5.8.5. Simulasi Model Kebijakan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Simulasi model kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan bertujuan untuk menemukan skenario yang paling tepat dalam mengurangi areal
yang terbakar. Berdasarkan hasil uji validasi dan sensitivitas menunjukkan model cukup layak untuk diterapkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
simulasi terhadap model dalam 3 skenario dengan menggunakan ketiga paramater yang sensitif yaitu: penggunaan api, curah hujan dan usaha mitigasi. Ketiga
parameter digunakan untuk menyusun alternatif skenario kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan yaitu: 1 skenario pesimis, 2 skenario moderat, dan
3 skenario optimis. Respon paramater yang dianalisis dalam simulasi yaitu keterkaitan antara :
a luas kebakaran tahunan, b jumlah hot spot, c curah hujan, dan d total kerugian ekonomi lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan. Respon
paramater secara langsung akan berpengaruh terhadap keragaan hasil simulasi model. Sehingga semakin kurang usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kebakaran hutan dan lahan, dan dilain pihak, kondisi cuaca tidak mendukung maka peluang terjadinya kebakaran hutan akan semakin besar, terutama jika
kepedulian masyarakat rendah untuk mencegah kebakaran dan adanya konflik sosial mengenai penguasaan lahan.
A. Skenario Pesimis
Simulasi model kebakaran hutan dan lahan dengan skenario pesimis didasarkan pada asumsi-asumsi: 1 penggunaan api meningkat 20, curah
hujan berkurang 20, dan usaha mitigasi menurun 20 dari kondisi aktual. Hasil simulasi skenario pesimis menunjukkan bahwa rata-rata terjadi kenaikan
yang signifikan terhadap jumlah hot spot, curah hujan, luas kebakaran tahunan dan kerugian ekonomi lingkungan, apabila dibandingkan dengan skenario pada
kondisi aktual. Dari hasil simulasi skenario pesimis, jumlah hot spot menjadi 277 titik
panas atau naik 31,89 dari kondisi aktual 210 titik; curah hujan 257 mmbulan atau turun 20 dari kondisi aktual 321 mmbln; kebakaran tahunan menjadi 877
hatahun atau naik 40,88 dari kondisi aktual 623 hathn, dan kerugian
247
lingkungan tahun 1997 yaitu Rp. 3,7 milyarthn sedang pada tahun 2003 sebesar Rp. 6,3 milyar atau rata-rata terjadi kenaikan sebesar 39,79 dari nilai kerugian
ekonomi pada skenario kondisi aktual Tabel 46. Sedang hasil simulasi model skenario pesimis terhadap kebakaran hutan dapat dilihat pada Gambar 34.
Tabel 46. Hasil Simulasi Skenario Pesimis, Moderat dan Optimis terhadap Perubahan Hot Spot, Kebakaran Tahunan, Curah Hujan dan Nilai Ekonomi Kerusakan Lingkungan
Rata-rata Perubahan Skenario Simulasi
Jumlah Hot Spot
Kebakaran Tahunan ha
Curah Hujan mmbln
TEV 1997 Rp TEV 2003 Rp
1. Aktual 210
623 321
2.660.000.582 4.518.149.016
2. Pesimis Api +20; 277
877 257
3.718.488.428 6.316.045.546
CH -20; Mitigasi -20 Perubahan
31,89 40,88 20,00
39,79 39,79
1. Aktual 210
623 321
2.660.000.582 4.518.149.016
2. Moderat Api -10; 171
492 353
2.090.235.138 3.550.372.844
CH tetap; Mitigasi tetap Perubahan
18,45 21,00
10,00 21,42
21,42 1. Aktual
210 623
321 2.660.000.582
4.518.149.016 2. Optimis Api -20,
137 356
385 1.590.287.180
2.701.185.295 CH +20; Mitigasi +20
Perubahan 34,83
42,80 20,00
40,21 40,21
Keterangan: 1
CH rata-rata 307 mmbln; Pengguna api 150 orang 60 responden; Usaha mitigasi 125 orang 50 responden 2
Angka dalam kurung ….. artinya terjadi penurunan
10:10 PM 3232005 1.00
5.00 9.00
13.00 17.00
Years 1:
1: 1:
2: 2:
2:
3: 3:
3:
4: 4:
4:
5: 5:
5:
150.00 300.00
450.00
600.00 1000.00
1400.00
2.50e+009 4.50e+009
6.50e+009
200.00 300.00
400.00
4.00e+009 7.00e+009
1.00e+010 1: Hot Spot
2: Kebakaran Tahunan 3: TEV Kebakaran 1997
4: CH tahunan 5: TEV Kebakaran 2003
1 1
1
1 2
2 2
2 3
3
3 3
4 4
4 4
5 5
5 5
Graph 1: Page 1 Untitled Graph
Gambar 34. Luas Areal Terbakar, Curah Hujan, Hot Spot dan TEV Kebakaran Hutan dan Lahan Skenario Pesimis
Implikasinya dari hasil skenario pesimis bahwa kebakaran hutan akan semakin luas serta kerugian ekonomi akan meningkat lebih besar jika penggunaan
248
api yang biayanya murah meningkat dari kondisi saat ini 60 responden menjadi 80 responden menggunakan api, dan curah hujan menurun sebesar 20
dari 307 mmbulan rata-rata dalam 8 tahun terakhir, serta usaha mitigasi terhadap api menurun dari kondisi saat ini 50 responden menjadi 30, maka
kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sintang akan semakin luas.
B. Skenario Moderat