan Tingkat Hunian Hotel Penginapan Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan 1997
Periode Sebelum Kebakaran Agustus - Desember 96
Periode Setelah Kebakaran Agustus - Desember 97
N o
Hotel dan Penginapan
Bulan Pengu
njung org
Lama hari
Pendapatan Th 1997
Rp Pengun
jung org
Lama hari
Pendapatan Th 1997
Rp Nilai
Kerugian Rp
1 Hotel
1
8 1.692 1 63.450.000 1.369 2 77.006.250 13.556.250
a. Hotel Flamboyan 9
1.646 1
61.725.000 1.332
1 49.950.000
11.775.000 b. Sesean Hotel
10 1.672
9 564.300.000
1.353 8
389.156.625 175.143.375
11 1.646
1 61.725.000
1.332 2
74.925.000 13.200.000
12 1.713
3 192.712.500
1.386 3
155.925.000 36.787.500
2 Penginapan
1
8 1.128 1
19.740.000 913 1 22.528.275
2.788.275 a. Losmen Alisya
9 1.097
1 19.197.500
888 1
20.823.600 1.626.100
b. Losmen 10
1.114 1
19.495.000 902
2 24.940.300
5.445.300 Tanjung Puri
11 1.097
1 19.197.500
888 2
23.620.800 4.423.300
12 1.142
1 19.985.000
924 1
21.506.100 1.521.100
Kerugian Tahun 1997 13.947
20 1.041.527.500 11.287
22 860.381.950 181.145.550
Rataan 1.395
2 104.152.750
1.129 2
86.038.195 18.114.555
Kerugian Tahun 2003 13.947
20 1.782.362.500 11.287
22 1.487.979.000 294.383.500
Rataan 1.395
2 178.236.250
1.129 2
148.797.900 29.438.350
Sumber: Dinas Pariwisata Sintang, TNBB, TWA Baning, Hotel Flamboyan Sesean, Penginapan Alisya Tanjung Puri data 1996-1997 2003
1 Data pengunjung hotel penginapan menggunakan data dasar hotel penginapan sampel 4 buah, selanjutnya di
konversi ke jumlah hotel dan penginapan seluruhnya 18 buah di Kabupaten Sintang 2
Penurunan pengunjung hotel dan penginapan rata-rata 266 orangbulan dan 50 persen 133 orang diantaranya disebabkan akibat asap kebakaran hutan dan lahan
3 Biaya hotel rata-rata tahun 1997 Rp. 75.000hari dan tahun 2003 Rp. 125.000hari
4 Biaya penginapan rata-rata tahun 1997 Rp. 35.000hari dan tahun 2003 Rp. 75.000hari
Berdasarkan hasil analisis data responden hotel flamboyan dan sesean dan losmen Alisya dan Tanjung Puri sebelum dan setelah kebakaran hutan yang
dikonversi untuk seluruh hotel dan penginapan di Kabupaten Sintang 18 hotel, diketahui tingkat hunian menurun selama 10 bulan yaitu Rp. 2660 orang atau
sebanyak 266 orangbulan, dan 50 diantaranya akibat adanya asap kebakaran hutan dan lahan atau 8 orangbulanhotel, rata-rata lama menginap relatif sama
yaitu 2 hariorang, tingkat harga rata-rata untuk hotel dan penginapan pada tahun 1997 yaitu Rp. 35.000hari – Rp. 75.000hari, dan pada pada tahun 2003 rata-rata
Rp. 75.000hari – Rp. 125.000hari Tabel 36.
Nilai kerugian ekonomi menurut harga tahun 1997 untuk hotel dan penginapan akibat menurunnya tingkat hunian yaitu rata-rata Rp.
1.006.364hotelbulan dengan total kerugian dari seluruh hotel dan penginapan yaitu Rp. 181 juta atau rata-rata Rp. 18 jutabulan. Kerugian ini terjadi
181
disebabkan karena penurunan tingkat hunian sehingga rata-rata pendapatan pada periode Agustus-Desember 1997 setelah kebakaran lebih rendah dibanding
pendapatan periode sebelum kebakaran Agustus-Desember 1996. Sementara nilai kerugian tahun 2003 rata-rata meningkat 63 dibanding nilai kerugian tahun
1997 yang dipengaruhi oleh kenaikan harga rata-rata sebesar 81. Adanya kebakaran hutan dan lahan akan selain berdampak langsung
terhadap pengusaha hotel, juga berdampak tidak langsung terhdap penyerapan tenaga kerja dan ekonomi wilayah. Sebab, menurunnya jumlah tingkat hunian
hotel akan berpengaruh terhadap tidak produktifnya tenaga kerja hotel dan menurunnya retribusi hotel dan penginapan yang akan diperoleh pemerintah
daerah yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi wilayah. Apabila kerugian tersebut diperhitungkan maka nilai kerugian akan semakin besar
akibat adanya kebakaran hutan dan lahan.
5.3.5. Penilaian Penurunan Produktivitas Tanaman Pertanian