sebelum dan setelah kebakaran. c
tahun sebelum dan setelah akan dengan unsur hara N,
m.
persatuan luas dengan menggunakan harga pasar Hufschm d Tahap keempat, m
setelah kebakaran hutan dan lahan.
ali erosi
∑ ∑ JUHRij x HPi x LAj ……………. 18
ERij x PUHRij j=1
i unsur hara yang hilang akibat erosi tanah Rp = jumlah unsur hara ke - i yang hilang dari tanah yang tererosi, disetiap
areal kebakaran j kgha = harga pupuk perjenis i Rpkg
akaran ke-j ha tiap areal kebakaran j tonha
yang tererosi kg r harapupuk Urea, TSP, KCl
= , TNBB, HTI Inhutani III Finantara
Hufschmidt et al. 1983.
E. jir dan
a
tan rasional digunakan untuk menduga aliran Tahap ketiga, menghitung tingkat erosi per
kebakaran di setiap lokasi kebakaran yang disetar P, dan K yang terdapat dalam 1 ton tanah pada kedalaman efektif 30 c
Kemudian dikonversi ke dalam biaya penggunaan pupuk Urea, TSP, dan KCl idt et al. 1983.
enghitung selisih kehilangan unsur hara sebelum dan
1 Notasi penilaian ekonomi fungsi pengend
n n NMHPE =
i=1 j=1 n n
JUHRij = ∑ ∑
i=1
dimana, NMHPE = nila
JUHRij HPi
LAj
= luas areal keb ERij
= jumlah tanah tererosi perhektar dise unsur hara ke-i dari 1 ton tanah
PUHRij = proporsi = jenis unsu
i j
areal kebakaran TWA Baning Intiga,
Perkebunan diadopsi dari
Metode Penilaian Kerugian Hilangnya Fungsi Pengendali Ban Penyedia Air
Penilaian hilangnya manfaat hutan dan lahan sebagai pengendali banjir dan penyedia air menggunakan pendekatan Metode Rasional U.S. Forest
Services, 1980 dalam Asdak, 2002 dan metode penilaian kontingensi kesediaan membayar masyarakat terhadap fungsi hutan sebagai pengendali
banjir. Metode pendeka permukaan dalam menghitung fungsi hutan sebagai pengendali banjir dan
penyedia air. Metode pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menilai
67
fungsi penyedia air yaitu pendekatan ketersediaan air tanah atau neraca air.
b a
kan semakin tinggi. Sehingga hutan tidak berfungsi sebagai penyedia air pada musim kemarau maupun sebagai
c ah pan p alira perm
ui etode rasional pada setiap
engh g besarnya aliran permukaan sebelum dan setelah kebakaran
u sebag i berikut modifikasi :
C x I x A
……………………. 19
= hutan = 0,05 – 0,25; tanah
Services dalam Asdak, 2002
Meng n
hutan dan lahan pada setiap lokasi tapak terbakar.
pengendali banjir dan penyedia air tanah. Namun, karena keterbatasan data maka digunakan pendekatan metode
rasional aliran permukaan sebelum dan setelah kebakaran hutan dan lahan dengan menggunakan data sekunder dan hasil pengamatan lapang .
Asumsi yang digunakan dalam menduga fungsi hutan sebagai pengendali banjir dan penyedia air yaitu berdasarkan pendekatan aliran permukaan bahw
hilangnya penutupan vegetasi akan mengurangi ketersediaan infiltrasi air ke dalam tanah dan aliran permukaan a
pengendali banjir pada musim penghujan. T a
endugaan n
ukaan melal m loka
l terbakar h
si area adala sebagai berikut:
M itun
pada setiap lokasi kebakaran dengan s
rum a
dari Asdak, 2002 Qp =
dimana, Qp =
ir al an permukaan m
3
tahun C
coefisien aliran permukaan vegetasi kosong = 0,20 – 0,50 US. Forest
I = intensitas curah hujan mmjam dikonversi mmthn A = luas areal terbakar ha
u ngi selisih Qp aliran permukaan setelah dan sebelum
ra kebakara
Selisih Qp aliran permukaan dijadikan dasar untuk menghitung disfungsi hutan sebagai
Nilai kerugian fungsi hutan sebagai pengendali banjir diperoleh dari perkalian antara Qp diasumsikan 50 berfungsi sebagai air permukaan
yang berpotensi banjir dengan nilai kesediaan membayar permeter kubik air agar tidak terjadi banjir disetiap lokasi terbakar Rpm3.
Nilai kerugian dari fungsi hutan sebagai penyedia air diperoleh dari perkalian antara Qp 50 diasumsikan sebagai air tanah yang hilang
dengan rata-rata harga air dari PDAM rumah tangga, sosial, industri.
68
Notasi selengkapnya perhitungan nilai kerugian fungsi hutan sebagai pengendali banjir dan penyedia air diuraikan sebagai berikut:
1 Fungsi hutan sebagai Pengendali Banjir NQPB
n NQpB =
∑ QpAj – QpBj x NBj ……………………. 20
j
2 Fungsi hutan sebagai Penyedia Air NQPA
n NQpA =
∑ QpAj – QpBj x HAj ……………………. 21
j
dimana, NQpA = nilai ekonomi hutan sebagai penyedia air Rpthn
NQpB = nilai ekonomi hutan sebagai pengendal i banjir Rpthn
A Q B
NB 3
HA air PDAM per meterkubik rumah tangga, sosial, industri di
Rp m3. j
n NBB, WA B
ing, H
Se ndali banjir dalam satuan per meter kubik
air NB
………. 22
d NM
MRPBij MP
n, disetiap Nj
QP i
j Qp j = jumlah aliran permukaan setelah kebakaran di lokasi j m3thn
p j = jumlah aliran permukaan sebelum kebakaran di lokasi j m3thn j = nilai manfaat hutan sebagai pengendali banjir permeter kubik air, disetiap
areal terbakar j Rpm j = rata-rata harga
setiap lokasi j = lokasi kebakara
T T
an TI
mentara perhitungan WTP penge NB diperoleh dari persamaan sebagai berikut:
n j =
∑ NMPB QP ……………
j=1 n
NMPB = ∑ MRPBj x JPj
j=1 n n
MRPBj = ∑ ∑ MPBij Nj
i=1 j=1
imana, NBj
= nilai manfaat pengendali banjir per meter kubik Rp m
3
PB = total nilai manfaat pengendali banjir Rpthn = manfaat hutan sebagai pengendali banjir perorang pertahun, disetiap
areal terbakar j Rp orang Bij = nilai manfaat pengendali banjir dari responden ke- i pertahu
areal terbakar j Rporangthn JPj
= jumlah penduduk sekitar areal -j orang = jumlah responden di desa j orang
= jumlah aliran permukaan yang berpotensi sebagai banjir m
3
thn = jumlah responden orang
= areal terbakar TNBB, TWA Baning, HTI
69
tuk mengetahui keterkaitan faktor sosial ekonomi pendidikan Un
, pekerjaan dan pendapatan dengan kesediaan membayar masyarakat terhadap fungsi
engan menggunakan gresi berganda.
E. Nilai Kerugian Akibat Pelepasan Karbon ke Udara