Apa saja faktor pendukung yang bapak rasakan dan alami selama menggunakan E-Learning?

134 Lampiran 5. Catatan Lapangan Catatan lapangan: No. 1 PengamatanWawancara : PW Waktu: Senin 10 Oktober 2016, 13.15 – 14.45 WIB Disusun: 22.15 WIB Tempat: Kelas XI CI SMA Negeri 2 Bantul Subjek Penelitian: Siswa Kelas XI CI MIA Pendidik: Pak Amrih Deskriptif : Pukul 13.15 WIB siswa kelas XI CI bersiap di kelas untuk memulai pembelajaran jam ke-8. Sebelum pembelajaran dimulai, ketua kelas mengkondisikan siswa untuk merapikan tempat duduk dan berdo’a. Sebelum materi pelajaran dimulai, Pak Amrih sebagai guru membuka dengan salam kemudian memberikan apersepsi mengenai muatan lokal bahasa Jawa. Apersepsi yang diberikan mengenai pengertian-pengertian umum yang mudah dimengerti siswa seperti perbedaan dalam pengejaan aksara Jawa dengan huruf latin. Untuk menarik perhatian siswa, guru juga menggunakan multimedia video salah satunya “Hyolin Sistar ” sebagai penjelas materi yang akan disampaikan yaitu tentang perbedaan pelafalan dalam suatu bahasa. Pembelajaran kali ini, siswa ditugaskan untuk mencoba submit secara online jawaban pre-test untuk ujian CBT pada pertemuan yang akan datang. Kegiatan pembelajaran E-Learning dikelas terbagi menjadi dua sesi, pertama guru menjelaskan materi dengan bantuan multimedia selanjutnya membuka post-test pembelajaran. Pukul 13.40 pembelajaran inti dimulai, guru bertindak sebagai fasilitator student centered dengan memberikan garis-garis besar materi yang akan keluar pada soal-soal tes. Siswa dituntut secara aktif untuk mengeksplorasi materi baik dari sumber buku maupun internet, bantuan yang paling sering dibutuhkan adalah enkripsi-dekripsi penulisan unicode aksara Jawa yang di submit pada sistem E-Learning yang telah dirancang sebelumnya. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa sangat intensif begitu pula antar siswa dengan siswa. Perangkat yang digunakan siswa terdiri dari laptop dan ponsel pintar. Selama pembelajaran inti berlangsung beberapa siswa terlihat menggunakan ponsel bukan untuk kepentingan pembelajaran, ada pula yang membuat forum diskusi kecil tentang pelajaran Bahasa Jawa. Pak Amrih terus menerus memberikan pengarahan kepada siswa selama pembelajaran berlangsung, sesekali guru menegur siswa yang tidak kondusif untuk tenang. Pukul 14.10 Pak Amrih memulai post-test sebagai pijakan awal tes pembelajaran model CBT, tes dilakukan secara online asynchronous karena hanya dilakukan di kelas dengan perangkat yang variatif. Guru menggunakan laptop melalui portal situs web E- 135 Learning untuk membuka sesi tes sedangkan siswa ada yang menggunakan laptop ada pula yang menggunakan ponsel untuk mengakses situs web portal E-Learning. Di akhir sesi post-test yang dilakukan guru memperlihatkan hasil jawaban siswa pada database dan mengoreksi bersama-sama cara penulisan dan tata bahasa sehingga mengevaluasi secara langsung. Pada akhir pembelajaran sekitar pukul 14.40 guru memberikan kisi-kisi materi yang akan diujikan untuk tes yang akan datang dan memberikan motivasi supaya senantiasa mempelajari dan menerapkan ilmu muatan lokal bahasa Jawa pada kehidupan sehari-hari termasuk selama KBM berlangsung. Hal inilah yang menjadi acuan penilaian meliputi keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Reflektif: Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksanaan pembelajaran E-Learning di kelas XI CI berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa memberikan timbal balik terhadap materi yang diberikan oleh guru, merekapun tidak canggung dalam bertanya bila terdapat kesulitan. Selain itu para siswa terlihat sudah mampu menggunakan dan mengoperasikan perangkat mereka masing-masing dengan lancar serta mampu mengakses portal E-Learning dengan benar. Interaksi yang terjadi antar siswa terjalin sangat baik diindikasikan dengan adanya kelompok kecil dalam pembahasan materi, interaksi antara siswa dan guru pun juga baik sudah seperti “teman” sehingga siswa dengan leluasa bertanya dan berbagi informasi. Sepengamatan peneliti, guru yang bertindak sebagai fasilitator juga sudah mampu memberikan fasilitas sumber bahan ajar E-Learning dengan baik serta cekatan mengarahkan siswa saat suasana mulai tidak kondusif atau siswa yang mengalami kesulitan. Guru juga sudah mampu memberikan contoh-contoh kontekstual hubungan antara materi dengan peran di dunia nyata. Alokasi waktu yang diberikan guru kepada siswa juga telah digunakan secara maksimal sehingga tidak ada siswa yang terlambat submit kedalam sistem E-Learning. Kendala pembelajaran kali ini adalah masih terbatasnya sarana prasarana sehingga tidak dapat menggunakan lab yang sedang direnovasi, oleh karena itu siswa menggunakan perangkatnya masing-masing dan pembelajaran dilakukan di kelas. Disamping itu suasana kelas sempat tidak kondusif karena siswa berjalan- jalan membentuk kelompok kecil dan berbincang di luar materi namun guru masih mampu mengendalikan dan mengarahkan suasana diskusi kelas. Tugas yang terkumpul saat itu sebanyak 32 submit dari kelas XI CI.