Bagaimana kualifikasi dan kompetensi sebagai pengelola program E- Learning

122 diluar tujuan struktur kurikulum pembelajaran lho ya, kalau secara formal di RPP itu sudah jelas saya tidak bisa menjabarkan terlalu banyak

3. Bagaimana tahap analisis kebutuhan pada perencanaan program E- Learning

Bahasa Jawa di SMA? Tahap awal siswa saya arahkan ke Lab TIK untuk melakukan pretest yang berisikan kuisioner untuk menggiring opini siswa. Selain itu kuisioner berfungsi juga untuk mendata ketersediaan perangkat milik siswa, sebagai contoh misal pada kelas XI Reguler berapa anak yang sudah membawa laptop ke sekolah atau berapa anak yang sudah memiliki smartphone entah itu berbasis android, windows phone atau bahkan iOS sekalipun tidak masalah. Hal ini sudah menjadi modal yang cukup besar untuk saya agar mampu menerapkan E-Learning baik di kelas, di lab ataupun di rumah. 4. Siapakah yang menjadi sasaran program E-Learning Bahasa Jawa di SMA Negeri 2 Bantul? Ya semua jenjang yang saya ampu, dalam hal ini lebih khusus untuk kelas X dan kelas XI yang saya arahkan pendekatan pada penerapan pembelajaran E-Learning .

5. Bagaimana kualifikasi dan kompetensi pendidik di dalam program E- Learning

Bahasa Jawa SMA Negeri 2 Bantul? Menurut saya pribadi nggak ada atau belum ada spesifikasi khususnya, E- Learning ini kan masih sebatas metode saya sendiri. Diluar ini ya saya nggak tahu, tapi saya tidak menyinggung staff yang lainnya apakah menggunakan metode yang sama atau tidak. 6. Berapa orang pendidik yang mengajar muatan lokal Bahasa Jawa di sekolah ini? Setahu saya ada 3 orang. Saya mengampu 6 kelas X IPA dan 6 kelas XI IPA, Pak Bekti itu semua kelas IPS kelas 7 IPA kelas X sampai XII, nah Pak Arif untuk kelas IPA 1-6 XII. 123

7. Bagaimana kesiapan siswa sebelum menggunakan program E- Learning

Bahasa Jawa? Secara lokalitas umum di SMA Negeri 2 Bantul berdasarkan pandangan saya sudah 99 untuk bisa kearah sana karena mungkin ada beberapa anak yang bisa jadi terkendala latar belakang ekonomi maka belum bisa membawa hp atau laptop seperti teman-temannya, ataupun yang memiliki latar budaya bukan asli Jogja. Tapi itu masih bisa ditolelir dengan ketersediaan lab TIK yang kebetulan di sekolah ini ada dua ruang. 8. Bagaimana kelengkapan dan spesifikasi sarana prasana penunjang pembelajaran E-Learning di SMA Negeri 2 Bantul? Secara pribadi anak dulu ya, sebenarnya seperti yang sudah saya bilang tadi asalkan membawa smartphone atau laptop itu sudah cukup menunjang anak untuk belajar E-Learning jadi tidak ada kekhasan yang harus terpenuhi misalkan harus Windows 10 atau sebagainya. Untuk kelas asal sudah tersedia LCD proyektor dan tercakup wifi saya rasa sudah cukup, kalau kita berbicara tentang E-Learning maka jaringan internet memang harus selalu on karena sistem yang saya gunakan ini tidak hanya offline tetapi juga menggunakan sistem online. Kalau lab lebih enak karena kalaupun offline kita tetap bisa main karena menggunakan sistem LAN karena E-Learning disini belum sampai dalam bentuk program software portable. Untuk kesiapan komputer di lab sudah disiapkan oleh teknisinya jadi tidak perlu mengatur kabel sehingga tinggal memanfaatkannya saja. 9. Bagaimana proses pelaksanaan program E-Learning Bahasa Jawa di dalam pembelajaran? Karena saya sebagai pendidik sekaligus pengelola sistem E-Learning ya yang saya gunakan tidak portable dalam artian bukan software, jadi ketika dikelas itu langsung action karena saya sudah siap dengan website pembelajaran. Ketika mengajar saya sambil membuka admin web kemudian saya upload saya posting kemudian tinggal bilang ke siswa ‘silahkan dicek….’. Persiapan yang paling awal memang diawal tahun ajaran ketika