Kajian Pebelajar E-Learning SMA

44 pembangunan daerah setempat. Pemahaman di atas menurut Mulyasa 2003: 5 mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum muatan lokal pada hakekatnya untuk menjembatani kesenjangan antara peserta didik dengan lingkungannya. c. Kedudukan Muatan Lokal di Dalam Kurikulum 2013 Berdasarkan PERMENDIKBUD Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum pedoman pengembangan MULOK pada pasal 77P menyatakan bahwa pada kabupaten atau kota pada satu provinsi sepakat untuk menetapkan satu mulok yang sama. Selain itu muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri danatau bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain danatau pengembangan diri, dan alokasi waktu adalah 2 jam per minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran khusus. Adapun mengenai isi dan pengembanganya merupakan kewenangan satuan pendidikan dan daerah masing-masing. d. Ruang Lingkup Muatan Lokal Menurut Arikunto 2000:54 ruang lingkup penerapan muatan lokal adalah sebagai berikut: 1 Muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa asing, kesenian daerah, ketrampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat dan pengetahuan tentang karateristik linkungan sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. 45 2 Muatan lokal wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, baik pada pendidikan umum, pendidikan kejuruan maupun pendidikan khusus. 3 Lingkup wilayah berlakunya kurikulum muatan lokal hanya pada satu kabupatenkota atau beberapa kabupatenkota tertentu dalam suatu propinsi yang memiliki karakteristik yang sama atau pada seluruh kecamatan dalam suatu kabupatenkota yang memiliki karaktristik yang sama. Gambar 2. Lingkup Kurikulum Muatan Lokal Dari segi komponen kurikulum muatan lokal di atas, Arikunto dan Sumiyati 1996: 47 merangkum beberapa aspek kedalam lingkup inti tujuan dari muatan lokal yaitu tercapainya keterampilan dasar yang meliputi matematika, konsep IPA, bahasa Indonesia, dan sebagainya serta keterampilan hidup.