Batasan Unit Analisis METODE PENELITIAN

E. Penurunan Produksi Tanaman Pertanian Pangan

a per hektar tanaman pangan

3.6. Batasan Unit Analisis

lam melakukan penilaian ekonomi kerusakan lingkun ngkungan adalah kerusakan biofisik maupun kerugian sosial b eriode kebakaran pada c lahan d Inhutani III e hutan tanaman di areal HTI- Non Trans yaitu f g dibatasi pada luas areal Data yang diperlukan yaitu: 1 produksi rata-rat padi, palawija, dan sayuran periode bulan Agustus – Desember pada tahun 1996 dan tahun 1997, 2 jumlah responden masyarakat yang mengusahakan tanaman pangan, 3 luas areal perjenis tanaman pangan yang diusahakan oleh responden, 4 biaya pengeluaran rata-rata per jenis tanaman per hektar, dan 5 harga rata-rata dari setiap jenis tanaman pangan padi, palawija dan sayuran persatuannya. Pengumpulan data melalui wawancara responden dan menggunakan data sekunder dari Dinas Pertanian dan Perdagangan Kabupaten Sintang tahun 1996 dan 1997. Batasan analisis da gan akibat kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sintang dirinci sebagai berikut: a Kerusakan li ekonomi dan politis akibat kebakaran hutan dan lahan Kebakaran hutan dan lahan yang akan dinilai yaitu p tahun 1997 dari bulan Agustus – Desember 1997 di Kabupaten Sintang Penilaian ekonomi kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan menggunakan 2 tahun analisis yaitu tahun 1997 dan tahun 2003. Penelitian dampak kebakaran hutan tanaman di areal HTI-Trans di Kabupaten Sintang, didasarkan pada kerugian potensi kayu pulp dan non kayu selama periode kebakaran tahun 1997 seluas 12.452 ha dengan luas sampling penelitian 12 ha. Penelitian dampak kebakaran HTI Finantara Intiga di Kabupaten Sintang seluas 15 ha dengan luas lokasi penelitian 1,25 ha. Penilaian didasarkan pada kerugian dari tanaman kayu dan non kayu selama periode kebakaran tahun 1997. Penilaian kerusakan Taman Wisata Alam Banin terbakar 59,5 hektar dengan luas tapak penelitian 3 ha. Sedang untuk Taman Nasional Bukit Baka seluas 230 hektar dengan luas tapak penelitian 12 ha. 52 g h nan yang diusahakan oleh pemerintah i duktivitas tanaman pertanian difokuskan pada tanaman pangan j bat k kerja akibat adanya asap, yaitu penduduk l sportasi udara m rtasi sungai dan darat yaitu jumlah transportasi Unit analisis menilai dampak kebakaran hutan dan lahan dari aspek nilai pilihan, warisan dan keberadaan flora fauna dan habitat, didasarkan pada penilaian masyarakat dari 17 desa sampel 250 responden yang berada disekitar kawasan areal yang terbakar. Penilaian kerusakan tanaman perkebu TCSDP Nanga Pinoh yaitu seluas 76 ha dengan luas sampel penelitian 3,8 ha dengan jenis tanaman terbakar adalah tanaman karet. Penilaian kerusakan lahan perkebunan masyarakat yang terbakar seluas 91,20 ha tapak penelitian 10 ha dilakukan pada empat kecamatan meliputi 12 desa Kecamatan Nanga Pinoh, Kecamatan Belimbing, Kecamatan Sintang, dan Kecamatan Menukung. Penurunan pro yang diusahakan masyarakat yaitu membandingkan produktivitas rata-rata dari setiap jenis tanaman pada periode kebakaran Agustus-Desember 1997 dengan periode yang sama sebelum kebakaran Agustus-Desember 1996. Jumlah masyarakat yang menderita sakit dan membeli obat atau masker aki asap kebakaran, dibatasi hanya pada penduduk yang berada di kabupaten Sintang atau desa-desa sekitar lokasi penelitian, pada periode kebakaran hutan dan lahan Agustus–Desember 1997. Jumlah penduduk yang tidak masuk yang bermata pencaharian sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, petanipekebun, pedagang dan pegawai HTI di Kabupaten Sintang, selama kebakaran hutan dan lahan periode Agustus– Desember 1997. Penilaian gangguan transportasi udara yaitu gangguan tran batas penerbangan dan penurunan penumpang dari Pontianak – Sintang – Nanga Pinoh sebaliknya karena pengaruh asap kebakaran selama periode Agustus – Desember 1997. Penilaian gangguan transpo sungai dan darat menurut jenisnya di kabupaten Sintang yang tidak beroperasi atau frekuensi operasinya menurun karena adanya asap kebakaran selama periode Agustus – Desember 1997. 53

3.7. Analisa Data