Apakah sekolah melakukan analisis kebutuhan sebelum menerapkan E-Learning

121 Wawancara 2 Nama : Setyo Amrih Prasojo, S.Pd. Waktu : 21 November 2016 Jabatan : Pengelola Program E-Learning Muatan Lokal Bahasa Jawa 1. Apa yang melatarbelakangi program E-Learning Bahasa Jawa di SMA Negeri 2 Bantul? Untuk menyikapi keadaan siswa dimana ketika diajak belajar Bahasa Jawa itu kesan pertamanya adalah kuno dan tidak gaul kemudian muncul stigma bahwa belajar Bahasa Jawa itu menjadi malas. Oleh karena itu saya mencari solusi ternyata yang paling efektif itu ketika pembelajaran dibawa ke ranah IT, kemudian saya tanamkan kedalam mindset mereka bahwa apapun pembelajarannya mampu dioptimalkan melalui pendekatan IT. Kemudian mengapa diterapkan E-Learning? karena saya menilai sangat disayangkan disaat jaman sudah modern ini peran media elektronik seperti gadget dan laptop tidak digunakan secara maksimal untuk keperluan pembelajaran. Selain itu alasan lain adalah saat ini siswa dinilai sudah siap dengan ketersediaan sarana mereka sendiri yang sudah mampu membawa alat seperti laptop dan smartphone.

2. Nah setelah ada latarbelakang tentu ada tujuan diadakannya sistem E- Learning

ini pak, nah kira-kira bisa dijelaskan? Untuk tujuan umumnya ya mempermudah belajar anak, kemudian sebenarnya ada tujuan khusus yaitu menciptakan literatur mulok Bahasa Jawa. Kenapa? karena saya termotivasi, aksara kita ini Aksara Jawa sudah go internasional lho buktinya di sistem operasi Windows 8 keatas itu sudah ada unicodenya tinggal diaktifkan saja kita sudah bisa pakai. Selain itu tugas saya sebagai ketua MGMP guru Bahasa Jawa se DIY sudah menjadi tanggungjawab saya di jaman yang serba IT ini kurikulumnya juga integrasi untuk menggencarkan E-Learning kepada guru-guru lain. Nah itu 122 diluar tujuan struktur kurikulum pembelajaran lho ya, kalau secara formal di RPP itu sudah jelas saya tidak bisa menjabarkan terlalu banyak

3. Bagaimana tahap analisis kebutuhan pada perencanaan program E- Learning

Bahasa Jawa di SMA? Tahap awal siswa saya arahkan ke Lab TIK untuk melakukan pretest yang berisikan kuisioner untuk menggiring opini siswa. Selain itu kuisioner berfungsi juga untuk mendata ketersediaan perangkat milik siswa, sebagai contoh misal pada kelas XI Reguler berapa anak yang sudah membawa laptop ke sekolah atau berapa anak yang sudah memiliki smartphone entah itu berbasis android, windows phone atau bahkan iOS sekalipun tidak masalah. Hal ini sudah menjadi modal yang cukup besar untuk saya agar mampu menerapkan E-Learning baik di kelas, di lab ataupun di rumah. 4. Siapakah yang menjadi sasaran program E-Learning Bahasa Jawa di SMA Negeri 2 Bantul? Ya semua jenjang yang saya ampu, dalam hal ini lebih khusus untuk kelas X dan kelas XI yang saya arahkan pendekatan pada penerapan pembelajaran E-Learning .

5. Bagaimana kualifikasi dan kompetensi pendidik di dalam program E- Learning

Bahasa Jawa SMA Negeri 2 Bantul? Menurut saya pribadi nggak ada atau belum ada spesifikasi khususnya, E- Learning ini kan masih sebatas metode saya sendiri. Diluar ini ya saya nggak tahu, tapi saya tidak menyinggung staff yang lainnya apakah menggunakan metode yang sama atau tidak. 6. Berapa orang pendidik yang mengajar muatan lokal Bahasa Jawa di sekolah ini? Setahu saya ada 3 orang. Saya mengampu 6 kelas X IPA dan 6 kelas XI IPA, Pak Bekti itu semua kelas IPS kelas 7 IPA kelas X sampai XII, nah Pak Arif untuk kelas IPA 1-6 XII.