Dampak Penduduk Tidak Masuk Kerja

dibanding perhitungan kerugian secara nasional tahun 1997 baik yang dilakukan oleh EEPSEA dan WWF 1998 sebesar Rp. 462.000orang maupun UNDP dan Kementerian LH 1999 yaitu Rp. 311.000orang. Perbedaan ini disebabkan karena biaya perawatan di Sintang jauh lebih rendah dibanding dengan perhitungan secara nasional. Tingginya kerugian masyarakat akibat menurunnya kesehatan dipengaruhi oleh kenaikan konsentrasi partikel debu asap kebakaran diudara selama periode kebakaran rata-rata perharinya sebanyak 490,25 µgm 3 dan termasuk katergori sangat berbahaya bagi kesehatan menurut indeks standar pencemaran udara ISPU. Tingkat bahaya kenaikan jumlah partikel debu asap diudara terutama PM 10; PM 2,5 dan PM 1,0 menurut Dockery dan Pope dalam Yoga 1999 bahwa untuk setiap kenaikan kadar PM 10 sebesar 10 µgm 3 akan meningkatkan keluhan pernapasan 0,7 - 3, peningkatan mortalitas harian 1,0 - 3,4; penyakit asma 1,9 - 3,4 dan respiratorik 0,8 - 1.

5.3.2. Dampak Penduduk Tidak Masuk Kerja

Dampak penduduk tidak masuk kerja karena adanya himbauan dari Pemda Sintang dan melihat kondisi asap yang ada. Jika asap cukup tebal maka pekerja PNS, swasta, petani, pegawai HPHHTI dan pedagang tidak masuk kerja. Penduduk tidak masuk kerja disebabkan kondisi asap yang cukup tebal maupun karena sedikitnya armada transportasi darat dan sungai yang beroperasi. PNS yang terukur hanya pada petugas di kecamatan dan desa sampel tidak termasuk pada PNS dari kedinasan lain. Data pedagang dan petani dari desa masing-masing, begitu juga dengan karyawan swasta dan pegawai HTI. Upah harian pada semua pekerjaan rata-rata berkisar antara Rp 15.000,- sampai Rp.37.500,- perhari untuk PNS; Rp. 7.150,- sampai Rp. 34.321,- untuk pegawai swasta; Rp. 3.173,- sampai Rp. 7.193,- untuk petani; Rp. 3.879,- sampai Rp. 7.793,- untuk pedagang; dan Rp. 12.155,- sampai Rp. 41.828,- untuk karyawan HPHHTI. Gaji harian pada PNS dilihat dari rata-rata gaji yang diterima tiap bulan dibagi dengan 25 hari kerja. Begitu juga dengan pegawai swasta termasuk pegawai HPHHTI. 172 Variasi pada gaji PNS ini tergantung pada jumlah golongan PNS yang bekerja di instansi Kabupaten atau Kecamatan. PNS yang bekerja di Kabupaten lebih banyak digolongkan pada Golongan IIa-IVb sehingga rata-rata gaji tiap bulan adalah Rp. 625.000,-bulan 1997 dan Rp. 1,8 jutabulan 2003. Sedangkan PNS yang bekerja di kecamatan dengan kisaran golongan yang lebih rendah antara Ib- IIIb dengan rata-rata gaji yang diterima adalah Rp. 375.000,- sampai Rp. 1.400.000,- per bulan. Lama tidak masuk kerja variatif dari 0 hari sampai 7 hari. Wilayah dengan asap cukup tebal di Nanga Pinoh dan sedikit asap di Sintang terutama kearah luar kota. Hasil analisis data pada Tabel 32, menunjukkan bahwa penduduk yang tidak masuk kerja akibat dampak asap kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sintang tahun 1997 pada periode Agustus – Desember yaitu antara lain : pegawai negeri sipil PNS, pegawai swasta jasa, petani, pedagang, dan pegawai atau tenaga kerja HPH atau HTI. Secara keseluruhan jumlah penduduk yang tidak bekerja pada kecamatan sampel sebanyak 6.077 orang dan di tingkat Kabupaten berjumlah 23.715 orang 10-13 dari penduduk yang bekerja. Lama hari kerja antara 2 sampai 5 hari, dan tingkat upah tenaga kerja antara Rp. 3.173hari sampai Rp. 25.000hari 1997 dan Rp. 5.395 sampai Rp. 41.828hari 2003. Total kerugian penduduk tidak masuk kerja dengan menggunakan pada lima kecamatan sampel yaitu Rp. 161 juta 1997 dan meningkat sebesar 60 pada tahun 2003 yaitu Rp. 258 juta. Atas dasar kerugian pada 5 kecamatan, maka kerugian penduduk tidak kerja akibat asap kebakaran pada tingkat kabupaten yaitu 13 dari penduduk usia kerja, dengan nilai kerugian yaitu Rp. 642 juta tahun 1997 dan meningkat menjadi Rp. 1,02 milyar tahun 2003 atau rata-rata kerugian penduduk yang tidak masuk kerja akibat kebakaran yaitu sebesar Rp. 9.027hari 1997 dan Rp. 14.416hari 2003. Dari total kerugian, persentase kerugian terbesar dari penduduk yang tidak masuk kerja dialami oleh Pegawai Swasta 37, Petani 28, Pegawai Negeri 26, Pedagang 7 dan Pegawai HTI 1, yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan perhari dan jumlah hari tidak kerja. Artinya semakin besar tingkat pendapatan dan semakin lama tidak masuk kerja maka nilai kerugian penduduk tidak kerja akibat dampak asap kebakaran hutan akan semakin besar. 173 Tabel 32. Nilai Kerugian Ekonomi Penduduk Tidak Kerja Akibat Asap Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 1997 Periode Kebakaran Agustus - Desember 97 Kec. No Jenis Pekerjaan Jumlah Pekerja orang Jumlah Tdk Kerja 1 orang Upah harian th 1997 2 Rporghr Upah harian th 2003 2 Rporghr Lama Hari Tdk Kerja Hari Nilai 3 Kerugian Th. 1997 Rp Nilai 3 Kerugian Th. 2003 Rp 1 Peg. Negeri 157 35 20.000 30.000 5 3.540.599 5.310.898 2 Peg. Swasta 787 71 17.875 28.601 4 5.063.162 8.101.059 3 Petani 13.376 704 3.526 5.994 4 8.489.466 14.432.093 4 Pedagang 1.259 57 4.584 7.793 4 1.038.711 1.765.809 5 Peg. HPHHTI 126 28 21.450 32.176 2 1.215.159 1.822.738 Nanga Pinoh Jumlah 15.705 895 67.436 104.563 19 19.347.097 31.432.597 Sintang 1 Peg. Negeri 1247 312 25.000 37.500 5 38.979.347 58.469.020 2 Peg. Swasta 2401 600 21.450 34.321 4 51.505.271 82.408.433 3 Petani 8731 2.183 3.526 5.994 3 23.090.781 39.254.328 4 Pedagang 3118 780 5.994 10.190 2 9.346.269 15.888.657 5 Peg. HPHHTI 16 8 27.886 41.828 1 217.392 326.089 Jumlah 15.514 3.882 83.857 129.834 15 123.139.059 196.346.526 Belimbing 1 Peg. Negeri 82 18 16.667 25.000 5 1.465.107 2.197.660 2 Peg. Swasta 613 53 14.300 22.880 4 3.268.429 5.229.486 3 Petani 9200 396 3.173 5.395 4 5.021.464 8.536.489 4 Pedagang 296 13 3.879 6.594 4 197.759 336.190 5 Peg. HPHHTI - - - - - - Jumlah 10.191 479 38.019 59.869 17 9.952.759 16.299.826 Menukung 1 Peg. Negeri 66 16 15.000 22.500 4 950.700 1.426.050 2 Peg. Swasta 170 16 7.150 11.440 3 349.593 559.349 3 Petani 8790 422 4.231 7.193 2 3.570.640 6.070.089 4 Pedagang 274 13 4.584 7.793 2 120.362 204.616 5 Peg. HPHHTI 132 6 12.155 18.233 1 77.040 115.560 Jumlah 9.432 474 43.121 67.159 12 5.068.336 8.375.664 Ketungau 1 Peg. Negeri 42 10 15.000 22.500 4 622.452 933.678 Hulu 2 Peg. Swasta 85 8 7.150 11.440 3 178.025 284.840 3 Petani 8054 314 4.231 7.193 2 2.658.089 4.518.751 4 Pedagang 161 8 4.584 7.793 1 48.189 81.921 5 Peg. HPHHTI 127 6 12.155 18.233 1 75.661 113.491 Jumlah 8.469 347 43.121 67.159 11 3.582.415 5.932.680 Total 59.310 6.077 9.027 14.416 75 161.089.666 258.387.294 Rataan 11.862 1.215 9.027 14.416 3 40.269.125 64.309.261 Kabupaten 182.420 23.715 9.027 14.416 3 642.225.915 1.025.626.320 Keterangan: 1 Penduduk tidak kerja tingkat kabupaten diasumsikan sama dengan persentase di tingkat kecamatan sampel 5-23 tidak kerja atau rata-rata 13 2 Upah tenaga kerjahari dan lama hari tidak menurut jenis pekerjaan diasumsikan sama dengan kecamatan sampel dan kenaikan upah tenaga kerja tahun 1997-2003 rata-rata 50-70 sesuai indeks pendapatan 3 Kerugian Penduduk tidak masuk kerja perhari rata-rata Rp. 9.027orghari 1997 dan Rp. 14.416orghari 2003; Konversi kerugian dari areal terbakar 12.923 ha yaitu rata-rata Rp. 12464 ha 1997 dan Rp. 19.993ha 2003 174 Nilai kerugian tahun 1997 relatif lebih rendah dibanding kerugian rata-rata nasional yaitu Rp. 19.800orghari Bank Dunia, 1998 dalam UNDP dan KLH, 1998, maupun hasil perhitungan secara nasional sebesar Rp. 91.721ha Ruitenbeek dalam Glover dan Timothy, 1999. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan tingkat upah harian dan jumlah penduduk yang terkena dampak asap kerbakaran hutan dan lahan.

5.3.3. Gangguan Transportasi A. Angkutan Darat