31 c. Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri self
learning materials . Hal ini menuntut siswa untuk lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran student centered d. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer, kemudian ditunjang
dengan memanfaatkan jaringan komputer sehingga dapat di akses oleh pengajar dan pembelajar, atau siapa pun tidak terbatas waktu dan tempat
kapan saja dan dimana saja sesuai dengan keperluannya. Konten isi dari wujud E-Learning bisa berupa portal web ataupun LMS yang dikelola
oleh pengelola dan pendidik. e. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk
mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan, serta untuk memperoleh informasi atau materi lainnya.
Berdasarkan penjelasan karakteristik E-Learning di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran E-Learning bergantung sepenuhnya
terhadap kemajuan IPTEKS, sarana dan prasarana maupun kemampuan pengelola program pembelajaran.
5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran E-Learning
Menurut Bates dan Wulf dalam Munir 2009: 174 pemanfaatan pembelajaran E-Learning memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a. E-Learning mampu meningkatkan interaksi dalam pembelajaran enchance interactivity, maksudnya adalah pembelajaran E-Learning
memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh siswa untuk mendapatkan informasi materi ataupun konsultasi kepada fasilitator.
32 b. E-Learning mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan
saja time and place flexibility sehingga E-Learning bersifat fleksibel untuk memudahkan antar siswa maupun siswa dengan pendidik untuk
saling berkomunikasi. c. E-Learning memiliki jangkauan yang lebih luas potential to reach a
global audience . Syarat dari tingginya fleksibilitas tempat dan waktu
pada pembelajaran E-Learning yaitu dengan memanfaatkan koneksi internet
sehingga belajar dapat diakses oleh siapa, dimana dan kapan saja.
d. E-Learning mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran easy updating of content as well as archivable
capability . Perkembangan IPTEKS berperan penting dalam
pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar elektronik, oleh karena itu E-Learning
memudahkan pendidik dan siswa dalam mengakses literatur materi secara digital.
Tidak ada metode pembelajaran yang sempurna, Munir 2014: 219 memaparkan kelemahan E-Learning, antara lain:
a. Kurangnya interaksi langsung secara fisik antara pendidik dan siswa, hal ini bisa menghambat pembentukan sikap, nilai values, moral, atau
sosial dalam proses pembelajaran, sehingga tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
b. Ada kecenderungan lebih memperhatikan aspek teknis atau aspek bisniskomersial, dan mengabaikan aspek pendidikan untuk mengubah
33 kemampuan akademik, perilaku, sikap, sosial, atau keterampilan dari
pembelajar. c. Proses pembelajaran dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari
pada pendidikan apabila siswa atau pendidik awam terhadap pemanfaatan dan penggunaan teknologi, sehingga pendidik dituntut
mengetahui dan menguasai strategi, metode, atau teknik pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
d. Peralihan dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran elektronik membutuhkan kualifikasi pendidik yang tinggi, antara lain seperti
penguasaan strategi, metode, atau teknik pembelajaran yang berbasis TIK.
Berdasarkan pemaparan kelebihan dan kelemahan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran E-Learning tidak serta merta menjadi
metode program pembelajaran yang primer. Di dalam pemanfaatannya, diperlukan beragam kesiapan dan kualifikasi dari berbagai komponen,
sarana prasarana, motivasi siswa, dan kualifikasi pendidik yang tinggi.
6. Kriteria Keberhasilan Pembelajaran E-Learning
Semua metode pembelajaran mampu menghasilkan capaian yang maksimal terhadap tujuan pembelajaran apabila sesuai dengan konteksnya,
termasuk E-Learning. Baskara 2014: 32 mengemukakan bahwa dalam penerapan pembelajaran E-Learning, terdapat setidaknya enam komponen
yang menjadi tolak ukur keberhasilan, antara lain:
34 a. Kesiapan pendidik berarti pendidik harus memiliki kecakapan dalam
mengoperasikan hardware, seperti komputer dan internet dan kecapakan dalam mengolah pembelajaran virtual dengan sistem E-Learning. Selain
itu, pendidik juga diharuskan mampu berperan sebagai fasilitator yang bertugas untuk membantu siswanya yang merasa kesulitan serta
membutuhkan bantuan selama proses belajar. Menurut Bramble yang dikutip oleh Munir 2009: 63 menyebutkan beberapa keterampilan
yang harus dikuasai oleh seorang pendidik sebelum menggunakan multimedia komputer, yaitu:
1 Pendidik mempunyai kemampuan mengoperasikan dan memelihara hardware
yang digunakan dalam E-Learning. 2 Pendidik mempunyai kemampuan dalam memilih software yang
digunakan berupa portal atau website E-Learning. 3 Pendidik mempunyai kemampuan mengintegrasi pembelajaran
melalui komputer dalam kurikulum. 4 Pendidik mempunyai teknik, strategi maupun metode pembelajaran
dalam mendukung pembelajaran E-Learning. 5 Pendidik mempunyai kepekaan terhadap perkembangan teknologi
terkini up to date. b. Kesiapan siswa di dalam pembelajaran E-Learning terbagi menjadi dua
yaitu kesiapan secara teknis berupa kecakapan siswa dalam mengoperasikan komputer dan internet dan kesiapan personal berupa
kemandirian siswa selama belajar, kemampuan mengatur dirinya sendiri