disebabkan karena penurunan tingkat hunian sehingga rata-rata pendapatan pada periode Agustus-Desember 1997 setelah kebakaran lebih rendah dibanding
pendapatan periode sebelum kebakaran Agustus-Desember 1996. Sementara nilai kerugian tahun 2003 rata-rata meningkat 63 dibanding nilai kerugian tahun
1997 yang dipengaruhi oleh kenaikan harga rata-rata sebesar 81. Adanya kebakaran hutan dan lahan akan selain berdampak langsung
terhadap pengusaha hotel, juga berdampak tidak langsung terhdap penyerapan tenaga kerja dan ekonomi wilayah. Sebab, menurunnya jumlah tingkat hunian
hotel akan berpengaruh terhadap tidak produktifnya tenaga kerja hotel dan menurunnya retribusi hotel dan penginapan yang akan diperoleh pemerintah
daerah yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi wilayah. Apabila kerugian tersebut diperhitungkan maka nilai kerugian akan semakin besar
akibat adanya kebakaran hutan dan lahan.
5.3.5. Penilaian Penurunan Produktivitas Tanaman Pertanian
Penilaian penurunan produktivitas tanaman pertanian difokuskan kepada tanaman pangan seperti padi, palawija dan sayuran. Ketiganya memiliki masa
umur panen singkat sehingga dengan adanya asap, pertikel debu diudara, dan hujan asam, serta gangguan cuaca dari akibat kebakaran hutan dan lahan akan
langsung mempengaruhi proses fotosintesis tanaman dan selanjutnya akan menurunkan produktivitas tanaman. Menurut Hong dan Xu Ping 1996 dalam
UNDP dan Kementrian Lingkungan Hidup 1998 menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama akibat asap
dan hujan asam dengan pH 2,5 – 4,2 yang jatuh pada tanaman padi menyebabkan kandungan klorofil dan kecepatan transpirasi daun menurun drastis, sehingga
mengganggu proses fotosintesa dan produktivitas tanaman. Penilaian kerugian tanaman pangan akibat kebakaran yaitu dengan
membandingkan produktivitas perhektar setiap jenis tanaman pangan periode Agustus-Desember sebelum terjadi kebakaran tahun 1996 dengan setelah terjadi
kebakaran tahun 1997, dengan asumsi dasar yaitu: a perubahan produktivitas 50 disebabkan oleh terganggunya proses fotosintesa tanaman akibat asap
kebakaran, b tingkat teknologi usahatani sama sebelum dan setelah kebakaran,
182
c tidak terjadi perubahan luas tanam, d harga yang digunakan sama yaitu harga tahun 1997 dan harga tahun 2003 untuk setiap jenis tanaman.
Hasil penelitian terhadap 60 orang responden petani yang mengusahakan tanaman pangan padi, palawija dan sayuran rata-rata luas pemilikan lahan
usahatani antara 0,25 sampai 1,5 hektar per kepala keluarga. Mengalami penurunan produksi padi rata-rata 221 kgha, tanaman palawija menurun rata-rata
495 kgha atau rata-rata perjenis tanaman 124 kghajenis jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedele, dan tanaman sayuran cabe, kacang panjang, sawi, tomat,
terung, ketimun, kangkung dan bawang menurun rata-rata sebesar 7,05 kgha atau rata-rata perjenis sayuran 0,88 kghajenis.
Total perbedaan produktivitas tanaman tahun 1996 dan 1997 untuk ketiga jenis tanaman yaitu rata-rata 722,54 kgha atau 240,85 kghajenis. Dari
penurunan produktivitas tersebut, diasumsikan 50 akibat dampak asap kebakaran hutan, maka rata-rata penurunan produktivitasnya sebesar 361,27 kgha
atau 120,42 kghajenis, yang meliputi penurunan produktivitas tanaman padi yaitu 110,40 kgha, tanaman palawija 247,35 kgha dan tanaman sayuran rata-rata
menurun 3,53 kgha Tabel 37.
Dari total luas lahan pertanian tanaman pangan 8.993 ha, maka nilai kerugian penurunan produktivitas tanaman atas dasar harga tahun 1997 yaitu
sebesar Rp. 661 juta Rp. 73.528ha, meliputi: kerugian tanaman padi sekitar 74,93 Rp. 499 juta dengan kerugian rata-rata Rp. 70.939ha; tanaman palawija
sebesar 25 atau Rp. 162 juta Rp. 108.748ha; dan kerugian tanaman sayuran 0,07 atau Rp. 444 ribu Rp. 940ha. Sementara kerugian menurut harga tahun
2003 meningkat sebesar Rp. 1,88 milyar naik 184 dengan kerugian rata-rata tanaman pangan yaitu Rp. 209.213ha. Kontribusi kerugian tanaman padi
74,95, kerugian tanaman palawija 25 dan tanaman sayuran 0,05.
183
Tabel 37. Nilai Kerugian Penurunan Produktivitas Tanaman Pangan Akibat Dampak Asap Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 1997
Periode Sebelum Kebakaran Periode Setelah Kebakaran
Agustus - Desember 96 Agustus - Desember 97
Kecamata n Desa
Sampel N
o Jenis tanaman
Luas ha
Produksi kgha
Harga th. 1997
Rpkg Pendapatan Rp
Luas ha
Produksi kgha
Harga th. 1997 Rpkg
Pendapatan Rp Selisih
Produktivitas 96-97 kgha
Penurunan Prod.
Tanaman Akibat Asap
50 kgha Harga
Tahun 2003
Rpkg Kerugian Th.
1997 Rp Kerugian Th.
2003 Rp Tanaman Pangan
a. Padi 1.183,20
384 574,00
260.796.211,20 1.183,20
209 574,00
142.251.537,90 174,55
87,27 1.750
59.272.337 180.708.343
b. Palawija 87,80
972 638,00
54.459.144,08 87,80
593 638,00
33.235.336,21 378,89
189,44 1.914
10.611.904 31.835.712
Nanga Pinoh Tanjung
Sari, Tanjung Paoh,
Sidomulyo c. Sayuran
113,33 430
1.263,00 61.548.389,70
113,33 271
1.263,00 38.841.218,24
158,64 79,32
2.526 11.353.586
22.707.171 Jumlah
1.384,33 1.786
825,00 376.803.744,98
1.384,33 1.074
825,00 214.328.092,34
237,36 118,68
2.063 81.237.826
235.251.227 Tanaman Pangan
a. Padi 3.371,40
483 600,00
1.598.948.208,00 3.371,40
229 600,00
464.083.270,26 253,25
126,62 1.720
256.137.085 734.259.643
b. Palawija 1.166,30
862 465,00
121.020.053,60 1.166,30
409 465,00
221.938.455,78 452,71
226,36 1.395
122.759.722 368.279.166
Sintang Ladang,
Tanjung Puri,
Baning Kota
c. Sayuran 116,80
390 1.300,00
96.431.054,08 116,80
268 1.300,00
40.694.099,06 121,97
60,98 2.600
9.259.726 18.519.452
Jumlah 4.654,50
1.735 788,33
1.816.399.315,68 4.654,50
907 788,33
726.715.825,11 275,97
137,99 1.905
388.156.533 1.121.058.261
Tanaman Pangan a. Padi
1.251,60 427
650,00 488.989.670,40
1.251,60 186
650,00 151.524.428,33
241,08 120,54
1.700 98.064.166
256.475.511 b. Palawija
173,90 1.112
400,00 20.642.074,00
173,90 484
400,00 33.701.676,98
627,17 313,58
1.200 21.812.928
65.438.785 Belimbing
Nanga Paya,
Langan, Nanga
Keberak
c. Sayuran 142,20
259 1.350,00
75.117.429,24 142,20
382 1.350,00
73.346.142,85 123,52
61,76 2.700
11.855.616 23.711.233
Jumlah 1.567,70
1.798 800,00
584.749.173,64 1.567,70
1.053 800,00
258.572.248,16 248,24
124,12 1.867
108.021.478 298.203.062
Tanaman Pangan a. Padi
1.225,20 346
650,00 406.472.890,00
1.225,20 131
650,00 104.619.867,21
214,30 107,15
1.700 85.331.076
223.173.584 b. Palawija
61,50 839
425,00 4.249.838,80
61,50 319
425,00 8.324.899,87
520,00 260,00
1.275 6.795.697
20.387.091 Menukung
Nanga Siyai, Ella
Hulu, Menukung
Kota
c. Sayuran 99,70
177 1.294,00
53.652.577,76 99,70
306 1.294,00
39.441.702,52 128,88
64,44 2.588
8.313.520 16.627.041
Jumlah 1.386,40
1.361 789,67
464.375.306,56 1.386,40
756 789,67
152.386.469,59 201,80
100,90 1.854
83.813.253 226.933.634
Kerugian Tanaman Pangan 8.992,93
1.670 800,75
3.242.327.540,86 8.993
947 800,75
1.352.002.635,20 240,85
120,42 1.922
661.229.090 1.881.446.184
Rata-rata Perhektar 0,19
360.541,84 0,11
150.340,62 240,85
120,42 73.528
209.214 Keterangan:
tanda kurung artinya terjadi peningkatan setelah kebakaran hutan dan lahan; jumlah responden 60 orang 5 orang per desa
184
Perbedaan kerugian dari setiap komoditas baik pada harga tahun 1997 maupun harga tahun 2003, disebabkan oleh perbedaan luas, penurunan
produktivitas dan harga. Persentase kerugian tanaman padi lebih tinggi disebabkan karena faktor luas areal 78, tanaman palawija 17 dan luas areal
tanaman sayuran 5,25. Namun kerugian perhektar lebih tinggi pada tanaman palawija akibat penurunan produktivitas yang lebih tinggi yaitu 247,35 kgha
dibanding tanaman padi 110 kgha dan sayuran 3,53 kgha. Selain faktor penurunan produktivitas tanaman, maka faktor lain yang berpengaruh terhadap
kerugian total dan kerugian perhektar yaitu faktor harga, sehingga adanya perubahan harga akan berpengaruh langsung terhadap besarnya nilai kerugian.
Oleh sebab itu, untuk menghidari penilaian yang bersifat over atau under valu sebaiknya menggunakan harga pasar bayangan atau pendekatan biaya ganti
kerusakan tanaman.
5.3.6. Total Kerugian Dampak Asap Kebakaran Hutan dan Lahan