Bagaimana kesiapan siswa sebelum menggunakan program E- Learning Bagaimana proses pelaksanaan program E-Learning Bahasa Jawa di dalam pembelajaran?

127 Wawancara 3 Nama : Setyo Amrih Prasojo, S.Pd. Waktu : 21 November 2016 Jabatan : Pendidik Muatan Lokal Bahasa Jawa 1. Apakah bapak pernah memakai E-Learning di dalam pembelajaran? Sebelum di SMA Negeri 2 Bantul ini dulu sudah pernah saya terapkan di SMA Negeri 1 Sanden sejak tahun 2010, jauh-jauh hari sebelumnya juga sudah saya terapkan di SMA 2 Wonosobo Cuma evaluasinya kan semakin kesini semakin enak karena kemajuan teknologinya terus berkembang. 2. Bagaimana proses pelaksanaan program E-Learning di dalam pembelajaran yang bapak selama ini selenggarakan? Setelah mempersiapkan sistemnya maka pada langkah pembelajaran selanjutnya di kelas mengubah mindset anak, ketika dalam pembelajaran jangan sampai merasa risih ketika berhubungan dengan perangkat digital. Biasanya saya siapkan materi dan menampilkan lewat LCD kemudian menyampaikan apersepsi materi menggunakan multimedia, untuk konten materi utama menggunakan referensi buku pegangan yang sudah saya tentukan dalam RPP. Untuk penilaiannya saya berdasarkan keaktifan anak, tugas yang dikumpulkan, pretest, post-test, tes sumatif dan formatif bervariasi lah intinya tergantung situasi kondisi kelas.

3. Metode apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran menggunakan E-Learning

? Apakah metode yang bapak pilih sudah relevan? Kalau saya sementara secara umum pakai student centered jadi siswa lebih saya aktifkan. Saya memantau dari jarak jauh kemudian saya amati perilaku mereka sehingga apabila mengalami kendala saya baru turun tangan, kalau belum ya biarkan anak mengeksplorasi sendiri pengetahuan mereka. Tapi itu fleksibel ya kan namanya metode belajar nggak ada yang sempurna, misalkan hari ini bisa diterapkan di kelas A ya belum tentu bisa diterapkan di kelas B atau pada pertemuan selanjutnya, itu tergantung kondisi anak. 128 Untuk beberapa kasus sudah relevan, umumnya juga relevan karena semua tergantung itu tadi guru kan selain harus bisa menguasai materi menurut saya dia justru harus bisa menguasai suasana kelas dalam artian psikologi anak disamping harus menguasai metode pembelajaran. Karena sebagus apapun metodenya seidealis apapun metode yang ingin diterapkan ketika tidak sesuai dengan suasana ya bubar. Biasanya kalo dalam pelajaran itu kalau anaknya males saya suruh ‘ayo buka akun facebook mu, coba ya nanti artikan kalian komentar di status yang saya buat dalam Aksara Jawa’ nah nanti kan anak-anak aktif lagi tu.

4. Bagaimana kesiapan siswa sebelum menggunakan program E- Learning

? Apakah sudah baik dan memenuhi kriteria? Ya seperti yang saya katakan sebelumnya, saat pretest kan disitu terdata setiap kelas berapa jumlah anak yang sudah membawa perangkat digitalnya sendiri ke sekolah entah laptop atau smartphone, tapi secara umum hampir 99 anak sudah siap untuk dilibatkan dalam pembelajaran E-Learning karena sudah membawa itu tadi. Selain itu kan jaman sekarang anak hampir dipastikan sudah mampu to memanfaatkan Microsoft Word, mengakses internet mencari materi jadi saya nggak kesulitan dalam mengarahkan mereka. 5. Bagaimana feedback atau respons yang diberikan siswa selama pembelajaran menggunakan E-Learning? Sepengamatan saya sih anak timbul rasa percaya diri karena belajar aksara secara modern, selain itu mereka jadi semangat belajar lagi karena dari yang sebelumnya berpikir bahwa Bahasa Jawa itu pelajaran yang terpinggirkan ternyata mampu dikemas secara menarik, ya jadi respon anak sih positif.

6. Media apa yang biasanya bapak gunakan untuk mengemas materi di E-Learning

? Alasannya apa? Biasanya saya kalau yang ditampilkan di layar secara umum ya tetep masih menggunakan metode presentasi autoplay studio jadi tampilannya seperti ebook walaupun basisnya sama seperti powerpoint tapi paling tidak