Hilangnya Manfaat Langsung Sumberdaya H ng Sumberdaya Hutan

atau areal berdasarkan data Citra Landsat dan Peta Rawan Kebakaran Hutan tahun 19971998 serta informasi masyarakat atau pengusaha hutan; 4 menentukan letak lokasi pemukiman terhadap blok atau areal yang terbakar; 5 melakukan wawancara langsung kepada responden petani dan pengusaha hutan mengenai: pola pembukaan lahan, sistem pengendalian dini kebakaran, dan data sosial ekonomi yang mempengaruhi kebakaran hutan dan lahan. Sumber data primer dari petani dan perusahaan, sedang data sekunder

3.5.2. Kerugian Ekonomi Sumberdaya Hutan

utan akar, dan produk hutan b. onden pengusaha HTI Inhutani III antara lain berasal dari: peta kebakaran dan data laporan di kantor PUSDALKARHUTLA Laporan dan data Citra Landsat tahun 19971998, Badan Meteorologi dan Geofisika Sintang, Kecamatan Dalam Angka, Data ANDAL dan Rencana Karya Tahunan RKT dari HTI Finantara 1996 dan 2000 HTI Inhutani III 19961997 dan 19981999, Data Penanaman dari Perusahaan HTI Inhutani III dan Finantara Intiga dan lahan perkebunan TCSDP dan Lahan Masyarakat, peta dan potensi Taman Wisata Alam Baning UKSDA 1999-2001 maupun Taman Nasional Bukit Baka TNBB, 1999 dan 2002, dan Dinas Kehutanan Kalimantan Barat 1998 dan 2002.

A. Hilangnya Manfaat Langsung Sumberdaya H

a. Manfaat langsung sumberdaya hutan kayu, kayu b non-kayu. Jenis data yang diperlukan yaitu: 1 peta luas area kebakaran hutan; 2 potensi tegakan kayu dan hasil hutan non kayu lainnya; 3 Kemampuan masyarakat mengumpulkan kayu bakar, flora dan fauna; 4 biaya pembangunan HTIHPH yang terbakar; 5 harga kayu, kayu bakar dan produk hutan non-kayu per satuannya. Data tersebut dikumpulkan dari: 1 resp dan Finantara Intiga dan masyarakat sekitar pengguna hasil hutan 5 desa yaitu: Kebubu, Nanga Man, Nanga Kayan, Sei Seria dan Empura, 2 Dinas Kehutanan dan Perdagangan Kabupaten Sintang, 3 pedagang dan pengumpul hasil hutan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1 wawancara langsung dilapangan dengan menggunakan daftar pertanyaan, dan 2 pengumpulan data sekunder. 46

B. ng Sumberdaya Hutan

n hutan yang akan b. ehilangan fungsi hutan sebagai pengendali banjir dan penyedia c. apan karbon yaitu dengan menduga potensi karbon pada Hilangnya Manfaat Tidak Langsu a. Manfaat tidak langsung yang hilang atau kerugian kebakara dinilai dalam penelitian ini yaitu: 1 pengendali erosi tanah, 2 pengendali banjir, 3 penyedia air, dan 4 penyerapan karbon. Jenis data untuk menghitung kerugian kerugian fungsi hutan sebagai pengendali erosi: 1 peta luas area kebakaran hutan; 2 faktor erosivitas hujan; 3 faktor erodibilitas tanah; 4 panjang dan kemiringan lereng; 5 faktor pengelolaan tanaman; 6 faktor pengelolaan tanah; 7 harga pupuk Urea, TSP, dan KCl. Verifikasi dampak erosi akibat kebakaran hutan dibandingkan antara pendugaan erosi aktual USLE sebelum dan setelah kebakaran. Pengumpulan data dengan cara studi literatur, pengumpulan data sekunder, observasi lapangan, dan wawancara responden. Sumber data: 1 Badan Meteorologi dan Geofisika, Dinas Kehutanan TNBB dan BKSDA, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sintang, 2 pengusaha HTI dan responden masyarakat. Perhitungan k air menggunakan metode rasional pendekatan aliran permukaan. Data yang diperlukan yaitu: 1 luas areal terbakar, 2 koefisien aliran permukaan, 3 jumlah curah hujan tahunan, 3 jumlah aliran permukaan, dan 4 kesediaan masyarakat untuk membayar agar tidak terjadi banjir, 5 harga air permeterkubik. Sumber data: 1 Badan Meteorologi dan Geofisika, Dinas Kehutanan TNBK dan BKSDA, dan kantor PDAM Kabupaten Sintang, 2 Dinas Pengairan dan Irigasi, 3 Jawatan Topografi Angkatan Darat, 3 Perusahaan Finantara Intiga dan Inhutani III, serta 4 masyarakat sekitar lokasi kebakaran. Perhitungan penyer tanaman dengan menggunakan persamaan Allometric dari Brown 1997 untuk jenis tanaman kayu atau pohon. Pendugaan manfaat tanaman perkebunan dalam penyerapan karbon menggunakan persamaan allometric menurut jenis tanaman. Untuk tanaman karet dan akasia mangium menggunakan persamaan yang telah diteliti oleh Tampubolon et al. 2001; tanaman pinus merkusii menggunakan persamaan yang digunakan oleh 47 Hendra 2002; dan untuk tanaman sawit mennggunakan persamaan yang dihasilkan oleh Soekisman dan Mawardi 2001. Sebagai pembanding digunakan pendekatan jumlah pelepasan karbon akibat d. arbon stock . Hilangnya Manfaat Sumberdaya Hutan Fungsi Keanekaragaman Hayati, . lue nilai yang tidak dikonsumsi b. bequest value kebakaran hutan dan lahan tahun 1997 di Indonesia sebesar 27,21 ton Cha EEPSEA dan WWF, 1998 dalam Glover and Timothy, 1999. Data yang diperlukan untuk perhitungan potensi karbon k menurut Hairiah et al. 2001 yaitu: 1 diameter pohon, 2 tinggi pohon yang terbakar, 3 kerapatan kayu per pohon, 4 jumlah rata-rata pohon yang terbakar perhektar, 5 luas areal hutan yang terbakar, dan 3 nilai karbon per ton. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan dan data sekunder, serta pendekatan transfer manfaat transfer benefit dari kondisi hutan yang sejenis yang diperoleh dari studi literatur. C dan Keberadaan Habitat non use value Sumberdaya hutan yang bersifat non use va a langsung atau manfaat potensial meliputi: konservasi keanekaragaman hayati, dan spesies langka, dan habitat. Nilai potensial yang tidak dimanfaatkan dari sumberdaya hutan ini diukur atas dasar nilai pilihan option value, nilai warisan bequest value dan nilai keberadaan existence value . Data yang diperlukan untuk mengukur manfaat nilai pilihan yaitu: 1 manfaat pilihan rata-rata perhektar hutan dari setiap responden, 2 luas areal hutan yang terbakar, dan 3 biaya konservasi keanekaragaman hayati capture biodiversity. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan mengenai kesediaan membayar responden. Data yang diperlukan untuk mengukur manfaat nilai warisan dan nilai keberadaan hutan existence value yaitu: 1 nilai manfaat warisan dari habitat satwa dan flora fauna perhektar hutan dari setiap responden, 2 nilai manfaat keberadaan habitat, spesies langka, flora fauna endemik perhektar hutan dari setiap responden, dan 3 luas areal hutan yang terbakar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan mengenai kesediaan membayar responden. Sebagai pembanding, nilai keberadaan hutan perhektar didasarkan pada studi literatur dengan metode 48 transfer benefit , hasil penelitian EEPSEA dan WWF 1998; Costanza et al. 1997 dalam Glover dan Timothy 1999. .5.3. Kerugian Ekonomi Lahan Perkebunan a luas area kebakaran lahan b. unan dalam penyerapan karbon c. tock yaitu: .4. Biaya PengendalianPemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan atau pemada 3 a. Data erosi yang diperlukan yaitu: 1 pet perkebunan; 2 faktor erosivitas hujan; 3 faktor erodibilitas tanah; 4 panjang dan kemiringan lereng; 5 faktor pengelolaan tanaman; 6 faktor pengelolaan tanah; 7 harga pupuk Urea, TSP, dan KCl. Verifikasi dampak erosi akibat kebakaran lahan perkebunan dibandingkan antara pendugaan erosi aktual USLE sebelum dan setelah kebakaran. Pengumpulan data dengan cara studi literatur, pengumpulan data sekunder, observasi lapangan, dan wawancara dengan responden. Sumber data yaitu: 1 Badan Meteorologi dan Geofisika, Dinas Perkebunan dan Pertanian, Pengelola TCSDP, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sintang, serta 2 pengusaha kebun dan responden masyarakat. Pendugaan hilangnya fungsi tanaman perkeb menggunakan persamaan allometric menurut jenis tanaman. Untuk tanaman karet dan akasia mangium menggunakan persamaan yang telah diteliti oleh Tampubolon et al. 2001; tanaman pinus merkusii menggunakan persamaan yang digunakan oleh Hendra 2002; dan tanaman sawit menggunakan persamaan yang dihasilkan oleh Soekisman dan Mawardi 2001. Data yang diperlukan untuk perhitungan potensi karbon karbon s 1 diameter tanaman perkebunan, 2 tinggi tanaman yang terbakar, 3 jumlah rata-rata tanaman terbakar perhektar, 4 luas areal kebun yang terbakar, dan 5 nilai karbon per ton. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan dan data sekunder, serta pendekatan transfer manfaat transfer benefit dari kondisi tanaman perkebunan sejenis yang diperoleh dari studi literatur. 3.5 Data yang diperlukan untuk mengetahui biaya pengendalian man kebakaran hutan dan lahan yaitu: jumlah bantuan dana pengendalian 49 kebakaran hutanhektar, jumlah tenaga kerja perhari perhektar yang digunakan untuk memadamkan api, dan lama kebakaran. Pengumpulan data primer melalui wawancara dengan pengusaha dan masyarakat, dan data sekunder dari PUSDALKARHUTLA, Dinas Kehutanan Sintang dan Kalimantan Barat.

3.5.5. Kerugian Ekonomi Kerusakan Tanaman Perkebunan dan Pertanian