Analisis Sistem dan Permodelan

Sorbom 1996, model LISREL terdiri dari dua bagian yaitu menjelaskan hubungan antar peubah laten atau faktor dan menerangkan keterkaitan peubah laten dengan indikator-indikatornya. Model struktural diformulasikan sebagai berikut Bollen, 1989 dan Hair et al . 1998: η = Γξ + Βη + ζ dimana: η = vector error dari peubah laten endogenous m x 1 ξ = vector error dari peubah laten eksogenous n x 1 Γ = matriks koefisien dari ξ berukuran m x n Β = matriks koefisien dari η berukuran m x m ζ = vektor galat bagi persamaan struktural berukuran m x 1 Sedangkan model pengukuran formulasikan sebagai berikut: y = Λ y η + ε x = Λ x ξ + δ dimana: y = vektor indikator peubah laten endogenous p x 1 x = vektor indikator peubah laten eksogenous q x 1 Λ y = matriks koefisien regresi loading y terhadap η berukuran p x m Λ x = matriks koefisien regresi loading x terhadap ξ berukuran q x n ε = vektor galat pengukuran dari y berukuran p x 1 δ = vektor galat pengukuran dari x berukuran q x 1

2.7. Analisis Sistem dan Permodelan

Dalam menghadapi masalah yang kompleks, banyak faktor harus pertimbangkan dalam usaha memenuhi kelengkapan interaksi dan analisis multidisiplin hubungan sebab akibat. Suatu sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen fisik yang saling berinteraksi dan ditunjukkan oleh adanya unit fungsi dan batas yang jelas Muhammadi et al. 2001. Dalam terminologi ini, suatu sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari bahan-bahan yang saling berinteraksi dan berproses secara bersama-sama dalam bentuk suatu fungsi. Sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem adalah setiap fenomena struktural maupun fungsional yang memiliki paling sedikit dua komponen yang 29 bersaling berinteraksi Eriyatno, 2003. Analisis sistem dapat didefinisikan secara langsung sebagai aplikasi metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah dari suatu sistem yang kompleks. Dalam tataran ini Suratmo 2002 mendefinisikan sistem analisis adalah kajian untuk memahami ciri, prilaku atau cara kerja dari interaksi fungsional antar berbagai komponen yang ada di alam. Untuk menyederhanakan interaksi antar komponen lingkungan yang begitu kompleks maka perlu disusun suatu model. Model adalah abstraksi dari suatu realitas yang menggambarkan bentuk interaksi dan perilaku dari unsur-unsur penting terhadap suatu masalah atau obyek yang dikaji Grant et al. 1997. Analisis sistem adalah suatu studi tentang suatu sistem atau sifat-sifat umum dari suatu sistem. Oleh sebab itu, analisis suatu persoalan seyogyanya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Kompleks, menunjukkan adanya interaksi elemen yang cukup rumit, 2 Dinamis, unsur-unsurnya berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan, dan 3 Probabilistik, yaitu perlu fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan maupun rekomendasi Eriyatno, 2003. Sementara menurut Jakeman et al. 1993 bahwa analisis suatu sistem harus dapat menggambarkan: 1 kompleksitas sistem dan unsur-unsurnya, 2 aproksimasi perilaku komponen sistem menurut waktu, 3 kapasitas prediksi model menyelesaikan suatu persoalan. Aplikasi dari analisis sistem dalam menyelesaikan masalah pengelolaan ekologi dan sumberdaya alam harus mencakup 4 tahapan fundamental yaitu: 1 formulasi model konseptual, 2 spesifikasi model kuantitatif, 3 evolusi model dan 4 penggunaan model. Selanjutnya menurut Grant et al. 1997 secara umum ada enam proses yang penting diperhatikan dalam menyusun suatu model konseptual terhadap suatu masalah, yaitu: 1 menetapkan tujuan model, 2 batas sistem yang dikaji harus jelas, 3 kategori unsur-unsur dalam sistem yang dianalisis, 4 identifikasi hubungan antar unsur komponen, 5 menggambarkan model konseptual, 6 menjelaskan pola yang diharapkan dari prilaku model. Kategori komponen dalam suatu sistem ada tujuh yaitu: 1 parameter keadaan state variable, 2 parameter pembangkit driving variable, 3 konstanta constan, 4 auxiliary variable, 5 transfer material material transfer, 6 transfer informasi information transfer, 30 dan 7 sumber dan penggunaan source and sink.

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu