Apakah bapak selalu mengirimkan RPP dan media yang sudah dibuat ke dalam E-Learning sekolah?
135 Learning
untuk membuka sesi tes sedangkan siswa ada yang menggunakan laptop ada pula yang menggunakan ponsel untuk mengakses situs web portal E-Learning.
Di akhir sesi post-test yang dilakukan guru memperlihatkan hasil jawaban siswa pada database dan mengoreksi bersama-sama cara penulisan dan tata bahasa
sehingga mengevaluasi secara langsung. Pada akhir pembelajaran sekitar pukul 14.40 guru memberikan kisi-kisi materi yang akan diujikan untuk tes yang akan
datang dan memberikan motivasi supaya senantiasa mempelajari dan menerapkan ilmu muatan lokal bahasa Jawa pada kehidupan sehari-hari termasuk selama KBM
berlangsung. Hal inilah yang menjadi acuan penilaian meliputi keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.
Reflektif:
Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksanaan pembelajaran E-Learning di kelas XI CI berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan
siswa memberikan timbal balik terhadap materi yang diberikan oleh guru, merekapun tidak canggung dalam bertanya bila terdapat kesulitan. Selain itu para
siswa terlihat sudah mampu menggunakan dan mengoperasikan perangkat mereka masing-masing dengan lancar serta mampu mengakses portal E-Learning dengan
benar. Interaksi yang terjadi antar siswa terjalin sangat baik diindikasikan dengan
adanya kelompok kecil dalam pembahasan materi, interaksi antara siswa dan guru pun juga baik sudah seperti “teman” sehingga siswa dengan leluasa bertanya dan
berbagi informasi. Sepengamatan peneliti, guru yang bertindak sebagai fasilitator juga sudah mampu memberikan fasilitas sumber bahan ajar E-Learning dengan
baik serta cekatan mengarahkan siswa saat suasana mulai tidak kondusif atau siswa yang mengalami kesulitan. Guru juga sudah mampu memberikan contoh-contoh
kontekstual hubungan antara materi dengan peran di dunia nyata. Alokasi waktu yang diberikan guru kepada siswa juga telah digunakan secara maksimal sehingga
tidak ada siswa yang terlambat submit kedalam sistem E-Learning. Kendala pembelajaran kali ini adalah masih terbatasnya sarana prasarana
sehingga tidak dapat menggunakan lab yang sedang direnovasi, oleh karena itu siswa menggunakan perangkatnya masing-masing dan pembelajaran dilakukan di
kelas. Disamping itu suasana kelas sempat tidak kondusif karena siswa berjalan- jalan membentuk kelompok kecil dan berbincang di luar materi namun guru masih
mampu mengendalikan dan mengarahkan suasana diskusi kelas. Tugas yang terkumpul saat itu sebanyak 32 submit dari kelas XI CI.
136 Catatan lapangan: No. 2
PengamatanWawancara : PW Waktu: Sabtu 15 Oktober 2016, 10.30 – 12.00 WIB
Disusun: 16.15 WIB Tempat: Kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 2 Bantul
Subjek Penelitian: Siswa Kelas XI MIPA 4 Pendidik: Pak Amrih
Deskriptif :
Pukul 10.30 WIB siswa kelas XI MIPA 4 sudah berada di dalam kelas dan bersiap untuk memulai proses pembelajaran jam ke-5. Pak Amrih bergegas
membuka jam pelajaran dengan salam pembuka. Sesaat setelah membuka jam pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan penugasan dalam bentuk pre-test yang
digunakan untuk ujian CBT pada pertemuan selanjutnya. Guru segera menugaskan siswa untuk mengerjakan gladhen atau latihan pre-test dari soal yang diunduh pada
portal E-Learning untuk dikerjakan tertulis. Hal ini dilakukan karena guru memiliki jadwal mengajar di kelas lain sehingga KBM kali ini adalah belajar mandiri self
regulated learning .
Pukul 11.05 guru mulai meninggalkan kelas dengan mengucap salam penutup, secara perlahan siswa mulai membentuk kelompok diskusi masing-
masing secara mandiri. Disaat yang hampir bersamaan suasana kelas mulai tidak kondusif, siswa sibuk berbincang diluar materi pembelajaran. Sepengamatan
peneliti, selama KBM berlangsung sebagian besar siswa menggunakan ponsel atau laptop untuk mengerjakan tugas pelajaran, ada yang mengerjakan tugas diluar
kelas, ada pula yang menggunakannya sebagai sarana hiburan mendengarkan musik atau bahkan menonton film. Disela-sela suasana yang tidak kondusif sempat terjadi
interaksi antara peneliti dengan seorang siswa menanyakan soal dari tugas cara membaca aksara Jawa. Pukul 11.55 sebelum bel berbunyi para siswa sudah banyak
yang meninggalkan kelas, pada akhir KBM ketua kelas juga tidak mengkondisikan para siswa untuk menutup kegiatan pembelajaran dengan do’a.
Reflektif:
Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksanaan pembelajaran E-Learning di kelas XI MIPA 4 berjalan cukup baik dengan berbagai pertimbangan. Hal ini
ditinjau dari keaktifan sebagian besar siswa terhadap konsekuensi tugas yang diberikan guru walaupun ada beberapa siswa yang tidak konsekuen terhadap tugas
yang diberikan. Para siswa terlihat sudah banyak yang mampu mengakses portal E- Learning
dengan benar dan mengerjakan soal menggunakan aksara Jawa. Interaksi yang terjadi antar siswa terjalin sangat baik ditunjukkan dengan
adanya kelompok kecil dalam pembahasan materi. Dalam kegiatan pembelajaran kali ini guru yang bertindak sebagai fasilitator sudah mampu memberikan informasi
dan sumber bahan ajar E-Learning yang baik, namun siswa itu sendiri tidak mampu menjaga suasana kelas agar tetap kondusif karena siswa terlalu sering bergantian
137 membentuk kelompok kecil.. Alokasi waktu yang digunakan siswa terlalu banyak
terbuang oleh diskusi-diskusi diluar konteks pelajaran bahasa Jawa. Kendala pembelajaran kali ini adalah terbatasnya waktu yang dimiliki oleh
guru dalam mengisi KBM sehingga suasana kelas tidak kondusif. Oleh karena itu banyak siswa yang tidak maksimal dalam menggunakan perangkatnya untuk
keperluan belajar bahasa Jawa.
138
Catatan lapangan: No. 3 PengamatanWawancara : PW
Waktu: Sabtu 15 Oktober 2016, 12.45 – 14.15 WIB Disusun: 18.15 WIB
Tempat: Kelas XI MIPA 6 SMA Negeri 2 Bantul Subjek Penelitian: Siswa Kelas XI MIPA 6
Pendidik: Pak Amrih
Deskriptif :
Pukul 12.45 bel sekolah berbunyi menandakan waktu istirahat telah selesai dan jam pelajaran ke-7 akan segera dimulai. Siswa kelas XI MIPA 6 masih ada yang belum
memasuki kelas untuk memulai pembelajaran. Lima menit kemudian Pak Amrih masuk kelas diikuti dengan siswa mengkondisikan dirinya masing-masing dan membuka jam
pelajaran dengan salam pembuka. Sesaat setelah membuka jam pelajaran dengan salam, guru menyampaikan apersepsi materi. Siswa ditugaskan oleh guru untuk mengerjakan
gladhen atau latihan pre-test dari soal yang terdapat pada portal E-Learning untuk diunduh
kemudian dikerjakan tertulis dan dikumpulkan di meja guru setelah jam pembelajaran selesai. Hal ini dilakukan karena guru memiliki keperluan untuk mendata MGMP sehingga
pertemuan KBM kali ini adalah belajar mandiri self regulated learning. Sebelum beranjak, Pak Amrih memberikan kalimat penutup “pada suka ya jamnya kosong? Kalau
kalian tidak mengerjakan tugas yang saya berikan maka saya tidak rugi tapi kalianlah yang rugi, apabila ada yang tidak mengerti silahkan ditanyakan atau didiskusikan karena
akan membantu kalian memahami materi yang akan datang. Paham yaa?” kemudian
mengakhiri pertemuan dengan salam. Pukul 13.10 guru mulai meninggalkan kelas, secara bertahap siswa yang sedang
selesai istirahat pada jam sebelumnya mulai memasuki kelas. Beberapa saat kemudian suasana kelas mulai tidak kondusif, siswa yang tidak mengerti tugas yang diberikan
membaur dan berbincang dengan siswa yang mulai mengerjakan tugas. Hal ini memicu ketua kelas untuk menuliskan dan berbicara di depan kelas mengenai tugas yang tadi
diberikan oleh guru, selanjutnya menugaskan siswa untuk mengumpulkan hasil pre-test secara kumulatif. Selama jam pelajaran berlangsung sempat terjadi kegaduhan karena ada
siswa yang menggunakan ponsel untuk mendengarkan musik sedangkan siswa lain yang sedang mengerjakan tugas tidak mampu berkonsentrasi, ada pula siswa yang justru bermain
kartu karena menunggu siswa lainnya selesai mengerjakan soal. Pukul 14.15 ketua kelas mengumpulkan hasil jawaban soal kemudian mengumpulkan ke meja guru, tugas yang
terkumpul terdiri dari 28 dari total 32 orang siswa. Reflektif:
Pak Amrih sebagai guru bahasa Jawa juga menjabat sebagai ketua MGMP Bahasa Jawa se-Provinsi DIY. Hal ini menjadi penyebab pada pembelajaran kali ini berjalan tanpa
guru sebagai fasilitator. Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksanaan pembelajaran E- Learning
di kelas XI MIPA 6 berjalan dengan cukup baik. Sama halnya dengan pembelajaran mandiri di kelas XI MIPA 4,
hal ini ditinjau dari keaktifan sebagian besar siswa terhadap konsekuensi tugas yang diberikan guru walaupun ada beberapa
siswa yang tidak konsekuen terhadap tugas yang diberikan ditunjukkan dengan adanya siswa yang tidak mengumpulkan tugas. Interaksi yang terjadi antar siswa
139 juga terjalin sangat baik ditunjukkan dengan adanya kelompok kecil.
Sepengamatan peneliti, guru yang bertindak sebagai fasilitator juga sudah mampu memberikan fasilitas
sumber bahan ajar E-Learning dengan baik. Guru juga berusaha untuk mengelola waktu yang diberikan antara tugas mengajar dengan konsekuensi sebagai ketua MGMP.
Kedala pembelajaran kali ini adalah
beberapa siswa terlalu sibuk dengan hiburan dari perangkat masing-masing, tidak mengumpulkan penugasan dan tidak
masuk kelas tepat waktu. Selain itu
terbatasnya sarana prasarana karena tidak dapat menggunakan lab yang sedang direnovasi, oleh karena itu siswa menggunakan
perangkatnya masing-masing dan pembelajaran dilakukan di kelas.
140
Catatan lapangan: No. 4 PengamatanWawancara : PW
Waktu: Kamis 27 Oktober 2016, 07.15 – 08.45 WIB Disusun: 18.15 WIB
Tempat: Kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 2 Bantul Subjek Penelitian: Siswa Kelas XI MIPA 5
Pendidik: Pak Amrih
Deskriptif :
Pagi itu pukul 07.05 bel masuk sekolah berbunyi, siswa kelas XI MIPA 5 mulai memasuki kelas diikuti oleh Pak Amrih menandakan waktu pelajaran jam pertama akan
segera dimulai. Pukul 07.15 bel sekolah kembali berbunyi menandakan jam pelajaran dimulai diikuti lagu Indonesia Raya melalui speaker yang ada pada setiap kelas. Pukul
07.18 guru membuka jam pelajaran dengan salam, kemudian menugaskan siswa untuk membuka halaman soal pre-test melalui portal E-Learning. Seperti yang diinformasikan
oleh guru “bagi yang menggunakan laptop ingat ya halaman soal bisa dibuka menggunakan browser Google Chrome, sedangkan yang menggunakan ini dengan
menunjukkan ponsel pakainya UC Browser Jangan terbalik”. Latihan soal ini masih open
book disampaikan oleh guru bertujuan untuk ujian CBT yang akan datang, sedangkan
materi didapatkan dari buku pedoman Bahasa Jawa. Selama pembelajaran berlangsung guru bertindak sebagai fasilitator karena siswa
dituntut aktif untuk memanfaatkan perangkat elektronik dalam mengeksplorasi materi baik dari literatur cetak maupun digital. Sepengamatan peneliti, kendala yang sering
dikonsultasikan kepada guru adalah cara mengetik Aksara Jawa yang benar pada perangkat laptop, hal ini disebabkan karena layout dan unicode Aksara Jawa berbeda dengan
keyboard pada umumnya yaitu US-Keyboard QWERTY. Pukul 07.35 suasana masih
kondusif, aktivitas siswa membentuk kelompok kecil hanya sebatas diskusi teman sebangku walaupun ada pula beberapa siswa yang keluar kelas untuk mengerjakan di depan
kelas. Dalam pembelajaran kali ini, guru memperbolehkan siswa keluar kelas untuk mengerjakan soal selama masih dalam pengawasan. Hal ini dikarenakan terbatasnya
konektivitas internet yang tersedia di sekolah sehingga beberapa perangkat yang dimiliki siswa tidak mampu terhubung dengan baik.
Pukul 07.51 siswa mulai membentuk kelompok kecil, pada tahap ini suasana kelas masih kondusif karena guru tetap memberi himbauan kepada siswa. Ada hal yang cukup
menarik peneliti yaitu ada seorang murid yang terkendala pada perangkat laptopnya tidak mampu membaca Aksara Jawa, kemudian guru membantu mulai dari menyediakan
instruksi pemasangan, menyetel konektivitas, memasang font Aksara Jawa hingga laptop tersebut mampu digunakan untuk membaca dan mengetik Aksara Jawa dengan baik. Dalam
hal ini guru sangat cekatan dan intensif dalam mempersiapkan dan menyediakan media pendukung selama pembelajaran E-Learning di kelas ketika membimbing kegiatan belajar
mengajar. Pada pukul 08.05 guru mulai memutar video musik beraliran campursari dengan
subtitle Aksara Jawa agar suasana kelas tidak jenuh, disamping itu untuk menarik siswa
intensif dalam belajar terbukti dari beberapa aktivitas siswa yang tadinya diluar kelas kemudian beranjak masuk kelas. Hal ini tentu memicu kelas untuk tidak kondusif, karena
beberapa murid ikut bernyanyi dan beberapa ada pula yang menonton video clip dari musik tersebut. Guru membiarkan suasana kelas berjalan dinamis sedangkan ia tetap mengawasi
141
kegiatan pembelajaran siswa, beberapa menit kemudian secara perlahan suasana mulai kondusif kembali seiring nada musik yang melambat. Pukul 08.43 guru meninjau siswa
apakah sudah selesai mengerjakan soal yang diberikan, kemudian guru menugaskan siswa apabila belum selesai dapat dilanjutkan dirumah dan mengakhiri pembelajaran dengan
salam pada pukul 08.45.
Reflektif:
Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksanaan pembelajaran E-Learning di kelas XI MIPA 5 berjalan dengan baik. H
al ini ditinjau dari kemampuan guru dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran, mengatur ritme kondisi suasana kelas dan
menyiapkan sumber bahan ajar dengan baik. Sedangkan kondisi siswa selama pelajaran cukup baik dilihat dari suasana kelas yang relatif kondusif sebagian besar
diciptakan oleh siswa sendiri. Interaksi antar siswa berjalan lancar dilihat dari terbentuknya kelompok diskusi kecil, sedangkan interaksi antara siswa dengan guru
juga terjalin dengan baik dilihat dari aktivitas siswa yang tidak canggung ketika meminta bantuan kepada guru ketika mengalami masalah. Mayoritas siswa sudah
mampu memanfaatkan perangkatnya secara maksimal untuk mengerjakan soal pre- test
yang disediakan oleh guru.
Kedala pembelajaran kali ini adalah sarana prasarana karena tidak dapat menggunakan lab yang sedang digunakan oleh kelas lain, oleh karena itu siswa
menggunakan perangkatnya masing-masing dan pembelajaran dilakukan di kelas. Selain itu ketersediaan konektivitas perangkat pada
beberapa siswa juga menghambat mereka dalam mengerjakan soal yang disediakan.
142
Catatan lapangan: No. 5 PengamatanWawancara : PW
Waktu: Selasa 1 November 2016, 13.00 – 14.30 WIB Disusun: 16.35 WIB
Tempat: Kelas XI MIPA 2 Lab TIK SMA Negeri 2 Bantul Subjek Penelitian: Siswa Kelas XI MIPA 2
Pendidik: Pak Amrih
Deskriptif :
Saat itu hari Selasa jam telah menunjukkan pukul 12.55 bel istirahat sekolah berbunyi manandakan dimulainya pelajaran jam ke 7, siswa kelas XI MIPA 2 mulai
memasuki kelas setelah selesai istirahat. Lima menit kemudian Pak Amrih masuk kelas dan membuka jam pelajaran dengan salam. Sebelum pelajaran dimulai beliau menanyakan
pada siswa “semua pada bawa laptop to? Berapa anak yang bawa?” kemudian beberapa siswa yang tidak membawa ada salah satu yang menyeletuk “wah kayaknya banyak nggak
bawa e pak soalnya tadi ada jam olahraga bawa barangnya banyak”. Setelah itu beliau
menghitung jumlah anak yang membawa ternyata tidak memenuhi kriteria, “yasudah yang membawa laptop sekarang dibawa ke lab komputer, ayo sekarang semua ke lab kita
pelajaran di sana” sehingga semua siswa diperintahkan menuju lab TIK agar pembelajaran
dilaksanakan di lab. Pukul 13.11 siswa sudah terkondisikan dalam 2 ruangan lab TIK yang terpisah tembok pembatas, Pak Amrih pun harus intensif berpindah ruang untuk
mengkondisikan siswa. Pada posisi ini, Pak Amrih yang bertindak sebagai pendidik sekaligus fasilitator
sedikit terkendala teknis ruangan Lab terlihat dari intensitas beliau berpindah dari ruang satu ke ruang lainnya yang terbatas tembok. Setelah memberikan apersepsi materi pada tiap
ruang, kegiatan inti pelajaranpun dimulai. Pukul 13.28 guru menugaskan murid untuk membuka pranala E-Learning yang berisi materi tetembangan Jawa “ayo do dibuka web
E-Learningnya, disitu sudah ada link silahkan kalian download kemudian diskusikan sama teman-teman. Nanti kalo sudah dipake buat menjawab soal yang bapak kasih”.
Seluruh siswa sibuk dengan komputerlaptopnya, kemudian setelah beberapa saat ada siswa yang
kebingungan “pak komputernya kok gak bisa konek internet ya?” secara sigap Pak Amrih datang menghampiri siswa tersebut dan mampu memperbaiki koneksi internet yang
bermasalah ternyata ada pada sambungan kabel LAN yang tidak terhubung dengan baik Selama pembelajaran di lab berlangsung, siswa yang membawa laptop
menggunakan perangkat mereka sendiri yang terhubung dengan wifi untuk mengakses E- Learning
sedangkan siswa yang tidak membawa laptop menggunakan komputer lab. Guru bertindak juga sebagai fasilitator karena siswa selalu dituntut aktif untuk memanfaatkan
perangkat elektronik dalam mengeksplorasi materi baik dari literatur cetak maupun digital. Sepengamatan peneliti, kendala yang dihadapi guru adalah mengatur dan mengarahkan
kelas, hal ini disebabkan karena siswa mulai berdiskusi sedangkan bentuk lab yang sedikit terpisah oleh tembok pembatas. Pukul 13.50 secara tiba-tiba listrik padam menyebabkan
semua komputer mati kecuali perangkat laptop yang dibawa oleh siswa, suasana sempat tidak kondusif karena aktivitas siswa terganggu ada pula beberapa siswa yang keluar lab
untuk melanjutkan diskusi. Dalam pembelajaran kali ini guru segera menghubungi pihak pengelola lab, ternyata beban listrik sekolah masih terbagi dengan gedung lain akibatnya
pendingin ruangan di lab terpaksa dimatikan sebagai konsekuensi pemakaian komputer lab.
143
Pukul 14.10 listrik baru kembali menyala, guru mulai mengkondisikan siswa lagi didalam lab. Pada tahap ini guru mengkondisikan kelas lagi pada tahap post-test materi,
guru mulai mengaktifkan pranala soal dan memberikannya pada siswa. Sembari siswa mengerjakan soal, guru memutar musik instrumen dengan suara pelan agar suasana kelas
tidak jenuh. Hingga pukul 14.25 akhirnya guru menutup sesi soal dan memberi tinjauan kepada siswa “ayo mengerjakan soalnya sudah ya mau tak tutup sesinya, buat yang belum
selesai orapopo ini baru uji coba aja, nanti nilainya bisa dicek di halaman ini setelah pulang sekolah untuk referensi besok ulangan”
kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan salam pada pukul 14.30.
Reflektif:
Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksanaan pembelajaran E-Learning di kelas XI MIPA 2 berjalan dengan baik walaupun kurang lancar. H
al ini ditinjau dari kemampuan guru dalam mengatasi masalah yang terjadi selama pembelajaran,
mengatur ritme kondisi suasana kelas atau lab dan menyiapkan sumber bahan ajar dengan baik. Sedangkan kondisi siswa selama pelajaran cukup baik dilihat dari
suasana lab yang relatif kondusif walaupun terbagi kedalam dua ruangan justru menjadi keuntungan sendiri sekaligus hambatan bagi guru. Interaksi antar siswa
sangat baik dilihat dari terbentuknya kelompok diskusi kecil secara mandiri yang masing-masing kelompok memiliki seorang siswa yang menggunakan laptop,
sedangkan interaksi antara siswa dengan guru juga terjalin dengan baik dilihat dari aktivitas siswa yang tidak canggung ketika meminta bantuan kepada guru ketika
mengalami masalah. Mayoritas siswa sudah mampu memanfaatkan komputer secara maksimal untuk mengerjakan soal post-test yang disediakan oleh guru.
Kedala pembelajaran kali ini terdapat pada sarana prasarana karena listrik lab yang sedang digunakan tidak bisa digunakan secara maksimal, oleh karena itu banyak waktu
terbuang sia-sia saat listrik padam sehingga siswa menggunakan perangkat laptop dalam masing-masing kelompok kecil.
144
Catatan lapangan: No. 6 PengamatanWawancara : PW
Waktu: Sabtu 5 November 2016, 07.15 – 08.45 WIB Disusun: 10.35 WIB
Tempat: Lab TIK SMA Negeri 2 Bantul Subjek Penelitian: Siswa Kelas XI MIPA 3
Pendidik: Pak Amrih
Deskriptif :
Akhir minggu ini hari Sabtu tanggal 5 November 2016 pukul 07.05 bel masuk sekolah berbunyi, Pak Amrih memberitahu saya melalui Whatsapp bahwa pembelajaran
pagi ini tidak jadi dilaksanakan di lab TIK karena sedang ada renovasi. Siswa sudah siap di kelas diikuti Pak Amrih kemudian memberikan salam, seperti rutinitas sekolah biasanya
pukul 07.15 secara otomatis memutarkan lagu Indonesia Raya melalui speaker yang terdapat di setiap ruangan kelas. Sebelum pelajaran dimulai beliau menginformasikan pada
siswa bahwa pembelajaran di lab kali ini dibatalkan “pelajaran hari ini nggak jadi di lab karena baru mau di renovasi”
kemudian melanjutkannya dengan pemberian apersepsi materi. Selama penyampaian materi itu beliau sempat menanyakan kepada siswa apakah
sejauh ini perangkatnya ada yang mengalami error atau tidak dalam mengenali Aksara Jawa.
Dibarisan depan ada siswa laki-laki yang bertanya pada guru apakah iOS 9 dapat mengenali Aksara Jawa, selanjutnya Pak Amrih mendatangi dan mengecek hp siswa
tersebut dan mengatur perangkat tersebut agar siap digunakan. Pukul 07.30 penyampaian materi intipun dimulai tanpa melalui apersepsi materi yang terlalu lama, kali ini materi
yang diberikan mengenai tatabahasa dalam percakapan Bahasa Jawa. Guru juga memberikan contoh melalui media audio video untuk mempermudah siswa dalam
memahami materi. Kemudian siswa ditugaskan untuk berpasangan dengan teman sebangku dan mempraktekkan percakapan sederhana menggunakan Bahasa Krama. Setelah selesai,
pukul 08.00 Pak Amrih memberikan post-test yang terdapat pada sistem E-Learning berjumlah 25 soal essay yang terdiri dari soal percakapan sehari-hari, siswa diwajibkan
menjawab pertanyaan menggunakan Aksara Jawa juga. Selama tes berlangsung, banyak siswa yang berjalan-jalan untuk diskusi dengan
teman lainnya. Salah satu siswa ada yang bertanya kepada peneliti karena tidak mengerti bentuk aksara yang menurutnya asing, kemudian peneliti bantu sebisa mungkin sampai ia
mampu memahami pertanyaan yang ditulis dengan Aksara Jawa tersebut. Pukul 08.43 guru mulai menutup sesi soal, beberapa siswa ada yang meminta tambahan waktu. Pak Amrih
kemudian memberikan dispensasi waktu sampai pukul 08.50 sampai semua siswa selesai mengerjakan essay, akhirnya pukul 08.52 guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Reflektif:
Berdasarkan pengamatan peneliti, proses pelaksanaan pembelajaran E-Learning di kelas XI MIPA 3 berjalan dengan baik dengan beberapa alasan. H
al ini ditinjau dari sumber bahan ajar yang sudah disiapkan dengan baik oleh guru. Sedangkan kondisi
siswa selama pelajaran belum cukup baik dilihat dari suasana kelas yang relatif kurang kondusif walaupun guru sudah mencoba mengkondisikan siswa terutama
saat mengerjakan soal. Interaksi antar siswa secara umum sudah baik dilihat dari terbentuknya percakapan sebangku, sedangkan interaksi antar siswa dengan guru
145 juga sudah baik walaupun ada beberapa siswa yang masih canggung untuk
bertanya. Mayoritas siswa sudah mampu memanfaatkan perangkatnya secara maksimal baik hp atau laptop untuk mengerjakan soal yang disediakan oleh guru.
Kedala pembelajaran kali ini terdapat pada siswa yang belum mampu kondusif secara maksimal, oleh karena itu guru hanya mampu menangani situasi tertentu saja
sehingga beberapa siswa yang sebenarnya memiliki kendala menjadi canggung untuk bertanya. Selain itu kendala diatas juga mengakibatkan keterbatasan waktu mengerjakan
soal sehingga
beberapa siswa sempat belum selesai mengerjakan.
146
Lampiran 6. Profil SMA Negeri 2 Bantul
PROFIL SMA NEGERI 2 BANTUL
NPSN : 20400381
NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 2 BANTUL
STATUS SEKOLAH : NEGERI
ALAMAT SEKOLAH : JL. RA. KARTINI NO. 1
DESAKELURAHAN : TRIRENGGO
KECAMATAN : BANTUL
KABUPATEN : BANTUL
PROVINSI : D.I. YOGYAKARTA
TELEPON : 0274 367309
2016
147
PROFIL SEKOLAH SMA NEGERI 2 BANTUL