HTI PT Finantara Intiga

Selain kerugian vegetasi tanaman hutan, kebakaran di areal hutan wisata Baning menyebabkan pula kehilangan potensi flora fauna. Beberapa jenis fauna yang dominan dan mengalami kematian antara lain: tupai, ayam hutan, babi hutan, burung murai, cucak rawa, burung punai, kupu-kupu gajah dan katak hijau. Sementara untuk jenis flora, potensi yang hilang akibat kebakaran yaitu tanaman obat antara lain: pandan, mali-mali, kadok, dan asam maram. Gambaran potensi flora fauna yang diduga terbakar dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Potensi Fauna Flora Perhektar pada Areal Terbakar di Taman Wisata Alam Baning No Jenis fauna flora Potensi Perhektar A Fauna: 1 Babi hutan 0,5 - 1 ekor 2 Ayam hutan 0,6 - 1 ekor 3 Burung murai 1,5 ekor 4 Burung cucak rawa 1 - 2 ekor 5 Burung punai 2,1 ekor 6 7 Kupu-kupu gajah Katak hijau 3 ekor 2 ekor B Flora: 1 Tanaman Obat Pandan, mali-mali, kadok, asam arang 25 kg Sumber: Data Primer 2003 dan Potensi TWA Baning, 2002.

4.3. HTI PT Finantara Intiga

Areal HTI PT Finantara Intiga termasuk pada wilayah Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat yang secara geografis berada pada 0 o 02’LU – 0 o 44’ LS, dan 110 o 30’-111 o 32’. Secara administrasi masuk kedalam Kabupaten Sanggau : Kecamatan Bonti, Parindu, Jangkang, Belitang Hulu, Sekadau Hilir, Mukok Belitang Hilir dan Sanggau Kapuas, sedangkan Kabupaten Sintang : Kecamatan Sepauk, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah, dan Ketungau Hulu. Areal ini masuk dalam KPHP Sintang dan Sanggau, Dinas Kehutanan Kalbar dan masuk ke DAS Kapuas, Sub DAS Mengkiyang, Sub DAS Sekayam, Sub DAS Kedukul, Sub DAS Malas, Sub DAS Merabang, Sub DAS Ayak, Sub DAS Jungkit, dan Sub DAS Belitang. Areal ini masuk dalam kelompok hutan Sungai Belitang, Sungai Mengkiyang, dan Sungai Sekayan. 91 Areal HTI ini sesuai dengan Keputusan Menhut No. 750Kpts-II1996 mempunyai luas 299.700 ha, terbagi dalam tiga Blok dengan batas pada Blok A 242.700 ha: sebelah Utara adalah Inhutani III, HPH PT Anuraga, sebelah Timur: HPH PT Tawang Meranti, Perkebunan PT Rahmat Perkasa, dan HPH PT Patriot Andalas, sebelah Selatan: Areal Transmigrasi dan Sungai Kapuas, sebelah Barat: Perkebunan PT Sapta Sakti. Blok B 38.500 ha berbatasan di sebelah Utara dengan areal transmigrasi, sebelah Timur: areal transmigrasi, sebelah Selatan: HPH PT Hasal Agung, sebelah Barat: Areal Transmigrasi dan perkebunan PT Kalimantan Sanggau Pusaka. Blok C 18.500 ha berbatasan dengan HPH PT Tawang Meranti Utara, Sungai Ketungau Timur, HPH PT Tunas Indo Timber Selatan, dan Areal Transmigrasi Barat. Gambar 11. Peta Kebakaran HTI Finantara Intiga 92 Areal HTI Finantara Intiga meliputi Hutan Produksi Terbatas HPT 79.800 ha dengan 17.733 ha berhutan dan 62.067 ha tidak berhutan, sedang APL seluas 219.700 ha dengan lahan berhutan 34.333 ha dan tidak berhutan 265.367 ha. Kawasan lindung 15.710 ha meliputi hutan dengan kelerengan 25 8.235 ha, sempadan sungai 6.980 ha, kawasan sekitar mata air 495 ha, dan kawasan Perlindungan Plasma Nutfah KPPN 34.333 ha. Selain kerugian tanaman Akasia mangium, juga kerugian flora fauna. Berdasarkan data dari perusahaan dan informasi masyarakat sekitar, kerugian flora meliputi hilangnya tanaman obat empoyit, rimarincing, kerabun dengan potensi perhektar 20 kg. Sedang kerugian fauna antara lain babi hutan dengan potensi 2 ekor untuk 5 hektar, jenis-jenis burung seperti prenjak kuning, bondol perut putih, tekukur punai, dengan potensi rata-rata 5 ekor5 ha. 4.4. HTI PT Inhutani III Sintang Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 250Kpts-II1986 Inhutani III Nanga Pinoh memperoleh areal seluas 129.250 ha. Berdasarkan hasil penelaahan pada peta TGHK Propinsi Kalimantan Barat sesuai dengan fungsinya maka areal tersebut terdiri atas areal hutan produksi HP seluas 21.005 16.00 ha dan hutan produksi terbatas HPT seluas 108.245 ha 84.00. Kawasan ini terletak pada 111 o 45’-112 o 15’ BT dan 00 o 07’-0 o 30’ LS. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan maka areal kerja HTI PT Inhutani III Nanga Pinoh ini termasuk kedalam wilayah Kecamatan Nanga Pinoh, Ella Hilir, Kayan Hulu dan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang, Propinsi Kalimantan Barat. Areal tersebut masuk dalam kelompok hutan Sungai Melawi-Sungai Sepauh dan masuk kedalam DAS Kapuas, Sub DAS Melawi- Sepauh. HTI Inhutani III saat ini tidak aktif lagi sehingga pengelolaan tanaman praktis tidak ada sama sekali. Berdasarkan data sekunder yang masih ada dan hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa areal yang terbakar pada kejadian kebakaran hutan dan lahan tahun 19971998 seluas 12.452 hektar pada areal kerja Unit Nanga Pinoh. Rekapitulasi kebakaran tahun 19911992 sampai 20002001 di Areal Inhutani III Sintang di Nanga Pinoh yaitu jenis tanaman Pinus merkusii, 93 Akasia mangium dan Karet, dengan tahun tanam antara tahun 19911992 sampai tahun 19961997 Tabel 10. Selain kerusakan tanaman, menurut informasi perusahaan dan masyarakat terjadi pula kerusakan flora fauna seperti: tanaman obat kerabun, empoyit, dan mali-mali dengan potensi 50 kg per 5 hektar; babi dan rusa 3 ekor 5 ha; burung punai, tekukur, kuao 4 ekor 5 ha. Pembakaran lahan PT. Inhutani III ini berawal dari pembukaan lahan masyarakat sekitar hutan sehingga banyak pohon pinus yang sengaja dibakar agar dapat menjadi perladangan atau sebagai bukti pengakuan kembali hak ulayat yang selama ini tidak diperhatikan oleh perusahaan. Kondisi ini juga diperparah dengan konflik internal perusahaan yang telah melaksanakan PHK besar-besaran sampai tahun 2000 lalu sehingga diduga juga banyak yang dimotori oleh karyawan sendiri dan sebagai modus untuk menutupi realisasi tanam yang tidak sesuai dengan laporan perusahaan. Kerusakan yang terjadi sudah diatas 60 dan tidak ada tindakan pencegahan akan terjadinya kebakaran lahan. Kondisi tegakan saat sekarang sebagaian besar sudah rusak dengan adanya perladangan masyarakat dan tidak ada perhatian dari aparat maupun dari Dinas Kehutanan sehingga lahan tersebut menjadi tidak bertuan dan masyarakat bebas untuk menebang maupun membakar hutan pinus, akasia, dan karet. Letak lokasi kebakaran di areal Inhutani III Sintang pada tahun 1997 dapat dilihat pada Gambar 12. 94 Lokasi Terbakar Gambar 12. Peta Kebakaran HTI Inhutani III 95 Tabel 10. Rekapitulasi tanaman HTI yang terbakar di PT Inhutani III Sintang Akumulasi luas terbakar Sisa tanaman dengan Prosentase Tumbuh No Tahun Tanam Jenis Tanaman Realisasi tanaman sebelum 1997 tahun 1997 tahun 1998 tahun 1999 tahun 2000 tahun 2001 Total tanaman terbakar 60 60 1. Nanga Pinoh Utara 19911992 Pinus Merkusii 4,923.38 547.22 2,501.41 - - - - 3,048.63 853.45 1,021.30 19921993 Pinus Merkusii 2,500.00 170.57 656.07 - - - - 826.64 512.03 1,161.33 19931994 Pinus Merkusii 2,007.85 - 1,683.81 - - - - 1,683.81 254.18 69.86 19941995 Pinus Merkusii 2,835.40 - 1,240.49 - - - - 1,240.49

93.65 1,501.26