Tujuan Penelitian Kerangka Berpikir

ekonomi total kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan.

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, maka tujuan utama dari penelitian ini yaitu menyusun dan mengevaluasi metode penilaian ekonomi kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan. Atas dasar tujuan utama penelitian maka tujuan operasional dari penelitian ini sebagai berikut: 1 Menganalisis pengaruh kebakaran hutan dan lahan serta metode penilaiannya, untuk mengetahui total kerugian di kawasan hutan dan lahan manfaat dan fungsinya, biaya mitigasi dan dampak asap kebakaran terhadap masyarakat. 2 Menganalisis dampak politis kebakaran hutan dan lahan terhadap hubungan kerjasama dengan negara lain 3 Menganalisis korelasi dan pengaruh dari faktor alami dan sosial ekonomi masyarakat terhadap kebakaran hutan dan lahan 4 Membangun dan menganalisis model pendugaan dampak kebakaran hutan dan lahan serta nilai kerugian yang ditimbulkan

1.3. Kerangka Berpikir

Sumberdaya hutan dan lahan merupakan salah satu jenis sumberdaya yang banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pembangunan ekonomi suatu daerah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan keinginan meningkatkan perekonomian, menyebabkan pola penggunaan hutan dan lahan cenderung mengalami degradasi, baik dalam bentuk konversi lahan untuk pemukiman, perkebunan, penebangan secara illegal, dan pembakaran hutan dan lahan. Degradasi sumberdaya hutan dan lahan akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas dan kebutuhan manusia, sementara disisi lain ketersediaan lahan semakin terbatas. Hubungan yang asimetris ini akan semakin mempercepat terjadinya kerusakan lingkungan akibat degradasi sumberdaya hutan dan lahan, terlebih jika terdapat aktivitas yang tidak ramah lingkungan seperti: 3 pola pembukaan lahan menggunakan api yang akan meningkatkan peluang terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Kegiatan pembukaan lahan dengan menggunakan api dan adanya perubahan cuaca atau faktor alami dalam bentuk musim kemarau panjang serta ketersediaan bahan bakar yang cukup, maka akan semakin meningkatkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta kerusakan lingkungan yang lebih luas. Kebakaran hutan dan lahan tersebut akan memberikan dampak antara lain: menurunnya potensi sumberdaya hutan tangible maupun intangible, meningkatnya biaya pemadaman kebakaran, kerusakan tanaman perkebunan dan pertanian, serta perubahan kualitas udara akibat asap kebakaran hutan dan lahan. Dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap potensi sumberdaya hutan yang bersifat tangible antara lain: kerugian kayu log dan kayu bakar dan kerugian hasil hutan non kayu flora fauna. Kerugian kayu dan hasil hutan non kayu dikategorikan sebagai nilai manfaat use value dan mempunyai nilai pasar tangible sehingga dalam perhitungan ekonomi dinilai sebagai kerugian finansial. Sementara kerugian lingkungan dari sumberdaya hutan akibat kebakaran dan tidak ternilai oleh pasar intangible antara lain dalam bentuk: a hilangnya fungsi hutan sebagai: a penyedia air, b pengendali banjir dan erosi; c fungsi penyerap dan pelepas karbon; dan d fungsi sebagai habitat bagi spesies langka, estetika dan keanekaragaman hayati, dan sebagai habitat bagi satwaliar termasuk flora fauna nilai pilihan, nilai warisan dan keberadaan. Kerugian dari hilangnya nilai guna use value dari fungsi hutan sebagai: penyedia air, pengendali banjir, erosi dan penyerap karbon termasuk dalam kategori nilai kerugian non finansial atau tidak ternilai oleh pasar, sedang kerugian dari hilangnya spesies langka, fungsi estetika, kerusakan keanekaragaman hayati, dan kerusakan habitat dari sumberdaya hutan termasuk kerugian nilai yang tidak dimanfaatkan non use value . Kebakaran hutan dan lahan juga menimbulkan kerugian dalam bentuk biaya pemadaman kebakaran. Biaya yang dikeluarkan dalam bentuk biaya tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan. Biaya yang dikeluarkan termasuk kerugian finansial manfaat hilang yang 4 seharusnya tidak akan ada, jika tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan. Dampak kebakaran hutan dan lahan juga terjadi pada tanaman perkebunan dan tanaman pangan antara lain: a kerugian finansial dalam bentuk kerusakan tanaman dan menurunnya produktivitas tanaman, b kerugian non finansial yaitu menurunnya fungsi tanaman sebagai penyerap dan pelepas karbon, serta sebagai pengendali erosi. Kerugian yang terjadi pada lahan perkebunan dan tanaman pangan termasuk nilai manfaat yang dapat dikonsumsi atau diproduksi langsung sehingga dikategorikan sebagai kerugian nilai manfaat use value. Kebakaran hutan dan lahan selain memberikan kerugian terhadap sumberdaya hutan, tanaman perkebunan dan pertanian, dan biaya pemadaman kebakaran, juga menimbulkan kerugian akibat adanya asap kebakaran hutan dan lahan yaitu perubahan kualitas lingkungan udara baik skala regional, nasional maupun internasional. Perubahan kualitas lingkungan udara ini akan berpengaruh terhadap: a menurunnya kesehatan masyarakat sakit mata, ISPA dan TBC; b menurunnya produktivitas penduduk tidak kerja; c gangguan transportasi udara, laut, darat; d menurunnya kunjungan wisatawan, hotel maupun penginapan, dan e menurunnya produktivitas tanaman pangan dan perkebunan. Perubahan kualitas udara dan akibat yang ditimbulkannya merupakan kerugian dalam bentuk finansial dapat dinilai oleh pasar dan termasuk nilai guna use value dalam penilaian kerugian ekonomi total kebakaran hutan dan lahan. Selain kerugian dari sisi domestik dalam negeri, adanya asap kebakaran hutan dan lahan yang menyebar ke negara tetangga Singapura dan Malaysia berpeluang menimbulkan masalah dari aspek politis yaitu dalam hubungannya dengan diplomasi dan kerjasama internasional karena negara kita dianggap sebagai perusak dan pencemar lingkungan. Kerugian dari aspek politis dalam penelitian ini belum dinilai secara ekonomi, tetapi dianalisis secara deskriptif. Atas dasar dampak dan total kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap lingkungan maka diharapkan menjadi salah satu parameter untuk mencegah terjadinya kebakaran sehingga keberadaan hutan dan lahan tetap lestari dan bermanfaat bagi manusia. 5 Kebakaran Hutan dan Lahan Menurunnya Potensi SD Hutan Sumberdaya Hutan tangible Sumberdaya Hutan intangible Asap Kesehatan masyarakat: Mata, ISPA dan TBC Gangguan Transportasi: Udara, Laut, Darat Sumberdaya Kayu: Log Kayu Bakar Sumberdaya Non-Kayu: Flora Fauna Pengatur tata air, pengendali erosi Penyerap Karbon Spesies Langka, Estetika, Keanekaragaman Hayati, Habitat Nilai Kerugian Finansial Nilai Kerugian Non- Finansial Total Nilai Kerugian Ekonomi Kerusakan Lingkungan Penduduk tidak kerja Faktor Alami Aktivitas ManusiaSOSEK Dampak Perubahan Kualitas Lingkungan Udara Perkebunan Tanaman Pertanian Kerusakan Penurunan Produksi Tanaman, Erosi Lahan Nilai Pilihan Nilai Warisan Nilai Eksistensi Kerugian Hilangnya Nilai Manfaat Use Value Wisata Pengina- pan Biaya Pemadaman Kebakaran Pelepa- san Karbon Dampak Politis Terganggunya Diplomasi Kerjasama dengan Negara Tetangga Internasional Belum dinilai kerugian ekonominya Penggunaan SD Hutan dan Lahan Kerugian Nilai Tidak Dimanfaatkan Non-Use Value Gambar 1. Kerangka Berpikir Penilaian Ekonomi Kerusakan Lingkungan Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan 6 Memperhatikan besarnya kerugian terhadap lingkungan, finansial maupun non finansial akibat kebakaran hutan dan lahan terhadap sumberdaya hutan dan lahan perkebunan tangible dan intangible, peningkatan biaya pemadaman api dan kerugian akibat asap kebakaran hutan dan lahan, maka perlu dilakukan penilaian ekonomi total kerugian lingkungan dari setiap sumberdaya yang terkena dampak, baik yang dapat dimanfaatkan use value maupun yang tidak dimanfaatkan non use value. Penilaian kerugian dari kerusakan lingkungan akibat adanya kebakaran hutan dilakukan dengan menggunakan metode penilaian ekonomi total total economic value. Bagan alir kerangka berpikir dalam melakukan penilaian ekonomi kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.

1.4. Perumusan Masalah