66
Siswa bertindak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada perencanaan program
Siswa tidak dapat bertindak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada perencanaan program
Pendidik bisa mengajak siswa untuk aktif selama pembelajaran e-learning
Pendidik tidak bisa mengajak siswa untuk aktif selama pembelajaran e-learning
Pendidik bertindak sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan pada perencanaan program
Pendidik tidak dapat bertindak sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan pada perencanaan program
b. Faktor pendukung program Pihak sekolah tanggap untuk merespons dan
melestarikan faktor yang mendukung program Pihak sekolah tidak tanggap untuk merespons dan
melestarikan faktor yang mendukung program Faktor pendukung program lebih banyak
dibandingkan dengan faktor penghambat program
Faktor pendukung program lebih sedikit dibandingkan dengan faktor penghambat program
c. Faktor penghambat program Pihak sekolah tanggap untuk segera
memperbaiki masalah terkait dengan faktor penghambat program
Pihak sekolah tidak tanggap untuk segera memperbaiki masalah terkait dengan faktor
penghambat program Faktor penghambat program lebih sedikit
dibandingkan dengan faktor pendukung program
Faktor penghambat program lebih banyak dibandingkan dengan faktor pendukung program
4. Product a. Ketercapaian tujuan program
Meningkatkan kompetensi dan kreativitas pendidik dalam menggunakan teknologi
Belum meningkatnya kompetensi dan kreativitas pendidik dalam menggunakan teknologi
Memudahkan siswa dalam belajar Belum memudahkan siswa dalam belajar
Menciptakan literatursumber belajar dalam bentuk digital
Belum terciptanya literatursumber belajar dalam bentuk digital
Menciptakan komunikasi yang efektif antara sesama pendidik maupun siswa
Belum terciptanya komunikasi yang efektif antara sesama pendidik maupun siswa
Mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi di dalam pembelajaran
Belum diintegrasikannya teknologi informasi dan komunikasi di dalam pembelajaran
67
G.  Teknik Analisis Data
Sejalan dengan metode penelitian Baskara 2014: 45 teknik analisis yang digunakan oleh peneliti disini mengacu pada teori Miles and Huberman dalam
Sugiyono  2010:337  menyatakan  bahwa  aktivitas  dalam  analisis  data dilakukan secara interkatif dan dilakukan secara terus menerus hingga tuntas.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan ialah sebagai berikut, yaitu : 1.  Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan metode observasi dan wawancara. Peneliti melakukan analisis terhadap data yang didapat, jika
merasa data tersebut belum memuaskan, maka akan terus digali dan hingga diperoleh data yang dianggap kredibel.
2.  Reduksi Data Mereduksi data ialah proses merangkum, memilah dan memfokuskan
pada  hal-hal  yang  pokok  saja  terhadap  data  yang  sudah  diperoleh dilapangan,  karena  tidak  mungkin  untuk  menyajikan  keseluruhan  data.
Dengan  demikian,  data  yang  telah  direduksi  akan  memperjelas  dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
3.  Penyajian Data Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk uraian
singkat,  bagan,  korelasi  antar  kategori,  dan  penyajian  dengan  teks  yang bersifat naratif.
68 4.  Kesimpulan  Verifikasi
Langkah  terakhir  yang  dilakukan  oleh  peneliti  ialah  penarikan kesimpulan  dan  verifikasi.  Disini,  kesimpulan  masih  bersifat  sementara,
artinya bahwa kesimpulan yang disajikan masih bisa berkembang setelah penelitian dilapangan.
H.  Keabsahan Data
Teknik pengujian keabsahan data pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.  Triangulasi  adalah  teknik  pemeriksaan  keabsahan  data  yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Denzin Moelong, 2008:330 membedakan empat  macam  triangulasi  sebagai  teknik  pemerikasaan  yang  memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Penelitian  ini  menggunakan  triangulasi  metode,  yang  bisa  dijabarkan
sebagai pembanding data antara lain: 1.  Membandingkan hasil wawancara dari kepala sekolah, guru, pengelola atau
siswa dengan hasil observasi, atau sebaliknya. 2.  Membandingkan hasil wawancara dari kepala sekolah, guru, pengelola atau
siswa dengan dokumentasi cetak, foto dan digital atau sebaliknya. 3.  Membandingkan hasil observasi dengan dokumentasi cetak, foto dan digital
atau sebaliknya. 4.  Membandingkan hasil observasi, wawancara atau dokumentasi dengan teori
yang relevan.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Gambaran Umum 1.  Sejarah Singkat Tempat Penelitian
SMA Negeri 2 Bantul merupakan salah satu dari 19 sekolah negeri di kabupaten Bantul yang terletak di jalan RA. Kartini, Trirenggo, Bantul,
Yogyakarta. Pada awal berdirinya, SMA Negeri 2 Bantul bernama SMPP Negeri  44  Bantul.  Sekolah  ini  berdiri  sejak  tanggal  1  Januari  1976,  dan
mulai operasional pada tanggal 1 Februari 1976. Tanggal 1 Februari inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi SMA Negeri 2 Bantul. Pada
tahun 1985, SMPP 44 berganti nama menjadi SMA Negeri 2 Bantul. Saat  ini  SMA  Negeri  2  Bantul  memiliki  status  akreditasi  A,
dibandingkan  dengan  tahun  pertama  berdiri,  SMA  Negeri  2  Bantul mengalami kemajuan yang sangat signifikan. SMPP Negeri 44 pada awal
berdiri hanya membuka 2 kelas dengan 80 siswa, dan sekarang memiliki 27  kelas  dengan  719  siswa  yang  terbagi  dalam  programpeminatan  IPA
dan IPS. Sumber: Lampiran 6
2.  Visi dan Misi SMA Negeri 2 Bantul
Sebagai salah satu sekolah yang terus berkembang dan berprestasi, SMA Negeri 2 Bantul mempunyai visi dan misi, yaitu:
70
Visi :
“Terwujudnya SMADABA APIK SMA Negeri 2 Bantul yang Agamis, Peduli Lingkungan, Intelektual, dan berkepribadian Indonesia.”
Misi :
a.  Menciptakan suasana religius dalam semangat nasionalisme dan kekeluargaan.
b.  Mengembangkan sekolah yang memiliki sarana pembelajran berbasis teknologi dan informatika dalam suasana lingkungan yang asri, aman,
bersih, dan sehat. c.  Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih
lanjut, memiliki kecerdasan kompetensi untuk hidup mandiri, mampu bersaing di taraf regional, nasional, dan internasional, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta arif terhadap lingkungan. d.  Mencetak insan yang santun dalam perilaku sesuai kepribadian dan
budaya bangsa. Sumber: Lampiran 6
3.  Kurikulum SMA Negeri 2 Bantul
Struktur  dan  muatan  kurikulum  SMA  Negeri  2  Bantul  meliputi substansi  pembelajaran  yang  ditempuh  dalam  satu  jenjang  pendidikan
selama  tiga tahun  mulai  Kelas  X  sampai  dengan  Kelas  XII.  Pada  tahun ajaran  20162017,  SMA  Negeri  2  Bantul  menggunakan  dua  kurikulum
yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006.
71 Kurikulum yang digunakan untuk kelas X dan XI adalah Kurikulum
2013,  yang  terdiri  atas  peminatan  Matematika  dan  Ilmu  Alam  MIA, Ilmu  –  Ilmu  Sosial  IIS  dan  Lintas  Minat  yang  didasarkan  pada
pemilihan minat peserta didik. Kelas XII masih menggunakan kurikulum 2006.  Siswa  dikelompokkan  dalam  dua  program  yaitu  program  Ilmu
Pengetahuan Alam dan program Ilmu Pengetahuan Sosial. Sumber: Lampiran 6
4.  E-Learning Bahasa Jawa SMA Negeri 2 Bantul
Dalam  menghadapi  Digital Native Learners, guru  diharuskan mengatur  strategi  pembelajaran  yang  menarik  dengan  mengoptimalkan
sarana dan prasarana elektronik. E-Learning Bahasa Jawa di SMA Negeri 2 Bantul sengaja diterapkan karena memberikan beberapa manfaat yaitu
efektif, praktis, ekonomis, edukatif dan mudah digunakan baik oleh guru dan siswa.
Sistem  E-Learning  yang  digunakan  dalam  mata  pelajaran  Bahasa Jawa  adalah  internet,  dimana  penyimpanannya  menggunakan  cloud
storage dalam web hosting. Hal ini didasarkan untuk memudahkan guru,
siswa  dan  pengguna  lainnya  dalam  mengakses  konten  materi  pelajaran Bahasa Jawa itu sendiri. Dalam menunjang pembelajaran ini, E-Learning
Bahasa Jawa dikelola oleh 3 orang staff yaitu: a.  Aminnu Annafiyah sebagai pengelola website dan E-Learning sekolah
b.  Setya Amrih Prasaja sebagai pendidik dan pengemas content c.  Kholish Safri Wijaya sebagai pengelola hardware lab dan networking